Peredaran Uang saat Lebaran Diperkirakan Mencapai Rp67 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peredaran uang di daerah di saat momen Lebaran diperkirakan mencapai Rp67 triliun. Perkiraan itu didasarkan pada kenaikan mobilitas masyarakat yang mendorong belanja saat Lebaran.
"Pembayaran THR (tunjangan hari raya) tanpa dicicil akan digunakan oleh masyarakat untuk mengirimkan sebagian uang ke sanak saudara di desa," tegas Direktur Celios Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Sindonews, Senin (17/4/2023).
Bhima berpandangan, kondisi tersebut tentu akan berbeda dengan puncak pandemi Covid-19 sebelumnya. Saat Ramadan dan jelang Lebaran tahun ini, tutur dia, perusahaan sudah mampu membayar THR secara penuh sehingga menjadi penyebab naiknya uang beredar.
"Kenaikan uang beredar juga dipicu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif," ujarnya.
Menurut Bhima, daerah yang perputaran uangnya tinggi selama Lebaran adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta Sumatra Utara, Sumatra Barat hingga Sulawesi Tenggara. Di daerah yang akan dilalui pemudik atau tujuan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali pun terjadi kenaikan uang beredar.
Bhima menilai, sektor usaha yang tumbuh tinggi dan mendapatkan dampak positif dari momen Lebaran adalah jasa transportasi, ritel, makanan minuman, penyediaan rest area, pakaian jadi, dan perhotelan.
Menurut Bhima, konsumsi rumah tangga pun bisa tumbuh 5,5% di kuartal ke II 2023. Jadi selama Lebaran sumbangan konsumsi rumah tangga akan mendongkrak ekonomi sepanjang tahun.
"Porsi konsumsi rumah tangga pun relatif tinggi dikisaran 55-57% dari PDB. Tidak sedikit rumah tangga yang siapkan konsumsi 2-3 bulan sebelum Lebaran," ungkapnya.
Dia berharap momen Lebaran tahun ini menjadi titik balik dari tekanan pandemi dalam tiga tahun terakhir. Banyak UKM di daerah juga tidak sabar menanti efek Lebaran. Apalagi para pelaku UKM merekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan Lebaran pra-pandemi.
"Pembayaran THR (tunjangan hari raya) tanpa dicicil akan digunakan oleh masyarakat untuk mengirimkan sebagian uang ke sanak saudara di desa," tegas Direktur Celios Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Sindonews, Senin (17/4/2023).
Bhima berpandangan, kondisi tersebut tentu akan berbeda dengan puncak pandemi Covid-19 sebelumnya. Saat Ramadan dan jelang Lebaran tahun ini, tutur dia, perusahaan sudah mampu membayar THR secara penuh sehingga menjadi penyebab naiknya uang beredar.
"Kenaikan uang beredar juga dipicu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif," ujarnya.
Menurut Bhima, daerah yang perputaran uangnya tinggi selama Lebaran adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta Sumatra Utara, Sumatra Barat hingga Sulawesi Tenggara. Di daerah yang akan dilalui pemudik atau tujuan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali pun terjadi kenaikan uang beredar.
Bhima menilai, sektor usaha yang tumbuh tinggi dan mendapatkan dampak positif dari momen Lebaran adalah jasa transportasi, ritel, makanan minuman, penyediaan rest area, pakaian jadi, dan perhotelan.
Menurut Bhima, konsumsi rumah tangga pun bisa tumbuh 5,5% di kuartal ke II 2023. Jadi selama Lebaran sumbangan konsumsi rumah tangga akan mendongkrak ekonomi sepanjang tahun.
"Porsi konsumsi rumah tangga pun relatif tinggi dikisaran 55-57% dari PDB. Tidak sedikit rumah tangga yang siapkan konsumsi 2-3 bulan sebelum Lebaran," ungkapnya.
Dia berharap momen Lebaran tahun ini menjadi titik balik dari tekanan pandemi dalam tiga tahun terakhir. Banyak UKM di daerah juga tidak sabar menanti efek Lebaran. Apalagi para pelaku UKM merekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan Lebaran pra-pandemi.