BRI Bekasi Juanda Dorong UMKM Naik Kelas lewat Inovasi Pelayanan dan Teknologi
loading...
A
A
A
BEKASI - Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk naik kelas melalui inovasi pelayanan dan teknologi. BRI fokus mengembangkan UMKM karena menjadi salah satu tolok ukur pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Kami dari Bank BRI melalui program-program yang ada wajib mendukung UMKM bisa tumbuh berkembang dan harapannya bisa naik kelas. BRI telah menyiapkan inovasi pelayanan dan teknologi untuk mendukung UMKM,” kata PGS (Pengganti Sementara) Pemimpin Cabang BRI Bekasi Juanda, Hendra Satya Darma, saat kegiatan Panen Hadiah Simpedes, Sabtu (24/6/2023).
Salah satu inovasi pelayanan untuk UMKM adalah tabungan Simpedes untuk mengakomodir kebutuhan transaksi pengusaha mikro. Ada juga bantuan kredit modal kerja untuk pengusaha mikro dan kecil, seperti kredit usaha rakyat (KUR).
Hendra mengatakan pertumbuhan tabungan Simpedes sampai akhir Mei 2023 mencapai sekitar 5 sampai 6%, dengan total simpanan sekitar Rp1,5 triliun. “Untuk kredit UMKM kita imbang, penyalurannya sekitar Rp1,3 sampai Rp1,4 triliun,” tuturnya.
Kemudian dari sisi teknologi, BRI berinovasi menyediakan aplikasi dan fitur digital untuk membantu UMKM dalam bertransaksi. Inovasi teknologi BRI, di antaranya aplikasi mobile banking BRImo dan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code atau QRIS.
“Untuk nasabah BRI kami sarankan untuk memiliki aplikasi keuangan digital BRImo. Biasanya kami pasangkan dengan QRIS bagi nasabah atau UMKM yang mempunyai aktivitas transaksi keuangan dalam usahanya,” ujarnya.
Untuk nasabah simpanan BRI Bekasi Juanda sampai Mei 2023 mencapai sekitar 496.000 rekening dan nasabah peminjaman di angka 40.000 sampai 43.000 nasabah. “Untuk penggunaan QRIS sampai bulan Juni ada sekitar 1.554 orang dari target 1.293 orang,” tambah Hendra.
Hendra menjelaskan, inovasi pelayanan dan teknologi BRI diharapkan mampu mendorong UMKM naik kelas . Jadi UMKM yang sebelumnya masih skala mikro naik menjadi ritel, kemudian jumlah produksinya meningkat, dan semula bertransaksi secara tradisional beralih menggunakan teknologi.
“Harapan kami UMKM bisa Go International, karena jika pertumbuhan UMKM sudah bagus berarti berdampak bagi perekonomian,” ucapnya.
Inovasi pelayanan dan teknologi BRI sudah dirasakan sejumlah UMKM yang berada di wilayah Bekasi. Salah satunya, Maesaroh dan suaminya pembuat telur asin di Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi.
Dia mengaku dapat meningkatkan jumlah produksi telur asin merek Diamond dengan bantuan kredit modal kerja KUR dari BRI sebesar Rp5 juta dan Rp30 juta. Sekarang dia bisa memproduksi telur asin sebanyak 1.000 butir setiap dua hari sekali.
Inovasi teknologi BRI melalui aplikasi BRImo dan QRIS juga dirasakan manfaatnya oleh Ari Abdul Muksit (29), pedagang seblak di Jalan BKKBN, Mustika Jaya, Bekasi. Ari yang mempunyai 7 cabang kedai seblak bisa mengelola keuangan dengan rapi melalui aplikasi BRImo.
“Setiap pembelian yang dilakukan menggunakan QRIS, uang yang masuk bisa dicek pakai BRImo dan langsung disimpan dalam rekening tabungan. BRImo dan QRIS mempermudah transaksi dan keamanan mengelola keuangan,” katanya.
“Kami dari Bank BRI melalui program-program yang ada wajib mendukung UMKM bisa tumbuh berkembang dan harapannya bisa naik kelas. BRI telah menyiapkan inovasi pelayanan dan teknologi untuk mendukung UMKM,” kata PGS (Pengganti Sementara) Pemimpin Cabang BRI Bekasi Juanda, Hendra Satya Darma, saat kegiatan Panen Hadiah Simpedes, Sabtu (24/6/2023).
Salah satu inovasi pelayanan untuk UMKM adalah tabungan Simpedes untuk mengakomodir kebutuhan transaksi pengusaha mikro. Ada juga bantuan kredit modal kerja untuk pengusaha mikro dan kecil, seperti kredit usaha rakyat (KUR).
Hendra mengatakan pertumbuhan tabungan Simpedes sampai akhir Mei 2023 mencapai sekitar 5 sampai 6%, dengan total simpanan sekitar Rp1,5 triliun. “Untuk kredit UMKM kita imbang, penyalurannya sekitar Rp1,3 sampai Rp1,4 triliun,” tuturnya.
Kemudian dari sisi teknologi, BRI berinovasi menyediakan aplikasi dan fitur digital untuk membantu UMKM dalam bertransaksi. Inovasi teknologi BRI, di antaranya aplikasi mobile banking BRImo dan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code atau QRIS.
“Untuk nasabah BRI kami sarankan untuk memiliki aplikasi keuangan digital BRImo. Biasanya kami pasangkan dengan QRIS bagi nasabah atau UMKM yang mempunyai aktivitas transaksi keuangan dalam usahanya,” ujarnya.
Untuk nasabah simpanan BRI Bekasi Juanda sampai Mei 2023 mencapai sekitar 496.000 rekening dan nasabah peminjaman di angka 40.000 sampai 43.000 nasabah. “Untuk penggunaan QRIS sampai bulan Juni ada sekitar 1.554 orang dari target 1.293 orang,” tambah Hendra.
Hendra menjelaskan, inovasi pelayanan dan teknologi BRI diharapkan mampu mendorong UMKM naik kelas . Jadi UMKM yang sebelumnya masih skala mikro naik menjadi ritel, kemudian jumlah produksinya meningkat, dan semula bertransaksi secara tradisional beralih menggunakan teknologi.
“Harapan kami UMKM bisa Go International, karena jika pertumbuhan UMKM sudah bagus berarti berdampak bagi perekonomian,” ucapnya.
Inovasi pelayanan dan teknologi BRI sudah dirasakan sejumlah UMKM yang berada di wilayah Bekasi. Salah satunya, Maesaroh dan suaminya pembuat telur asin di Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi.
Dia mengaku dapat meningkatkan jumlah produksi telur asin merek Diamond dengan bantuan kredit modal kerja KUR dari BRI sebesar Rp5 juta dan Rp30 juta. Sekarang dia bisa memproduksi telur asin sebanyak 1.000 butir setiap dua hari sekali.
Inovasi teknologi BRI melalui aplikasi BRImo dan QRIS juga dirasakan manfaatnya oleh Ari Abdul Muksit (29), pedagang seblak di Jalan BKKBN, Mustika Jaya, Bekasi. Ari yang mempunyai 7 cabang kedai seblak bisa mengelola keuangan dengan rapi melalui aplikasi BRImo.
“Setiap pembelian yang dilakukan menggunakan QRIS, uang yang masuk bisa dicek pakai BRImo dan langsung disimpan dalam rekening tabungan. BRImo dan QRIS mempermudah transaksi dan keamanan mengelola keuangan,” katanya.
(akr)