Kiamat Properti Singapura di Depan Mata, Penyewa Berteriak Lonjakan Harga
loading...
A
A
A
Menurut konsultan real estat Knight Frank, Singapura sekarang memiliki sewa properti mewah yang paling cepat meningkat, usai menyalip New York.
"Permintaan sewa juga meningkat karena non-penduduk kembali ke Singapura untuk bekerja di tengah pemulihan yang kuat dari Covid-19," tambahnya.
Pasar sewa properti di Singapura telah lama didominasi oleh orang asing. Ini karena mayoritas penduduk Singapura mencapai 5,6 juta telah membeli sewa panjang untuk perumahan umum bersubsidi.
Secara tradisional, orang Singapura tidak akan meninggalkan rumah keluarga mereka sampai mereka menikah, tetapi saat ini bakal berubah. Ada tren yang meningkat bagi anak muda Singapura yang memilih menyewa, seperti diungkapkan Tan Tee Khoon dari portal real estat PropertyGuru.
"Mereka ingin memiliki ruang sendiri dan hidup di antara komunitas yang berpikiran sama. Untuk alasan itu, co-living telah menjadi pilihan yang lebih populer belakangan ini," tambahnya.
Saat ini pembeli rumah untuk warga asing harus membayar bea 60%, tarif pajak properti tertinggi di dunia. Kebijakan tersebut diyakini bakal berdampak terhadap investasi di Singapura.
Pasar Properti Memanas
Badan Perumahan dan Pengembangan (HDB) dan Otoritas Pembangunan Kembali Perkotaan (URA) Singapur mengatakan, sewa telah melonjak karena pandemi menunda proyek pembangunan dan membawa lebih banyak penduduk setempat ke pasar."Permintaan sewa juga meningkat karena non-penduduk kembali ke Singapura untuk bekerja di tengah pemulihan yang kuat dari Covid-19," tambahnya.
Pasar sewa properti di Singapura telah lama didominasi oleh orang asing. Ini karena mayoritas penduduk Singapura mencapai 5,6 juta telah membeli sewa panjang untuk perumahan umum bersubsidi.
Secara tradisional, orang Singapura tidak akan meninggalkan rumah keluarga mereka sampai mereka menikah, tetapi saat ini bakal berubah. Ada tren yang meningkat bagi anak muda Singapura yang memilih menyewa, seperti diungkapkan Tan Tee Khoon dari portal real estat PropertyGuru.
"Mereka ingin memiliki ruang sendiri dan hidup di antara komunitas yang berpikiran sama. Untuk alasan itu, co-living telah menjadi pilihan yang lebih populer belakangan ini," tambahnya.
Saat ini pembeli rumah untuk warga asing harus membayar bea 60%, tarif pajak properti tertinggi di dunia. Kebijakan tersebut diyakini bakal berdampak terhadap investasi di Singapura.
(akr)