Jelang Akhir Tahun, Harga Cabai Rawit Kian Memedas

Selasa, 20 Desember 2016 - 23:06 WIB
Jelang Akhir Tahun, Harga Cabai Rawit Kian Memedas
Jelang Akhir Tahun, Harga Cabai Rawit Kian Memedas
A A A
KLATEN - Jelang akhir tahun, harga sejumlah komoditas di pasar mulai melonjak. Lonjakan ini kian terasa sejak Senin (19/12) alias H-16 dari Hari Raya Natal. Selain cabai, komoditas seperti telur dan daging ayam ikut naik meski belum signifikan.

Pedagang Pasar Induk Klaten, Triyanti, 36, mengatakan, kenaikan harga cabai rawit dikeluhkan oleh beberapa pembelinya. Pasalnya, kenaikan mencapai Rp5.000-Rp10.000 per kilogram. "Kemarin-kemarin masih harga Rp60.000 per kilogram. Lalu mulai kemarin naik, langsung menjadi Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram," ujarnya, Selasa (20/12/2016).

Sedangkan cabai merah keriting mengalami kenaikan dari Rp45.000/kg menjadi Rp50.000/kg. Mahalnya harga cabai diperparah dengan minimnya stok cabai di pasar-pasar tradisional. Triyanti mengaku, selama ini mendapat pasokan cabai rawit dari Kabupaten Kediri. Ia menduga, kenaikan dan kelangkaan cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca.

Akibatnya, pasokan cabai yang didapat menurun drastis dengan kualitas kurang baik. "Biasanya pemasok bawa cabai sampai berton-ton, sekarang paling hanya satu kuintal. Itu pun dibagi untuk semua pedagang di sini. Saya dapat 10 kilo, itu untuk sehari saja. Mungkin karena cuaca apalagi kemarin sempat hujan berhari-hari jadi kualitas cabai menurun," tuturnya.

Pantauan di Pasar Induk Klaten, sejumlah komoditas ikut merangkak jelang libur panjang akhir tahun. Telur ayam negeri dari harga semula Rp20.000/kg naik menjadi Rp22.000/kg. Daging ayam negeri dari Rp26.000/kg menjadi Rp28.000/kg. Diperkirakan harga tersebut masih akan naik hingga malam pergantian tahun dan mulai menurun pada awal Januari.

Pedagang daging, Sri Lestari, 37, mengatakan, meski harga daging ayam mulai merangkak namun kebutuhan masyarakat justru meningkat. Tiap harinya rata-rata Lestari menjual 70 kg daging ayam negeri. Kini menjelang Natal dan Tahun Baru kebutuhan meningkat hingga 90 kg daging per hari.

"Kalau ayam naiknya sedikit-sedikit tapi setiap hari, puncaknya nanti mau Tahun Baru biasanya paling mahal. Setelah itu pelan-pelan turun. Seperti momen Lebaran kemarin, sehari bisa dua kuintal daging padahal harganya sampai Rp35.000 per kilogram," kata Lestari.

Sementara itu, ibu-ibu rumah tangga terpaksa mengurangi penggunaan cabai saat memasak sehari-hari. Salah satunya, Avi, 28, warga Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo. Beberapa hari lalu ia membeli cabai rawit seharga Rp70.000/kg di pasar setempat. Mau tidak mau, Avi harus pandai-pandai menyiasati penggunaan cabai agar tidak menguras uang belanja.

"Kebetulan keluarga suka pedas, jadi kalau beli cabai langsung banyak untuk stok di rumah. Beberapa hari lalu beli sudah mahal, Rp70.000 sekilonya. Karena mahal, ya pakainya agak dikurangi, misal bikin sambal dikira-kira secukupnya saja jadi tidak kebanyakan supaya tidak ada yang terbuang," kata Avi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3982 seconds (0.1#10.140)