Perkuat BRICS Melawan Dominasi AS, Rusia Beri Sinyal Dukung 3 Negara Ini Jadi Anggota Baru
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengatakan, kelompok negara-negara BRICS bakal semakin kuat dengan penambahan anggota baru. Pernyataan terbaru dari Kremlin menjadi dukungan paling eksplisit terhadap gagasan ekspansi.
BRICS saat ini beranggotakan negara- negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Moskow melihat, kelompok BRICS sebagai penyeimbang yang semakin penting dalam urusan pengaruh Barat secara global yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
"Tentu saja kami percaya bahwa dalam bentuk tertentu, perluasan BRICS akan berkontribusi pada pengembangan lebih lanjut dan penguatan organisasi ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan seperti dilansir Reuters.
Pernyataan Peskov merupakan, respons atas komenter Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva yang mengutarakan, bahwa "sangat penting" bagi Arab Saudi untuk bergabung dengan BRICS, bersama dengan Argentina dan Uni Emirat Arab (UEA), jika mereka mau.
Peskov menambahkan, Rusia memiliki hubungan konstruktif dengan ketiga negara, tetapi "kami tidak berpikir kami perlu maju untuk diri kami sendiri". Mengenai pembahasan negara-negara tertentu yang masuk kandidat anggota baru diterangkan, bakal dibahas pada pertemuan puncak BRICS di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus 2023, mendatang.
Memperkuat BRICS merupakan bagian dari visi Rusia untuk merongrong dominasi AS dan membangun "dunia multipolar" baru. Sebagai bentuk penghargaan atas dukungan negara-negara berkembang yang menahan diri tidak mengutuk aksi militer di Ukraina, pihak Rusia mengutarakan bakal meningkatkan perdagangan dengan negara sahabat.
Hal itu juga sebagai upaya menetralisir efek sanksi Barat terhadap ekonominya. Rusia sendiri akan diwakili pada KTT BRICS bulan ini oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov setelah Presiden Vladimir Putin memutuskan untuk tidak hadir.
Keputusan Putin untuk tidak hadir secara langsung, menyusul keluarnya surat perintah penangkapan dirinya yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas dugaan kejahatan perang di Ukraina, sesuatu yang dibantah Moskow.
BRICS saat ini beranggotakan negara- negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Moskow melihat, kelompok BRICS sebagai penyeimbang yang semakin penting dalam urusan pengaruh Barat secara global yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
"Tentu saja kami percaya bahwa dalam bentuk tertentu, perluasan BRICS akan berkontribusi pada pengembangan lebih lanjut dan penguatan organisasi ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan seperti dilansir Reuters.
Pernyataan Peskov merupakan, respons atas komenter Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva yang mengutarakan, bahwa "sangat penting" bagi Arab Saudi untuk bergabung dengan BRICS, bersama dengan Argentina dan Uni Emirat Arab (UEA), jika mereka mau.
Peskov menambahkan, Rusia memiliki hubungan konstruktif dengan ketiga negara, tetapi "kami tidak berpikir kami perlu maju untuk diri kami sendiri". Mengenai pembahasan negara-negara tertentu yang masuk kandidat anggota baru diterangkan, bakal dibahas pada pertemuan puncak BRICS di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus 2023, mendatang.
Memperkuat BRICS merupakan bagian dari visi Rusia untuk merongrong dominasi AS dan membangun "dunia multipolar" baru. Sebagai bentuk penghargaan atas dukungan negara-negara berkembang yang menahan diri tidak mengutuk aksi militer di Ukraina, pihak Rusia mengutarakan bakal meningkatkan perdagangan dengan negara sahabat.
Hal itu juga sebagai upaya menetralisir efek sanksi Barat terhadap ekonominya. Rusia sendiri akan diwakili pada KTT BRICS bulan ini oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov setelah Presiden Vladimir Putin memutuskan untuk tidak hadir.
Keputusan Putin untuk tidak hadir secara langsung, menyusul keluarnya surat perintah penangkapan dirinya yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas dugaan kejahatan perang di Ukraina, sesuatu yang dibantah Moskow.
(akr)