2.000 TKA China Dibutuhkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Tim Khusus Akan Awasi

Senin, 27 Juli 2020 - 14:13 WIB
loading...
2.000 TKA China Dibutuhkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Tim Khusus Akan Awasi
Menaker Ida Fauziyah menyebutkan, angka 2.000 TKA China masih mungkin akan bertambah. Namun, sebelum pertambahan disetujui, Ida mengatakan harus diajukan Rencana Pengajuan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) terlebih dahulu. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra. mengatakan bahwa proyek ini masih membutuhkan tenaga kerja asing (TKA) China. Sebanyak 2.000 TKA China dialokasikan untuk mengerjakan proyek ini, bersama 10.000 tenaga kerja lokal. Sehingga, terdapat 12.000 total pekerja.

(Baca Juga: 1.800 Tenaga Asing Asal China Siap Bekerja di Pabrik Bauksit )

"Kami masih butuh TKA China untuk keperluan transfer ilmu dan keahlian, dan jangan khawatir, Kemenaker sudah menyiapkan Tim Pengendali Orang Asing (Timpora)," ujar Ida di Jakarta, Senin(27/7/2020).

Sementara itu Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebutkan, angka 2.000 TKA China masih mungkin akan bertambah. Namun, sebelum pertambahan disetujui, Ida mengatakan harus diajukan Rencana Pengajuan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) terlebih dahulu.

(Baca Juga: Pentingnya Membangun Pemahaman Kerjasama Bilateral Indonesia-China )

"Yang pasti, mereka hadir sebagai media untuk transfer teknologi dan pengetahuan, karena mereka yang mengerjakan proyek ini di China dan negara lainnya, metode dan panduannya semuanya masih kebanyakan berbahasa China," ungkapnya.

Hal ini disampaikan saat Menaker Ida Fauziyah bersama jajaran Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) hari ini meninjau lokasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Dalam peninjauan proyek ini, Ida turut didampingi oleh Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa keberadaan TKA China bukanlah untuk permanen. "Maksimal hanya 6 bulan saja, dan dipastikan harus ada transfer teknologi dan pengetahuan," tutur Ida.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.9044 seconds (0.1#10.140)