Buang Dolar, Rusia Ajak Negara ASEAN Gunakan Uang Lokal untuk Perdagangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia mendorong upaya peralihan ke mata uang lokal dalam perdagangan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari dorongan Moskow untuk meninggalkan dolar AS (USD) dan euro dalam penyelesaian transaksi bisnis.
Akibat sanksi Barat terhadap Moskow, perputaran perdagangan antara Rusia dan negara-negara ASEAN tercatat menurun sebesar 4,4% pada tahun 2022.
"Untuk memperbaiki situasi tersebut, Rusia berupaya meluncurkan konsultasi untuk memperkenalkan mata uang lokal dalam penyelesaian (transaksi perdagangan) bersama," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov ke Jakarta, seperti dilansir Russia Today, Kamis (13/7/2023).
Lavrov berada di Jakarta pekan ini untuk bertemu dengan rekan-rekannya di ASEAN untuk membina hubungan yang lebih kuat. Menyusul pengenaan sanksi, Rusia dan mitra dagangnya di antara negara-negara berkembang telah mengintensifkan upaya untuk mengurangi penggunaan sistem keuangan Barat dan mengganti dolar AS dan euro dengan mata uang lokal untuk penyelesaian perdagangan.
Tren ini didukung oleh anggota BRICS, blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan - yang kemungkinan akan bertambah seiring dengan banyaknya negara lain yang ingin bergabung dengan aliansi tersebut. Di antara mata uang yang banyak digunakan sebagai pengganti dolar AS adalah rubel Rusia, yuan China, dan dirham UEA.
Akibat sanksi Barat terhadap Moskow, perputaran perdagangan antara Rusia dan negara-negara ASEAN tercatat menurun sebesar 4,4% pada tahun 2022.
"Untuk memperbaiki situasi tersebut, Rusia berupaya meluncurkan konsultasi untuk memperkenalkan mata uang lokal dalam penyelesaian (transaksi perdagangan) bersama," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov ke Jakarta, seperti dilansir Russia Today, Kamis (13/7/2023).
Lavrov berada di Jakarta pekan ini untuk bertemu dengan rekan-rekannya di ASEAN untuk membina hubungan yang lebih kuat. Menyusul pengenaan sanksi, Rusia dan mitra dagangnya di antara negara-negara berkembang telah mengintensifkan upaya untuk mengurangi penggunaan sistem keuangan Barat dan mengganti dolar AS dan euro dengan mata uang lokal untuk penyelesaian perdagangan.
Tren ini didukung oleh anggota BRICS, blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan - yang kemungkinan akan bertambah seiring dengan banyaknya negara lain yang ingin bergabung dengan aliansi tersebut. Di antara mata uang yang banyak digunakan sebagai pengganti dolar AS adalah rubel Rusia, yuan China, dan dirham UEA.
(fjo)