Soal Penurunan Harga Pertalite, Menteri ESDM: Kita Tunggu Rusia Adem

Jum'at, 07 Juli 2023 - 18:44 WIB
loading...
Soal Penurunan Harga...
Harga keekonomian Pertalite disebut masih tinggi. Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan harga keekonomian atau harga asli Pertalite masih tinggi. Pengungkapan itu merespons pertanyaan publik soal kapan turunnya harga BBM bersubsidi tersebut.



"(Harga) keekonomiannya masih (tinggi). Rupiah aja masih Rp15 ribu kan. Nantilah sabar-sabar," jelasnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Arifin pun berharap ketegangan di Rusia dapat mereda sehingga pasokan minyak bisa masuk ke pasar. Dengan begitu, bisa membuat harga minyak stabil.

"Kita tunggu Rusia adem, nanti suplainya jadi lebih banyak, sehingga memang bisa merespons demand. Kalau sudah masuk bisa terjaga stabil," lanjutnya.

Kementerian ESDM menetapkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bulan Juni 2023 sebesar USD69,36 per barel. Angka itu mengalami penurunan 0,76 per barel dibandingkan Mei 2023 yang tercatat USD70,12 per barel.

Penetapan ICP Juni 2023 itu tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 241.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Juni 2023 tanggal 3 Juli 2023.

"Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas ekonomi global khususnya di kawasan Eropa dan AS," tulis Kementerian ESDM.

Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah Juni 2023 adalah IEA menyampaikan, peningkatan stok minyak mentah global sebesar 10 juta bbls sehubungan dengan peningkatan stok minyak mentah dari negara OECD sebesar 27 juta bbls.

Selain itu, terkait pasokan minyak mentah dunia, IEA menyampaikan, total pasokan minyak mentah diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi sebesar 101,3 juta bpd di tahun 2023 dan 102,3 juta bpd di tahun 2024. Hal ini disebabkan peningkatan pasokan minyak mentah dari negara-negara non-OPEC sebesar 1,9 juta bpd di tahun 2023 dan 1,2 juta bpd di tahun 2024.



Ekspektasi dimulainya kembali ekspor minyak mentah Iran, yang dapat menyebabkan terganggunya fundamental permintaan atau penawaran, disebabkan kemajuan kesepakatan nuklir AS dan Iran.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2031 seconds (0.1#10.140)