Dirut Pertamina: RDMP Kilang Balikpapan Ditargetkan Produksi di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, di Kalimantan Timur ditargetkan mulai produksi tahun depan. RDMP Kilang Balikpapan akan menambah kapasitas produksi sebesar 360 ribu barel per hari (bph).
"Next tahun depan kilang di Balikpapan ini juga akan selesai dan ada tambah kapasitas menjadi 360 ribu bph, dan produknya lebih beragam, produk bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan," ujar Nicke dalam wawancara khusus dengan MNC Portal Indonesia (MPI), Senin malam (15/5/2023).
Menurut dia pengembangan kilang tersebut juga akan menghasilkan produk-produk bervariatif dan lebih ramah lingkungan. Hal itu diwujudkan dengan meningkatan kualitas produk dari sebelumnya memproduksi BBM untuk mesin Euro II menjadi BBM yang bisa digunakan untuk kendaraan bermesin Euro V.
Tak hanya itu, peningkatan kapasitas produksi juga berdampak pada penghematan devisa negara. Adapun BBM yang selama ini didatangkan dari impor, nilainya bisa ditekan lewat peningkatan produksi di dalam negeri. Sejalan dengan itu, ada permintaan tenaga kerja untuk mengoperasikan kilang-kilang baru tersebut.
"Kalau kita lihat tren dari impor BBM ini relatif menurun, karena produksi hulu meningkat, produksi kilang juga meningkat," jelasnya.
Sebagai BUMN tunggal yang bergerak di sektor migas, kata dia, Pertamina memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketersediaan dan menciptakan kedaulatan energi untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
"Availability merupakan peran perseroan menyediakan energi yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat dan industri. Pertamina berkontribusi pada 68% lifting minyak dan 33% lifting gas nasional. Pertamina juga melakukan pengembangan kilang untuk memenuhi kebutuhan domestik," pungkasnya.
"Next tahun depan kilang di Balikpapan ini juga akan selesai dan ada tambah kapasitas menjadi 360 ribu bph, dan produknya lebih beragam, produk bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan," ujar Nicke dalam wawancara khusus dengan MNC Portal Indonesia (MPI), Senin malam (15/5/2023).
Menurut dia pengembangan kilang tersebut juga akan menghasilkan produk-produk bervariatif dan lebih ramah lingkungan. Hal itu diwujudkan dengan meningkatan kualitas produk dari sebelumnya memproduksi BBM untuk mesin Euro II menjadi BBM yang bisa digunakan untuk kendaraan bermesin Euro V.
Tak hanya itu, peningkatan kapasitas produksi juga berdampak pada penghematan devisa negara. Adapun BBM yang selama ini didatangkan dari impor, nilainya bisa ditekan lewat peningkatan produksi di dalam negeri. Sejalan dengan itu, ada permintaan tenaga kerja untuk mengoperasikan kilang-kilang baru tersebut.
"Kalau kita lihat tren dari impor BBM ini relatif menurun, karena produksi hulu meningkat, produksi kilang juga meningkat," jelasnya.
Sebagai BUMN tunggal yang bergerak di sektor migas, kata dia, Pertamina memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketersediaan dan menciptakan kedaulatan energi untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
"Availability merupakan peran perseroan menyediakan energi yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat dan industri. Pertamina berkontribusi pada 68% lifting minyak dan 33% lifting gas nasional. Pertamina juga melakukan pengembangan kilang untuk memenuhi kebutuhan domestik," pungkasnya.
(nng)