Jurus Korporasi Menaklukkan Uang

Senin, 17 Oktober 2016 - 06:24 WIB
Jurus Korporasi Menaklukkan Uang
Jurus Korporasi Menaklukkan Uang
A A A
LUKAS SETIA ATMAJA
Financial Expert-Prasetiya Mulya Business School

UANG adalah salah satu benda yang paling diuber-uber dan berperan dalam kehidupan manusia. Jika kau coba masukkan kata "money" ke mesin pencari kata Google, akan muncul 1,2 miliar hasil telusur atau pencarian.

Kita terbiasa mendengar kata-kata berikut ini: "Waktu adalah uang", "Ada uang, abang sayang", "money talks" dan "show me the money". Jika tidak hati-hati, kita akan diperbudak oleh uang.

Artinya, kita akan terus mengejar-ngejar uang seumur hidup! Maka itu, kita harus punya ilmu untuk menaklukkan uang. Ilmu itu disebut manajemen keuangan. Ada dua macam manajemen keuangan: pribadi dan perusahaan.

Manajemen keuangan perusahaan (financial management atau corporate finance) adalah cabang dari ilmu keuangan yang membahas tentang pembuatan keputusan keuangan sebuah perusahaan. Ada dua keputusan keuangan penting: investasi dan pendanaan. Manajemen keuangan memiliki sasaran memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham).

Bagaimana caranya? Pemegang saham akan senang jika nilai perusahaan yang dimilikinya naik. Indikator yang sering dipakai adalah kenaikan harga saham. Jadi, kesejahteraan pemegang saham berkorelasi positif dengan harga saham.

Keputusan investasi dan pendanaan akan berdampak pada harga saham. Keputusan investasi menentukan jumlah duit yang akan diterima perusahaan pada masa mendatang. Sedangkan keputusan pendanaan menentukan besaran biaya modal perusahaan.

Jika duit yang bakal diterima semakin besar dan biaya modal semakin murah, nilai perusahaan akan meningkat. Keputusan investasi menyangkut penggunaan modal perusahaan.

Dengan berinvestasi, pemilik perusahaan berharap agar pendapatan dan laba perusahaannya bertumbuh. Misalnya, Starbucks, perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 15.012 kedai di 44 negara. Starbucks bertumbuh dari sebuah perusahaan kecil di Seattle pada 1971.

Pertumbuhan pendapatannya diikuti pertumbuhan laba yang bagus. Pada periode 2002-2006 pertumbuhan penjualan dan laba adalah masing-masing 24% dan 25%. Selembar saham Starbucks yang dibeli pada 1997 telah naik harganya 26% per tahun dalam periode 10 tahun.

Keputusan investasi bisa meningkatkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang terdaftar di bursa, indikatornya adalah harga saham. Contoh keputusan investasi yang baik adalah iPod, merek perangkat pemutar media digital yang dirancang dan dijual oleh Apple, Inc pada 2002.

Hanya dalam beberapa tahun iPod telah terjual sepuluh juta unit. Ketika model iPod terbaru diperkenalkan pada 14 Oktober 2005 (iPod Nano), investor bereaksi positif. Harga saham Apple naik 9% dalam sehari! Pada 2003 Yamaha Motor Indonesia meluncurkan sepeda motor otomatik (skutik) dengan merek Mio.

Sebuah keputusan investasi yang cerdas karena skutik ini laris di pasaran dan mendongkrak laba serta merek Yamaha Motor. Berkat Mio, berapa tahun kemudian Yamaha Motor telah berhasil mendekatipesaingnya, Honda.

Keputusan investasi tidak akan ada tanpa tersedianya modal. Karena itu, perusahaan membutuhkan keputusan pendanaan yang solid. Ada dua pertanyaan penting: bagaimana cara memperoleh modal dan berapa biaya yang harus dibayar untuk mendapatkan modal tersebut?.

Keputusan pendanaan yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Ingat sandal Crocs yang lucu? Saat Crocs Inc memutuskan untuk mencari dana melalui pasar modal dengan menjadi perusahaan publik pada 2006.

Proses penjualan saham perdana (initial public offering atau IPO) Crocs sukses besar karena sahamnya terjual dengan harga tinggi. Artinya, Crocs mendapat lebih banyak uang untuk setiap lembar saham yang diterbitkan sehingga biaya modalnya rendah.

Sebaliknya, pada awal Oktober 2009 PT BUMI Resources Tbk, sebuah perusahaan batu bara Indonesia, mendapat pinjaman dengan bunga yang dianggap terlalu tinggi. Investor di pasar modal tidak menyukai tindakan ini dan menjual saham-saham mereka.

Akibat itu, harga saham BUMI langsung anjlok 14% dalam kurun waktu seminggu. Dalam membuat keputusan pendanaan akan dipertimbangkan penggunaan modal utang dan modal sendiri.

Pada bab lain kita akan belajar bahwa berutang itu banyak manfaatnya (wow, prinsip ini amat menyenangkan bukan?). Misalnya, utang menimbulkan pembayaran bunga yang akan mengurangi pembayaran pajak perusahaan.

American Home Product (alias Wyeth), raksasa farmasi dunia, pada periode 1970-1980 praktis tidak memiliki utang jangka panjang. Akibat itu, pemegang saham "dirugikan" karena perusahaan membayar terlalu banyak pajak ke pemerintah.

Jika Wyeth menggunakan utang sekitar 25% dari modalnya, pajak yang bisa dihemat sekitar USD400 juta per tahun! Namun, utang berlebihan bisa membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

Berutang menimbulkan kewajiban yang harus dibayar di kemudian hari. Jika perusahaan gagal membayar bunga dan cicilan, perusahaan bisa dipailitkan. Jadi, berutang itu seperti minum obat sakit kepala, perlu, tetapi tidak boleh overdosis.

Keputusan pendanaan menyangkut bagaimana manajer membuat takaran obat yang tepat. Kesimpulannya, untuk menaklukkan uang, perusahaan harus bisa memainkan dua jurus dengan baik: investasi dan pendanaan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6556 seconds (0.1#10.140)