Rupiah Awal Pekan Dibuka Makin Perkasa Saat USD Tergelincir

Senin, 28 November 2016 - 10:15 WIB
Rupiah Awal Pekan Dibuka Makin Perkasa Saat USD Tergelincir
Rupiah Awal Pekan Dibuka Makin Perkasa Saat USD Tergelincir
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka menguat hingga di bawah Rp13.500/USD, setelah pada pekan kemarin mengalami tekanan. Penguatan mata uang Garuda hari ini terjadi saat USD tergelincir terhadap beberapa mata uang lainnya.

Berdasarkan data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka pada level Rp13.467/USD. Posisi ini jauh membaik dari posisi akhir pekan kemarin di level Rp13.570/USD.

Sementara data Bloomberg pagi ini rupiah dibuka menguat pada level Rp13.450/USD dibanding sebelumnya di level Rp13.570/USD. Pergerakan rupiah hari ini berada pada kisaran harian Rp13.401-Rp13.506/USD.

Di sisi lain posisi rupiah menurut Yahoo Finance pada awal perdagangan dibuka di level Rp13.515/USD atau hampir mendatar dari penutupan sebelumnya di level Rp13.510/USD dan pada pukul 10.00 WIB tercatat menguat di level Rp13.455/USD dengan kisaran harian Rp13.306-Rp13.515/USD.

Menurut data SINDOnews bersumber dari Limas pagi ini, rupiah berada di level Rp13.453/USD. Posisi ini jauh membaik dibanding akhir pekan kemarin yang berakhir di level Rp13.634/USD.

Seperti dilansir Reuters, Senin (28/11/2016), USD tergelincir dari posisinya didekat level tertinggi dalam 14 tahun. Di mana, indeks USD terhadap beberapa uang utama lainnya merosot 0,2% pmenjadi 101,31 setelah berada di atas 102.00 pada Kamis pekan kemarin atau tertinggi sejak Maret 2003.

Greenback telah menyelinap akhir pekan lalu karena investor mengambil keuntungan dari mundurnya imbal hasil obligasi AS dan pekan yang pendek untuk mengkonsolidasikan keuntungan.

Mata uang AS terhadap yen tercatat turun 0,5% ke level 112,680 menyusul kenaikan dalam 8 bulan dari posisi 113,900 pada pekan lalu. Sementara,m euro terhadap USD juga tercatat naik 0,3% ke level 1,0611 setelah.

USD telah melonjak hampir tanpa jeda sejak Donald Trump terpilih menjadi presiden AS pada awal bulan ini, memicu lonjakan imbal hasil Treasury pada ekspektasi tinggi dari belanja fiskal yang membesar dan inflasi. USD bisa menghadapi beberapa perlawanan pekan ini menjelang peristiwa yang berpotensi berisiko, seperti OPEC yang akan menggelar pertemuan pekan ini dan rencana referendum Italia pada 4 Desember.

Harga minyak merosot di tengah ketidakpastian mengenai apakah OPEC akan mencapai kesepakatan untuk memotong produksi. Referendum Italia bisa menjadi mainan pasar keuangan dengan mendorong pemerintah negara itu untuk mengundurkan diri.

Selain itu, dolar Australia terhadap USD juga memperpanjang kenaikan atau naik 0,2% menjadi 0,7444 pada hari ini. Aussie telah diuntungkan karena imbal hasil utang Australia melonjak atas imbal hasil Treasury dan naik ke level tertinggi dalam 11 bulan. Sementara, poundsterling terahadap USD tercatat mendatar di level 1,2481 dan dolar Selandia Baru juga sedikit berubah pada level 0,7046.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3950 seconds (0.1#10.140)