Investasi di Jabar Selama 5 Tahun Tembus Rp800 Triliun
loading...
A
A
A
BANDUNG - Angka investasi yang masuk ke Jawa Barat dalam lima tahun terakhir tercatat lebih dari Rp800 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat, seiring banyaknya proyek investasi yang akan ditawarkan.
"Selama lima tahun saya menjabat, kami sudah mendeliver lebih dari Rp800 triliun investasi di Jawa Barat. Rekornya tahun lalu mencapai Rp174 triliun. Uang sebanyak itu sudah mampu (mendukung) pergerakan ekonomi Jawa Barat," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada acara West Java Investment Summit (WJIS) 2023 di Convention Hall, Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat, Rabu (9/8/2023).
Menurut dia, ada beberapa alasan kenapa Jawa Barat menjadi tujuan investasi. Pertama terkait kesiapan infrastruktur Jawa Barat. Saat ini ada sembilan proyek tol yang sedang dan telah dibangun. Kedua, Jabar responsif terhadap ekosistem investasi, dan kesiapan SDM dengan banyaknya universitas di Jawa Barat.
"Bukti Jawa Barat responsif adalah dari sisi birokrasi semakin mudah. Dari izin pada 2018 hanya 7.000-an, melompat ke sekitar 25.000 di tahun 2022 ini. Artinya secepat itu dalam setahun perizinan kita diakses oleh masyarakat," katanya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyampaikan, Indonesia merupakan tempat yang sangat prospektif untuk berinvestasi. Hal tersebut didukung dengan kondisi jangka pendek di antaranya stabilitas internal dan eksternal, pertumbuhan ekonomi yang tumbuh prospektif, tingkat inflasi yang stabil dan terjaga, serta dukungan kebijakan fiskal yang pruden dan akomodatif.
"Dalam jangka panjang, prospek investasi juga didukung dengan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, bonus demografi yang produktif, implementasi digitalisasi yang inklusif hingga pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan," katanya.
Berbagai hal positif tersebut, menempatkan Indonesia menjadi negara yang masuk dalam kategori positif dengan rating yang stabil di BBB+, atau berada di 2 level di atas tingkat minimum standar investasi.
Lebih lanjut, dalam mengimplementasikan tiga kebijakan inti di sektor moneter, makroprudensial, dan pasar uang, serta dalam upaya memperlancar investasi, Bank Indonesia, melalui kantor perwakilan di dalam negeri, membentuk unit khusus yang dinamakan Regional Investor Unit (RIRU).
"WJIS merupakan wujud komitmen Bank Indonesia Jawa Barat di dalam membantu pemerintah daerah dalam mengelola persepsi investor, membuka potensi investasi, dan mengurangi informasi asimetris untuk meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat," katanya.
"Selama lima tahun saya menjabat, kami sudah mendeliver lebih dari Rp800 triliun investasi di Jawa Barat. Rekornya tahun lalu mencapai Rp174 triliun. Uang sebanyak itu sudah mampu (mendukung) pergerakan ekonomi Jawa Barat," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada acara West Java Investment Summit (WJIS) 2023 di Convention Hall, Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat, Rabu (9/8/2023).
Menurut dia, ada beberapa alasan kenapa Jawa Barat menjadi tujuan investasi. Pertama terkait kesiapan infrastruktur Jawa Barat. Saat ini ada sembilan proyek tol yang sedang dan telah dibangun. Kedua, Jabar responsif terhadap ekosistem investasi, dan kesiapan SDM dengan banyaknya universitas di Jawa Barat.
"Bukti Jawa Barat responsif adalah dari sisi birokrasi semakin mudah. Dari izin pada 2018 hanya 7.000-an, melompat ke sekitar 25.000 di tahun 2022 ini. Artinya secepat itu dalam setahun perizinan kita diakses oleh masyarakat," katanya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyampaikan, Indonesia merupakan tempat yang sangat prospektif untuk berinvestasi. Hal tersebut didukung dengan kondisi jangka pendek di antaranya stabilitas internal dan eksternal, pertumbuhan ekonomi yang tumbuh prospektif, tingkat inflasi yang stabil dan terjaga, serta dukungan kebijakan fiskal yang pruden dan akomodatif.
"Dalam jangka panjang, prospek investasi juga didukung dengan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, bonus demografi yang produktif, implementasi digitalisasi yang inklusif hingga pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan," katanya.
Berbagai hal positif tersebut, menempatkan Indonesia menjadi negara yang masuk dalam kategori positif dengan rating yang stabil di BBB+, atau berada di 2 level di atas tingkat minimum standar investasi.
Lebih lanjut, dalam mengimplementasikan tiga kebijakan inti di sektor moneter, makroprudensial, dan pasar uang, serta dalam upaya memperlancar investasi, Bank Indonesia, melalui kantor perwakilan di dalam negeri, membentuk unit khusus yang dinamakan Regional Investor Unit (RIRU).
"WJIS merupakan wujud komitmen Bank Indonesia Jawa Barat di dalam membantu pemerintah daerah dalam mengelola persepsi investor, membuka potensi investasi, dan mengurangi informasi asimetris untuk meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat," katanya.