Tingkatkan Okupansi Transportasi, Menhub: Kedisiplinan Kunci Utama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya meningkatkan okupansi sektor transportasi publik melalui sosialiasi yang intens di masyarakat guna menekankan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meryakini, dengan memperhatikan protokol pada masa adaptasi kebiasaan baru, pertumbuhan akan relatif baik.
"Baik itu pertumbuhan ekonomi maupun transportasi kita upayakan seiring sejalan. Caranya membuat konsep baru berdamai dengan Covid-19 melalui upaya-upaya pengetatan protokol kesehatan. Misalnya di Industri penerbangan semua diterapkan dengan baik, mulai dari jaga jarak hingga menggunakan masker, dan saya kira sektor transportasi lain bisa mengikuti," ungkapnya saat diskusi bertajuk "Transportasi Publik dan Geliat Ekonomi di Masa Pandemi" secara virtual di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Menhub optimis penerapan protokol kesehatan dengan disiplin, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi sektor ini di masa pandemi. "Asalkan semua komponen menjalanan dan menerapkan aturan, kondusif juga terukur tidak lain tidak bukan memperhatikan protokol kesehatan tapi ekonomi harus berjalan," tandasnya.
(Baca Juga: Pemulihan Pariwisata, DPR Ingatkan soal Rasa Aman dan Transportasi)
Sementara, Direktur Utama Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, berdasarkan hasil monitoring data statistik penerbangan menunjukkan penurunan trafik 55% dari kondisi normal dibanding tahun lalu. "Yang paling parah itu di bulan Mei, kalau rata-rata tahun lalu bisa 7,5 juta penumpang, di Bulan Mei hanya 75.000 penumpang. Jadi bisa dibayangkan trafik turun 99%," ungkapnya.
Di sisi lain, rata-rata trafik penerbangan per Juli 2020 sudah cukup baik di persentase 35%. Namun trafik penerbangan belum didukung dengan jumlah angkutan penumpang atau baru mencapai 17% dari kondisi normal. "Kita belum mengetahui kapan ini berakhir namun ada upaya-upaya penyelamatan ekonomi yang dilakukan pemerintah," ucapnya.
Dia menambahkan, yang diperlukan saat ini adalah kampanye mengenai rasa aman naik pesawat dengan mengedepankan protokol kesehatan. "Yang kita perlukan memang kampanye ke masyarakat, namun dibarengi protokol kesehatan yang baik dan berlaku untuk seluruh stakeholder bandara," pungkasnya.
"Baik itu pertumbuhan ekonomi maupun transportasi kita upayakan seiring sejalan. Caranya membuat konsep baru berdamai dengan Covid-19 melalui upaya-upaya pengetatan protokol kesehatan. Misalnya di Industri penerbangan semua diterapkan dengan baik, mulai dari jaga jarak hingga menggunakan masker, dan saya kira sektor transportasi lain bisa mengikuti," ungkapnya saat diskusi bertajuk "Transportasi Publik dan Geliat Ekonomi di Masa Pandemi" secara virtual di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Menhub optimis penerapan protokol kesehatan dengan disiplin, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi sektor ini di masa pandemi. "Asalkan semua komponen menjalanan dan menerapkan aturan, kondusif juga terukur tidak lain tidak bukan memperhatikan protokol kesehatan tapi ekonomi harus berjalan," tandasnya.
(Baca Juga: Pemulihan Pariwisata, DPR Ingatkan soal Rasa Aman dan Transportasi)
Sementara, Direktur Utama Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, berdasarkan hasil monitoring data statistik penerbangan menunjukkan penurunan trafik 55% dari kondisi normal dibanding tahun lalu. "Yang paling parah itu di bulan Mei, kalau rata-rata tahun lalu bisa 7,5 juta penumpang, di Bulan Mei hanya 75.000 penumpang. Jadi bisa dibayangkan trafik turun 99%," ungkapnya.
Di sisi lain, rata-rata trafik penerbangan per Juli 2020 sudah cukup baik di persentase 35%. Namun trafik penerbangan belum didukung dengan jumlah angkutan penumpang atau baru mencapai 17% dari kondisi normal. "Kita belum mengetahui kapan ini berakhir namun ada upaya-upaya penyelamatan ekonomi yang dilakukan pemerintah," ucapnya.
Dia menambahkan, yang diperlukan saat ini adalah kampanye mengenai rasa aman naik pesawat dengan mengedepankan protokol kesehatan. "Yang kita perlukan memang kampanye ke masyarakat, namun dibarengi protokol kesehatan yang baik dan berlaku untuk seluruh stakeholder bandara," pungkasnya.
(fai)