Beban Operasional Bank Melonjak 80%, Ekonom: Perlu Ditekan

Kamis, 23 Juli 2020 - 14:38 WIB
loading...
Beban Operasional Bank Melonjak 80%, Ekonom: Perlu Ditekan
Beban operasional perlu diturunkan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menyebut, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bank umum nasional masih cukup tinggi di atas 80% sehingga perlu ditekan lebih rendah. Penyebab BOPO tinggi di Indonesia dikarenakan beberapa faktor pertama Likuiditas ketat.

"Dengan likuiditas ketat maka bank harus menawarkan promo atau hadiah kepada calon nasabah," kata Ekonom Senior Indef Aviliani saat webinar Indef di Jakarta Kamis, (23/7/2020).

Baca Juga: Biaya Operasional Bank di Indonesia Terlalu Tinggi di ASEAN

Lalu, kedua disebabkan suku bunga simpanan masih tinggi dibandingkan negara lain dan ketiga terkait segmentasi perbankan di mana bank-bank besar lebih efisien karena teknologi. Selain itu, perbankan di Asia memiliki BOPO relatif rendah, bahkan rata-rata di bawah 30%.

Berdasarskan kajian Theasianbanker menyimpulkan BOPO bank di Vietnam cukup rendah, seperti Southeast Asia Commercial Bank, Vietnam Technological and Commercial Bank; Commercial Bank for Foreign Trade masing-masing 28%. Secara umum, sambung Aviliani, kondisi bank umum relatif kokoh akan tetapi analisis lebih lanjut menggunakan data individual bank perlu dilakukan.



Adapun jika dilihat secara Non Performing Loan (NPL), porsi kredit macet yang paling tinggi terjadi pada jenis kredit modal kerja. Kredit macet modal kerja di BUKU I mencapai 7,8% sedangkan di BUKU II mencapai 5,6%. "Kredit macet investasi di BUKU II mencapai 5,1%," katanya.Secara keseluruhan, nominal kredit macet di seluruh kelompok bank naik, kecuali pada BUKU I. Lonjakan tertinggi pada BUKU II (27%) disusul BUKU IV (19%) dan BUKU III (18%).
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2242 seconds (0.1#10.140)