Bukan Krisis atau PHK yang Bikin Kita Miskin, tapi Perampok Uang Tak Kasatmata Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bukan krisis atau pemutusan hubungan kerja (PHK) yang membuat para pekerja miskin secara perlahan. Inflasi -lah yang membuat banyak orang menjadi miskin .
"Kenapa tiap thn kadang kita merasa justru menjadi makin miskin? Krn ada perampok uang yg tak kelihatan bernama inflasi," tulis akun Twitter @strategi_bisnis dikutip Senin (24/4/2023).
Inflasi akan menggerus nilai uang yang kita miliki jika gaji yang diterima tak bertambah, atau sekalipun bertambah persentasenya di bawah inflasi. @strategi_bisnis mengungkap tabel yang menunjukkan dana Rp10 juta anjlok nilainya jd Rp 8,5 jt jika tiap thn inflasi 4%.
Tahun Nilai Daya Beli
1 10 juta
2 9.600.000
3 9.216.000
4. 8. 847.360
5 8.493.466
Pada tahun lalu laju inflasi 2022 5,51%, atau tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Jika inflasi semakin tinggi, akan membuat daya beli kita makin anjlok.
"Jadi jika kita simpan dana deposito sebesar Rp100 juta dapat bunga 5,5% tapi laju inflasinya 5%, maka net return kita hanya 0,5%, atau hanya Rp 500 ribu. Kalau dipotong zakat 2,5% x Rp100 juta alias Rp2,5 juta, maka dana kita justru makin minus," tulis @strategi_bisnis.
Inflasilah yang menjadi biang kerok harga-hara melesat naik, sehingga kemampuan membeli kita dengan penghasilan yang tak berubah menjadi mencitu. Dulu, semangkok mie instan harganya hanya seceng, sekarang sudah menjadi Rp8 ribu hingga Rp10.000.
"Atau harga Honda motor dari 4 jutaan jadi 25 jutaan. Atau harga rumah 100 jutaan jadi 800 juta".
Menurut @strategi_bisnis ada dua penyebab inflasi. Pertama, kenaikan permintaan konsumen (demand side). Kenaikan permintaan ini utamanya dipicu kebijakan moneter yang longgar, seperti suku bunga rendah atau bank sentral mencetak uang lebih banyak.
"Kebijakan moneter yg longgar akan bikin mesin ekonomi berputar kencang. Ibaratnya bank sentral menggerojok pasar dg uang yg melimpah ruah. Limpahan uang dari Bank Sentral bikin permintaan pasar melambung. Dan akhirnya akan memicu kenaikan harga alias inflasi. Ekonom pemenang Nobel Milton Friedman bilang: satu2nya penyebab inflasi adalah Bank Sentral,".
Kebijakan moneter bank sentral yang terlalu longgar benar-benar akan ciptakan inflasi yang tak terkendali. Situasi itulah yang terjadi di Amerika dan Eropa dalam lima tahun terakhir.
"Krn itulah bank sentral (termasuk Bank Indonesia) harus presisi dan lihai dlm racik kebijakan moneternya, terutama dlm penentuan tingkat Suku Bunga Bank Indonesia, BI Rate. Instrumen tsb sangat menentukan pergerakan laju inflasi di tanah air".
Penyebab kedua inflasi adalah karena kenaikan harga-harga bahan baku (supply side). Kenaikan harga bahan baku, bisa terjadi karena kenaikan harga BBM, kelangkaan bahan baku utama, penguatan dolar, atau juga kerena biaya distribusi yang mahal.
Pemerintah dan bank Indonesia harus menjaga agar inflasi di bawah 4%. Negara-negara sendiri maju punya target di bawah 2%. Saat angka inflasi tembus 5% seperti tahun lalu, maka dampaknya buruk bagi pegawai yang gajinya stagnan dan pas-pasan.
"Dg inflasi antara 3 sd 5%, maka idealnya kenaikan penghasilan Anda tiap tahun minimal 10%. Syukur bisa 15 atau 20%. Kalau penghasilan kita hanya naik 5% tiap tahun, maka literally kita bisa makin berasa miskin," pungkas @strategi_bisnis.
Baca Juga
"Kenapa tiap thn kadang kita merasa justru menjadi makin miskin? Krn ada perampok uang yg tak kelihatan bernama inflasi," tulis akun Twitter @strategi_bisnis dikutip Senin (24/4/2023).
Inflasi akan menggerus nilai uang yang kita miliki jika gaji yang diterima tak bertambah, atau sekalipun bertambah persentasenya di bawah inflasi. @strategi_bisnis mengungkap tabel yang menunjukkan dana Rp10 juta anjlok nilainya jd Rp 8,5 jt jika tiap thn inflasi 4%.
Tahun Nilai Daya Beli
1 10 juta
2 9.600.000
3 9.216.000
4. 8. 847.360
5 8.493.466
Pada tahun lalu laju inflasi 2022 5,51%, atau tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Jika inflasi semakin tinggi, akan membuat daya beli kita makin anjlok.
"Jadi jika kita simpan dana deposito sebesar Rp100 juta dapat bunga 5,5% tapi laju inflasinya 5%, maka net return kita hanya 0,5%, atau hanya Rp 500 ribu. Kalau dipotong zakat 2,5% x Rp100 juta alias Rp2,5 juta, maka dana kita justru makin minus," tulis @strategi_bisnis.
Inflasilah yang menjadi biang kerok harga-hara melesat naik, sehingga kemampuan membeli kita dengan penghasilan yang tak berubah menjadi mencitu. Dulu, semangkok mie instan harganya hanya seceng, sekarang sudah menjadi Rp8 ribu hingga Rp10.000.
"Atau harga Honda motor dari 4 jutaan jadi 25 jutaan. Atau harga rumah 100 jutaan jadi 800 juta".
Menurut @strategi_bisnis ada dua penyebab inflasi. Pertama, kenaikan permintaan konsumen (demand side). Kenaikan permintaan ini utamanya dipicu kebijakan moneter yang longgar, seperti suku bunga rendah atau bank sentral mencetak uang lebih banyak.
"Kebijakan moneter yg longgar akan bikin mesin ekonomi berputar kencang. Ibaratnya bank sentral menggerojok pasar dg uang yg melimpah ruah. Limpahan uang dari Bank Sentral bikin permintaan pasar melambung. Dan akhirnya akan memicu kenaikan harga alias inflasi. Ekonom pemenang Nobel Milton Friedman bilang: satu2nya penyebab inflasi adalah Bank Sentral,".
Kebijakan moneter bank sentral yang terlalu longgar benar-benar akan ciptakan inflasi yang tak terkendali. Situasi itulah yang terjadi di Amerika dan Eropa dalam lima tahun terakhir.
"Krn itulah bank sentral (termasuk Bank Indonesia) harus presisi dan lihai dlm racik kebijakan moneternya, terutama dlm penentuan tingkat Suku Bunga Bank Indonesia, BI Rate. Instrumen tsb sangat menentukan pergerakan laju inflasi di tanah air".
Penyebab kedua inflasi adalah karena kenaikan harga-harga bahan baku (supply side). Kenaikan harga bahan baku, bisa terjadi karena kenaikan harga BBM, kelangkaan bahan baku utama, penguatan dolar, atau juga kerena biaya distribusi yang mahal.
Pemerintah dan bank Indonesia harus menjaga agar inflasi di bawah 4%. Negara-negara sendiri maju punya target di bawah 2%. Saat angka inflasi tembus 5% seperti tahun lalu, maka dampaknya buruk bagi pegawai yang gajinya stagnan dan pas-pasan.
"Dg inflasi antara 3 sd 5%, maka idealnya kenaikan penghasilan Anda tiap tahun minimal 10%. Syukur bisa 15 atau 20%. Kalau penghasilan kita hanya naik 5% tiap tahun, maka literally kita bisa makin berasa miskin," pungkas @strategi_bisnis.
(uka)