Sriwjaya Air Berharap pada APBD dan APBN

Kamis, 14 April 2016 - 04:19 WIB
Sriwjaya Air Berharap pada APBD dan APBN
Sriwjaya Air Berharap pada APBD dan APBN
A A A
YOGYAKARTA - Maskapai Sriwijaya Air menargetkan load factor (tingkat keterisian) penumpang mereka 88 % tahun ini. Target load factor 88% tersebut sama dengan capaian tahun 2015 lalu. Namun di kuartal pertama tahun ini, memang load factor dari mereka sedikit mengalami penurunan dibanding akhir tahun lalu.

Distric Manager Sriwijaya Air Yogyakarta, Faisal Rahman mengungkapkan, di kuartal pertama tahun ini terjadi penurunan jumlah keterisian kursi pesawat mereka. Load factor mereka hingga awal April kemarin baru sekitar 84% dari jumlah kursi yang tersedia di masing-masing penerbangan.

Penurunan tersebut sebenarnya merepresentasikan kondisi umum perekonomian Indonesia saat ini yang juga sedang mengalami kelesuan.

“Penurunan hampir terjadi di semua lini. Tidak hanya di penerbangan, baik otomotif, perdagangan dan sektor-sektor lainnya,” tutur Faisal, Rabu (13/4/2016).

Faisal mengatakan, ia optimis target load factor tahun ini sebesar 88% dapat tercapai, karena animo masyarakat menggunakan pesawat terbang ke Yogyakarta semakin tinggi. Rute favorit seperti Jakarta dan juga Balikpapan masih menjadi tulang punggung Sriwijaya Air untuk mendongkrak load factor setiap tahunnya. Terlebih, saudara mereka NAM Air juga semakin diminati oleh penumpang yang ingin merasakan layanan Sriwijaya Air dengan versi yang berbeda.

Kendati demikian, layanan kelas penerbangan menengah masih menjadi fokus Sriwijaya Air ke depan, walau saat ini bermunculan banyak layanan penerbangan murah. Sriwijaya Air masih tetap fokus memberikan layanan penerbangan dengan memberikan service tambahan makanan minuman di pesawat.

“Kami belum berniat untuk membidik segmen pasar yang lebih rendah lagi,”ujar Faisal.

Saat ini, untuk penerbangan di Yogyakarta dilayani tujuh rute, empat oleh Sriwijaya Air dan sisanya NAM Air. Dua penerbangan Sriwijaya Air setiap hari melayani jurusan Yogyakarta-Jakarta, satu penerbangan Balikpapan, Bali dan juga Surabaya. Sementara NAM Air masih melayani penerbangan Yogyakarta ke Palembang, Pontianak dan Denpasar.

Corporate Comunications Sriwijaya Air, Agus Sudjono mengatakan, meski kondisi Yogyakarta saat ini sedang mengalami penurunan load factor di angka sekitar 84%, tetapi secara umum load factor Sriwijaya Air di Indonesia berada di angka rata-rata 87,5%. Menurut Agus, kondisi penurunan tersebut secara umum memang terjadi di hampir semua sektor.

Terlebih, sektor penerbangan berkaitan erat dengan sokongan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ataupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional. APBN dan APBD tersebut baru akan cair di akhir bulan April ini. Ketika APBN dan APBD cair maka mobilitas penumpang akan mengalami peningkatan.

“PNS selalu mengalami peningkatan mobilitas ketika anggaran sudah cair. Perjalanan dinas banyak dilakukan dan itu akan mendongkrak load factor kami,” ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3388 seconds (0.1#10.140)