Simak, Begini Peran Penting Underwriting bagi Perusahaan Asuransi Pascapandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - WHO menyatakan situasi kedaruratan Covid-19 telah berakhir meskipun statusnya sebagai pandemi global belum dicabut. Dengan kondisi tersebut banyak perubahan dan tantangan yang harus dihadapi saat ini, termasuk di industri asuransi .
Underwriting sebagai unit terdepan perusahaan asuransi dalam mengelola risiko harus memiliki bekal yang cukup dan relevan terhadap tuntutan masa setelah pandemi.
Ketua Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (Peruji), Radix Yunanto menyatakan, asuransi merupakan salah satu pilar ekonomi yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
Menurut dia, dibutuhkan kolaborasi dan semangat yang sama antara pelaku asuransi di Indonesia untuk menumbuhkan kembali industri ini. Salah satu kunci penting dalam perusahaan asuransi jiwa adalah proses underwriting.
“Melalui proses underwriting yang baik dan benar, masyarakat akan mendapatkan produk asuransi yang tepat dengan beban premi yang sesuai dengan risiko yang dimiliki. Sehingga, tercipta keadilan dalam pembebanan premi bagi perusahaan asuransi dan juga nasabah,” ujarnya melalui siaran pers,dikutip Kamis (17/5/2023).
Hal itu, sambung Radix, tentunya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi dan dapat menumbuhkan kembali industri asuransi ke arah positif.
“Peruji sebagai Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia memiliki komitmen untuk berperan dalam peningkatan bisnis asuransi jiwa guna mencapai pembangunan Indonesia yang berkelanjutan,” ujar pria yang juga menjabat Head of Division - Life Reinsurance Underwriting, Client Management & Business Development PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%, yang terdiri dari penetrasi asuransi sosial 1,45%, asuransi jiwa 1,19%, asuransi umum 0,47%, dan sisanya asuransi wajib.
Dari sisi pertumbuhan pendapatan premi sektor asuransi periode Januari sampai dengan November 2022 mencapai Rp280,24 triliun atau dapat dinyatakan tumbuh stagnan dengan pertumbuhan hanya sebesar 0,44% dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, yang menunjukkan tingkat inklusi asuransi mengalami peningkatan kurang signifikan dari 13,15% di tahun 2019 menjadi 16,63% di tahun 2022.
Kurang pesatnya pertumbuhan sektor asuransi dapat disebabkan oleh rendahnya penggunaan dan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi.
Hal ini dikarenakan permasalahan yang sering muncul di sektor asuransi berupa proses klaim yang sulit, premi yang tidak terjangkau oleh seluruh kalangan, kurangnya akses masyarakat untuk mendapatkan produk asuransi dan potensi gagal bayar.
Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi pelaku industri asuransi agar dapat mengubah kondisi sulit di masa transisi pasca pandemi menjadi sebuah peluang untuk tumbuh kembali.
Adapun indikator potensi industri asuransi bisa kembali tumbuh dapat terlihat dari peningkatan literasi sektor asuransi yang menurut hasil SNLIK tahun 2022 mengalami peningkatan signifikan dari sebesar 19,40% di tahun 2019 menjadi 31,72% di tahun 2022.
Sementara itu, dalam rangka meningkatkan profesionalisme, pengetahuan dan keterampilan Underwriter, Peruji memasilitasi Indonesia Underwriting Summit (IUS) ke-4 di Solo pada 16-17 Mei 2023.
Seminar ini diikuti oleh 146 peserta yang berprofesi sebagai underwriter jiwa, tim produk, penilai klaim serta praktisi bidang terkait lainnya dari perusahaan asuransi jiwa dan reasuransi.
Mengusung tema utama “Underwriting: Beyond Pandemic”, seminar pada perhelatan IUS 2023 membahas topik-topik yang relevan dengan situasi saat ini. Acara ini juga mendapat dukungan dari OJK selaku regulator.
Direktur Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan OJK, Supriyono mengatakan, Peruji sebagai salah satu sarana bertukar informasi antar underwriter memegang peranan penting dalam proses kerja underwriter.
“Informasi yang lengkap mendorong keputusan underwriting yang lebih sehat yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas portofolio perusahaan. Hal ini akan menciptakan bisnis yang sehat dan sustain sehingga perusahaan asuransi dapat melaksanakan kewajibannya kepada pemegang polis dengan baik,” kata Supriono.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon menilai Underwriting Summit yang diadakan Peruji relevan dengan roadmap asuransi Indonesia, yaitu salah satunya adalah penguatan dan pengembangan sumber daya manusia.
“Seiring dengan penambahan kepemilikan polis terutama individual yang sudah melewati 28 juta, yang artinya 10% dari penduduk di Indonesia sudah memiliki asuransi jiwa namun masih ada 90% penduduk yang belum dilindungi asuransi. Secepatnya diperlukan inklusi asuransi,” tandasnya.
Lihat Juga: Diplomasi Ekonomi ke Eropa dan AS, Ketum Kadin: Indonesia Terbuka dengan Investasi Asing
Underwriting sebagai unit terdepan perusahaan asuransi dalam mengelola risiko harus memiliki bekal yang cukup dan relevan terhadap tuntutan masa setelah pandemi.
Ketua Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (Peruji), Radix Yunanto menyatakan, asuransi merupakan salah satu pilar ekonomi yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
Menurut dia, dibutuhkan kolaborasi dan semangat yang sama antara pelaku asuransi di Indonesia untuk menumbuhkan kembali industri ini. Salah satu kunci penting dalam perusahaan asuransi jiwa adalah proses underwriting.
“Melalui proses underwriting yang baik dan benar, masyarakat akan mendapatkan produk asuransi yang tepat dengan beban premi yang sesuai dengan risiko yang dimiliki. Sehingga, tercipta keadilan dalam pembebanan premi bagi perusahaan asuransi dan juga nasabah,” ujarnya melalui siaran pers,dikutip Kamis (17/5/2023).
Hal itu, sambung Radix, tentunya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi dan dapat menumbuhkan kembali industri asuransi ke arah positif.
“Peruji sebagai Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia memiliki komitmen untuk berperan dalam peningkatan bisnis asuransi jiwa guna mencapai pembangunan Indonesia yang berkelanjutan,” ujar pria yang juga menjabat Head of Division - Life Reinsurance Underwriting, Client Management & Business Development PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%, yang terdiri dari penetrasi asuransi sosial 1,45%, asuransi jiwa 1,19%, asuransi umum 0,47%, dan sisanya asuransi wajib.
Dari sisi pertumbuhan pendapatan premi sektor asuransi periode Januari sampai dengan November 2022 mencapai Rp280,24 triliun atau dapat dinyatakan tumbuh stagnan dengan pertumbuhan hanya sebesar 0,44% dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, yang menunjukkan tingkat inklusi asuransi mengalami peningkatan kurang signifikan dari 13,15% di tahun 2019 menjadi 16,63% di tahun 2022.
Kurang pesatnya pertumbuhan sektor asuransi dapat disebabkan oleh rendahnya penggunaan dan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi.
Hal ini dikarenakan permasalahan yang sering muncul di sektor asuransi berupa proses klaim yang sulit, premi yang tidak terjangkau oleh seluruh kalangan, kurangnya akses masyarakat untuk mendapatkan produk asuransi dan potensi gagal bayar.
Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi pelaku industri asuransi agar dapat mengubah kondisi sulit di masa transisi pasca pandemi menjadi sebuah peluang untuk tumbuh kembali.
Adapun indikator potensi industri asuransi bisa kembali tumbuh dapat terlihat dari peningkatan literasi sektor asuransi yang menurut hasil SNLIK tahun 2022 mengalami peningkatan signifikan dari sebesar 19,40% di tahun 2019 menjadi 31,72% di tahun 2022.
Sementara itu, dalam rangka meningkatkan profesionalisme, pengetahuan dan keterampilan Underwriter, Peruji memasilitasi Indonesia Underwriting Summit (IUS) ke-4 di Solo pada 16-17 Mei 2023.
Seminar ini diikuti oleh 146 peserta yang berprofesi sebagai underwriter jiwa, tim produk, penilai klaim serta praktisi bidang terkait lainnya dari perusahaan asuransi jiwa dan reasuransi.
Mengusung tema utama “Underwriting: Beyond Pandemic”, seminar pada perhelatan IUS 2023 membahas topik-topik yang relevan dengan situasi saat ini. Acara ini juga mendapat dukungan dari OJK selaku regulator.
Direktur Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan OJK, Supriyono mengatakan, Peruji sebagai salah satu sarana bertukar informasi antar underwriter memegang peranan penting dalam proses kerja underwriter.
“Informasi yang lengkap mendorong keputusan underwriting yang lebih sehat yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas portofolio perusahaan. Hal ini akan menciptakan bisnis yang sehat dan sustain sehingga perusahaan asuransi dapat melaksanakan kewajibannya kepada pemegang polis dengan baik,” kata Supriono.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon menilai Underwriting Summit yang diadakan Peruji relevan dengan roadmap asuransi Indonesia, yaitu salah satunya adalah penguatan dan pengembangan sumber daya manusia.
“Seiring dengan penambahan kepemilikan polis terutama individual yang sudah melewati 28 juta, yang artinya 10% dari penduduk di Indonesia sudah memiliki asuransi jiwa namun masih ada 90% penduduk yang belum dilindungi asuransi. Secepatnya diperlukan inklusi asuransi,” tandasnya.
Lihat Juga: Diplomasi Ekonomi ke Eropa dan AS, Ketum Kadin: Indonesia Terbuka dengan Investasi Asing
(ind)