Ini Beberapa Catatan Penting Hasil Eurasian Economic Forum II
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perhelatan Eurasian Economic Forum kedua telah dilangsungkan pada 24-25 Mei di Moskow, Rusia . Acara yang bertepatan dengan Rapat Dewan Ekonomi Eurasia Tertinggi itu diadakan sebagai bagian dari kepresidenan Federasi Rusia dari badan Uni Ekonomi Eurasia pada tahun 2023.
Tema forum kali ini adalah "Integrasi Eurasia dalam Dunia Multipolar". Sejumlah isu dibahas, seperti proses integrasi di Uni Ekonomi Eurasia, termasuk persiapan dokumen perencanaan jangka panjang terbaru dan menentukan bidang utama kerja sama integrasi hingga 2030 dan 2045. Lalu isu pengembangan kerja sama EAEU dengan negara-negara dari di luar CIS, peraturan bea cukai, prospek pasar di dalam EAEU, transformasi digital, dan peningkatan mekanisme penyelesaian internasional.
Acara dibagi menjadi tujuh kelompok berdasarkan tema di antaranya, sumber daya manusia, teknologi dan kerja sama, EAEU dalam dunia yang berubah, lolektivitas eurasia, pasar internal EAEU, kerja sama bea cukai, persaingan, dan pengadaan negara. Selanjutnya, isu mengenai bagian strategis dan bagian dewan bisnis EAEU.
Beberapa aktivitas yang ditampilkan sebagai bagian dari program bisnis di antaranya adalah rapat dewan ekonomi Eurasia tertinggi, business breakfast ‘Pasar Domestik EAEU: Tantangan dan Prospek Pembangunan’, ASI Business Breakfast ‘Peluang Baru Membangun Kerja Sama Internasional di Eurasia’, Dialog Bisnis EAEU–Indonesia, business breakfast dialog bisnis EAEU–Indonesia, dan presentasi proyek sektoral EAEU–Indonesia.
Acara utama dari Eurasian Economic Forum kedua adalah sesi pleno yang dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Deputi Perdana Menteri Armenia Mher Grigoryan, dan Ketua Dewan Komisi Ekonomi Eurasia Mikhail Myasnikovich.
"Serikat kami mencakup salah satu wilayah terkaya di dunia dalam hal sumber daya alam dan mineral. Tetapi sumber daya kami yang paling berharga tentu saja adalah manusia. Tidak diragukan lagi, seberapa efektif kami dalam mencapai tujuan dan keunggulan kompetitif bergantung pada orang-orang dan motivasi mereka. Tujuan utama dari integrasi kami dengan mempertimbangkan semua definisi formal, adalah pengembangan sumber daya manusia sebagai janji dan masa depan Eurasia," Mher Grigoryan, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (30/5/2023).
Sementara itu, Alexander Lukashenko menambahkan, dunia telah hidup dalam keadaan konstan dalam ketegangan dan ketidakpastian. Di masa-masa sulit, ekonomi yang stabil selalu menjadi jangkar yang kuat.
Menurut Alexande, perbatasan ekonomi sudah menjadi sangat rentan di mana-mana, dan jaringan perdagangan yang terjalin begitu erat, sehingga hampir tidak mungkin bagi negara mana pun untuk mencapai kesinambungan ekonomi sendirian.
"Itulah sebabnya mengapa berpartisipasi dalam asosiasi regional dan internasional yang kuat, seperti EAEU, SCO, BRICS, dan ASEAN, akan menjadi hal yang diinginkan oleh setiap negara," jelas Alexander.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev berpandangan, peristiwa-peristiwa pada tahun lalu sangat menunjukkan pentingnya pengembangan Koridor Transportasi Utara-Selatan sebagai komponen kunci dari logistik global yang baru. Koridor meridional ini selaras dengan rute transportasi internasional Trans-Kaspia yang melintang. Itulah sebabnya Kazakhstan melihat sinergi yang signifikan dalam pengembangan terkoordinasi dan sistematis dari kedua rute tersebut.
"Jalur ini tidak hanya menjadi titik pertumbuhan bagi industri, transportasi, dan ekonomi. Rute-rute ini memiliki potensi untuk mengubah tingkat interaksi dan kerja sama secara fundamental di Eurasia dengan segala keluasannya. Secara keseluruhan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kita sekarang menciptakan kerangka kerja transportasi baru untuk Eurasia yang belum pernah ada sebelumnya," katanya.
Presiden Kirgistan Sadyr Japarov menyuarakan, perlindungan dan dukungan kepentingan bisnis adalah tugas prioritas di semua negara EAEU. Oleh karena itu, dirinya yakin semuanya harus mempelajari kelayakan pembentukan ombudsman bisnis di Uni Eropa.
"Pembentukan lembaga pemeringkat Eurasia dan penghapusan pembatasan yang menghambat bisnis akan meningkatkan kemandirian keuangan negara-negara di Eurasia dan memberikan dorongan untuk kegiatan investasi," jelasnya.
Vladimir Putin sendiri mengatakan bahwa semua pihak sedang menyaksikan perubahan besar dan mendasar di panggung global. Semakin banyak negara yang memilih untuk memperkuat kedaulatan nasional dan mengejar kebijakan dalam dan luar negeri yang independen dan model pembangunan mereka sendiri.
"Semua berusaha untuk membangun arsitektur hubungan ekonomi internasional yang baru dan lebih adil, untuk berkontribusi pada proses global, dan untuk memperluas jaringan kemitraan atas dasar saling menguntungkan, menghormati, dan mempertimbangkan kepentingan satu sama lain," kata Putin.
Mikhail Myasnikovich melengkapi bahwa faktor kunci untuk pembangunan di masa depan adalah aktivitas investasi. Ada kebutuhan untuk program substitusi impor yang menyeluruh. Kedaulatan teknologi membutuhkan penyelesaian tugas-tugas berskala besar untuk pengembangan elektronik, teknik mesin-peralatan, pembuatan obat-obatan, penciptaan perusahaan kimia dan biologi, dan teknologi tinggi.
"Kita harus menentukan sumber-sumber pembiayaan dan mekanisme motivasi untuk mencapai tujuan ini," tandasnya.
Eurasian Economic Forum dihadiri oleh lebih dari 2.700 peserta dan perwakilan media dari Rusia, serta 59 negara dan wilayah. Selain dihadiri para petinggi negara yang berkepentingan, Forum ini juga dihadiri sejumlah menteri, seperti Menteri Energi Federasi Rusia Nikolay Shulginov, Menteri Energi Republik Kazakhstan Almasadam Satkaliyev, Menteri Energi Republik Kyrgyz Taalaibek Ibraev, Menteri Tenaga Kerja, Jaminan Sosial dan Migrasi Republik Kyrgyz Kudaibergen Bazarbaev, Menteri Ekonomi dan Perdagangan Republik Kyrgyzstan Daniyar Amangeldiev, dll.
Indonesia merupakan negara mitra forum dengan serangkaian acara EEF 2023 yang menampilkan partisipasi perwakilan otoritas negara dan komunitas bisnis. Para peserta Business Dialogue EAEU–Indonesia mempertimbangkan tugas-tugas prioritas untuk memperdalam kerja sama dan membahas penciptaan infrastruktur yang berkelanjutan, peningkatan rantai pasokan, pengembangan inisiatif digital, dan penghapusan hambatan perdagangan non-tarif. Dialog bisnis dilanjutkan dalam business breakfast dan acara B2B dengan networking session dan pertemuan bilateral antar perusahaan.
Tema forum kali ini adalah "Integrasi Eurasia dalam Dunia Multipolar". Sejumlah isu dibahas, seperti proses integrasi di Uni Ekonomi Eurasia, termasuk persiapan dokumen perencanaan jangka panjang terbaru dan menentukan bidang utama kerja sama integrasi hingga 2030 dan 2045. Lalu isu pengembangan kerja sama EAEU dengan negara-negara dari di luar CIS, peraturan bea cukai, prospek pasar di dalam EAEU, transformasi digital, dan peningkatan mekanisme penyelesaian internasional.
Acara dibagi menjadi tujuh kelompok berdasarkan tema di antaranya, sumber daya manusia, teknologi dan kerja sama, EAEU dalam dunia yang berubah, lolektivitas eurasia, pasar internal EAEU, kerja sama bea cukai, persaingan, dan pengadaan negara. Selanjutnya, isu mengenai bagian strategis dan bagian dewan bisnis EAEU.
Beberapa aktivitas yang ditampilkan sebagai bagian dari program bisnis di antaranya adalah rapat dewan ekonomi Eurasia tertinggi, business breakfast ‘Pasar Domestik EAEU: Tantangan dan Prospek Pembangunan’, ASI Business Breakfast ‘Peluang Baru Membangun Kerja Sama Internasional di Eurasia’, Dialog Bisnis EAEU–Indonesia, business breakfast dialog bisnis EAEU–Indonesia, dan presentasi proyek sektoral EAEU–Indonesia.
Acara utama dari Eurasian Economic Forum kedua adalah sesi pleno yang dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Deputi Perdana Menteri Armenia Mher Grigoryan, dan Ketua Dewan Komisi Ekonomi Eurasia Mikhail Myasnikovich.
"Serikat kami mencakup salah satu wilayah terkaya di dunia dalam hal sumber daya alam dan mineral. Tetapi sumber daya kami yang paling berharga tentu saja adalah manusia. Tidak diragukan lagi, seberapa efektif kami dalam mencapai tujuan dan keunggulan kompetitif bergantung pada orang-orang dan motivasi mereka. Tujuan utama dari integrasi kami dengan mempertimbangkan semua definisi formal, adalah pengembangan sumber daya manusia sebagai janji dan masa depan Eurasia," Mher Grigoryan, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (30/5/2023).
Sementara itu, Alexander Lukashenko menambahkan, dunia telah hidup dalam keadaan konstan dalam ketegangan dan ketidakpastian. Di masa-masa sulit, ekonomi yang stabil selalu menjadi jangkar yang kuat.
Menurut Alexande, perbatasan ekonomi sudah menjadi sangat rentan di mana-mana, dan jaringan perdagangan yang terjalin begitu erat, sehingga hampir tidak mungkin bagi negara mana pun untuk mencapai kesinambungan ekonomi sendirian.
"Itulah sebabnya mengapa berpartisipasi dalam asosiasi regional dan internasional yang kuat, seperti EAEU, SCO, BRICS, dan ASEAN, akan menjadi hal yang diinginkan oleh setiap negara," jelas Alexander.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev berpandangan, peristiwa-peristiwa pada tahun lalu sangat menunjukkan pentingnya pengembangan Koridor Transportasi Utara-Selatan sebagai komponen kunci dari logistik global yang baru. Koridor meridional ini selaras dengan rute transportasi internasional Trans-Kaspia yang melintang. Itulah sebabnya Kazakhstan melihat sinergi yang signifikan dalam pengembangan terkoordinasi dan sistematis dari kedua rute tersebut.
"Jalur ini tidak hanya menjadi titik pertumbuhan bagi industri, transportasi, dan ekonomi. Rute-rute ini memiliki potensi untuk mengubah tingkat interaksi dan kerja sama secara fundamental di Eurasia dengan segala keluasannya. Secara keseluruhan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kita sekarang menciptakan kerangka kerja transportasi baru untuk Eurasia yang belum pernah ada sebelumnya," katanya.
Presiden Kirgistan Sadyr Japarov menyuarakan, perlindungan dan dukungan kepentingan bisnis adalah tugas prioritas di semua negara EAEU. Oleh karena itu, dirinya yakin semuanya harus mempelajari kelayakan pembentukan ombudsman bisnis di Uni Eropa.
"Pembentukan lembaga pemeringkat Eurasia dan penghapusan pembatasan yang menghambat bisnis akan meningkatkan kemandirian keuangan negara-negara di Eurasia dan memberikan dorongan untuk kegiatan investasi," jelasnya.
Vladimir Putin sendiri mengatakan bahwa semua pihak sedang menyaksikan perubahan besar dan mendasar di panggung global. Semakin banyak negara yang memilih untuk memperkuat kedaulatan nasional dan mengejar kebijakan dalam dan luar negeri yang independen dan model pembangunan mereka sendiri.
"Semua berusaha untuk membangun arsitektur hubungan ekonomi internasional yang baru dan lebih adil, untuk berkontribusi pada proses global, dan untuk memperluas jaringan kemitraan atas dasar saling menguntungkan, menghormati, dan mempertimbangkan kepentingan satu sama lain," kata Putin.
Mikhail Myasnikovich melengkapi bahwa faktor kunci untuk pembangunan di masa depan adalah aktivitas investasi. Ada kebutuhan untuk program substitusi impor yang menyeluruh. Kedaulatan teknologi membutuhkan penyelesaian tugas-tugas berskala besar untuk pengembangan elektronik, teknik mesin-peralatan, pembuatan obat-obatan, penciptaan perusahaan kimia dan biologi, dan teknologi tinggi.
"Kita harus menentukan sumber-sumber pembiayaan dan mekanisme motivasi untuk mencapai tujuan ini," tandasnya.
Eurasian Economic Forum dihadiri oleh lebih dari 2.700 peserta dan perwakilan media dari Rusia, serta 59 negara dan wilayah. Selain dihadiri para petinggi negara yang berkepentingan, Forum ini juga dihadiri sejumlah menteri, seperti Menteri Energi Federasi Rusia Nikolay Shulginov, Menteri Energi Republik Kazakhstan Almasadam Satkaliyev, Menteri Energi Republik Kyrgyz Taalaibek Ibraev, Menteri Tenaga Kerja, Jaminan Sosial dan Migrasi Republik Kyrgyz Kudaibergen Bazarbaev, Menteri Ekonomi dan Perdagangan Republik Kyrgyzstan Daniyar Amangeldiev, dll.
Baca Juga
Indonesia merupakan negara mitra forum dengan serangkaian acara EEF 2023 yang menampilkan partisipasi perwakilan otoritas negara dan komunitas bisnis. Para peserta Business Dialogue EAEU–Indonesia mempertimbangkan tugas-tugas prioritas untuk memperdalam kerja sama dan membahas penciptaan infrastruktur yang berkelanjutan, peningkatan rantai pasokan, pengembangan inisiatif digital, dan penghapusan hambatan perdagangan non-tarif. Dialog bisnis dilanjutkan dalam business breakfast dan acara B2B dengan networking session dan pertemuan bilateral antar perusahaan.
(uka)