Kolaborasi Indonesia-Taiwan Bisa Otomatisasi Industri Makanan dan Minuman

Selasa, 25 Juli 2023 - 09:13 WIB
loading...
Kolaborasi Indonesia-Taiwan Bisa Otomatisasi Industri Makanan dan Minuman
Indonesia dan Taiwan berkolaborasi mengembangkan industri mamin. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kinerja industri makanan dan minuman (mamin) tumbuh 5,33% secara tahunan pada kuartal I-2023. Pertumbuhan kinerja industri mamin menjadi yang terbesar keempat di antara subsektor industri pengolahan lainnya. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia ( Gapmmi ) optimistis industri ini bisa tumbuh antara 7-11%.



Untuk terus menggenjot pengembangan industri mamin, sejumlah upaya dilakukan, seperti bekerja sama dengan Taiwan lewat Proyek Wow!Taiwan. Proyek ini diinisiasi oleh BOFT (Bureau of Foreign Trade), yang memilih produk dan solusi teknologi paling mutakhir dan inovatif dari Taiwan.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk memfasilitasi perdagangan global dengan menyatukan penyedia dan pembeli. Sebagai pelaksana proyek, CDRI (Commerce Development Research Institute) telah memperkenalkan Wow!Taiwan untuk menawarkan layanan online D2B (Direct to Business).

CDRI dan CRIF Indonesia bekerja sama dengan Business Service Desk dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia akan menyelenggarakan Problem-Solving Forum: Indonesian Food Technology 2023. Dialog tidak hanya untuk perusahaan Indonesia tetapi juga untuk perusahaan Taiwan yang ingin membangun hubungan dan kolaborasi dengan perusahaan makanan dan minuman Indonesia.

Country Direktur CRIF Indonesia Novi Rolastuti mengatakan, dialog ini menjadi pintu gerbang utama bagi merek-merek Taiwan yang belum memasuki pasar Indonesia dan juga membuka jalan bagi investor Indonesia untuk merasakan penawaran ini langsung dari sumbernya.

“Kekuatan Indonesia adalah memiliki banyak bahan baku, namun masih kekurangan teknologi dan mesin. Oleh karena itu, dengan adanya acara ini diharapkan terjalin kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Novi dalam keterangannya, Selasa (25/7/2023).

Novi menambahkan, CRIF dan CDRI menciptakan jaringan di setiap negara di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, dan membantu perusahaan asing untuk melakukan langkah pertama ini. CRIF dan CDRI memastikan bahwa perusahaan asing dapat melakukan pertemuan yang tepat dengan para pemain kunci di Indonesia.

Menurut Novi, kerja sama dengan Taiwan ini bisa membantu industri makanan dan minuman di Indonesia dalam meningkatkan produktivitas. Contohnya industri katering yang selama ini masih manual, ternyata para pengusaha Taiwan sudah mempunyai teknologi yang bisa membantu industri katering dalam otomasi dan juga robotik.

"Ini tentu membuat industri katering menjadi lebih efektif dan meningkatkan produktivitas. Kalau contohnya dalam satu jam secara manual bisa menghasilkan sepuluh kotak maka dengan otomasi bisa 20 kotak. Itu kan jauh lebih baik,” jelas Novi.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menambahkan, kolaborasi antara Indonesia dengan Taiwan merupakan langkah positif yang bisa menggenjot industri makanan dan minuman. Menurut Adhi, teknologi makanan yang ditawarkan oleh Taiwan bisa membantu pengusaha makanan dan minuman meningkatkan kapasitas produksi.

"Selain itu, teknologi makanan dari Taiwan juga bisa mempercantik packaging makanan, contohnya onde-onde dan nastar. Mereka sudah punya mesin yang bisa membuat ukuran onde-onde dan nastar sama sehingga tampilannya menarik tanpa mengubah cita rasa,” jelas Adhi.

Adhi berharap, kerja sama dengan Taiwan ini bisa meningkatkan nilai ekspor makanan dan minuman Indonesia ke Taiwan yang saat ini masih sekitar USD70 juta tiap tahun.

Director Economic Division of Taiwan’s Economic and Trade Offices Frank F.C Lu mengatakan, teknologi pangan (foodtech) adalah menggunakan teknologi untuk membantu memberi nilai tambah untuk industri pengolahan makanan dan jasa katering, dan membantu produsen Indonesia dalam transformasi dan peningkatan industri.

Taiwan kebetulan cukup berkembang di bidang teknologi mesin makanan otomatis dan layanan katering. Oleh karena itu, diharapkan industri Indonesia dapat melihat teknologi dan solusi dari Taiwan, dan kemudian mempromosikan kerja sama industri bilateral.

"Agar para pebisnis di industri Indonesia lebih mengenal pabrik di Taiwan, 10 industri Taiwan yang luar biasa datang ke Indonesia kali ini, dan mengusulkan tiga solusi utama untuk kebutuhan Indonesia dalam meningkatkan dan mengembangkan industri makanan, yaitu 'Solusi Pemrosesan Makanan Otomatis', 'Solusi Layanan Katering Cerdas di Tempat', dan 'Solusi Dapur Otomatis' kata Frank.



Frank berharap industri Food and Beverage di Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini agar pabrik produksi di Taiwan dapat memberikan layanan sistem dan solusi terbaik.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.4009 seconds (0.1#10.140)