Terbang di Bandara Soetta Engga Ribet, Penumpang Hanya Perlu Rapid Test

Senin, 27 Juli 2020 - 13:11 WIB
loading...
Terbang di Bandara Soetta Engga Ribet, Penumpang Hanya Perlu Rapid Test
Executive General Manager, Angkasa Pura II, Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Agus Haryadi menegaskan syarat penumpang pesawat terbang dengan rute domestik hanya perlu rapid test saja. Foto/Dok
A A A
TANGERANG - Executive General Manager, Angkasa Pura II, Bandara Soekarno Hatta (Soetta) , Agus Haryadi menegaskan syarat penumpang pesawat terbang dengan rute domestik hanya perlu rapid test saja. Agus mengatakan saat ini rapid test berlaku hingga 14 hari.

“Hari ini yang dilakukan di bandara Soekarno Hatta akan dengan mengakomodir atau mengacu kepada ketentuan yang berlaku bahwa terbang sudah relatif sangat simple. Pertama, hanya perlu rapid test,” kata Agus di Media Center Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (27/7/2020).

(Baca Juga: SIKM Dihapus di Bandara Soetta dan Halim, AP II Lakukan Pemeriksaan Ini )

Sambung dia menerangkan, Rapid test itu sendiri dulu berlakunya hanya tiga hari tetapi saat ini berlakunya 14 hari. Bahkan, kata Agus pihak otoritas bandara Soekarno Hatta juga menyediakan rapid test untuk calon penumpang.

“Juga kemudian, dulu orang bingung mencari untuk melakukan rapid test dimana, sekarang di bandara Soekarno Hatta disediakan. Di dalam bandara ada, baik di terminal 2 maupun di terminal 3 ditambah juga ada terminal 1,” ujarnya.

“Jadi, sudah semakin mudahlah. Kita berpikir bahwa para pengguna jasa bandara calon penumpang kan one stop service, satu kali datang kalau bisa bisa sudah bisa langsung tembang. Nah ini yang kami tangkap bahwa fasilitas itu memang diperlukan di dalam bandara,” tegas Agus.

(Baca Juga: Bandara Soekarno-Hatta Siapkan Inovasi Layanan Kesehatan Ritel )

Pelonggaran syarat bagi penumpang pesawat ini, kata Agus adalah upaya mencari keseimbangan antara ekonomi masyarakat yang harus tetap berjalan namun tetap aman dari Covid-19. “Nah sekarang, jadi begini kita memang harus sampai pada pemikiran bahwa ternyata sekarang ini nature-nya memang harus bergerak, ekonomi harus jalan. Tetapi kita juga sadar bahwa Covid-19 ini bukan main-main," paparnya.

“Sehingga kemudian bagaimana mencari titik keseimbangan equilibrium ekonomi harus jalan, tetapi Covid ini juga bisa di cegah tangkal atau dikendalikan. Nah ini formulasi yang harus diterapkan. Dan tentu ini sangat dinamis,” jelas Agus.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1905 seconds (0.1#10.140)