Kurs Rupiah Masih Loyo Lawan Dolar AS, Hari Ini Bertengger ke Rp15.290

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 17:17 WIB
loading...
Kurs Rupiah Masih Loyo Lawan Dolar AS, Hari Ini Bertengger ke Rp15.290
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih loyo hingga perdagangan akhir pekan, Jumat (18/8/2023). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih loyo hingga perdagangan akhir pekan, Jumat (18/8/2023). Kurs rupiah terpantau jatuh 8 poin di level Rp15.290 dari penutupan sebelumnya Rp15.281.

Menurut data JISDOR Bank Indonesia (BI), rupiah stagnan setelah libur hari kemerdekaan, dimana hari ini bertengger pada posisi Rp15.308 per USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat setelah data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan turun lebih dari yang diperkirakan, mengindikasikan berlanjutnya ketahanan di pasar tenaga kerja.

"Pasar tenaga kerja yang kuat memberi Federal Reserve (The Fed) lebih banyak ruang untuk terus menaikkan suku bunga. Data tenaga kerja yang kuat juga datang tepat setelah risalah pertemuan Juli Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan mendukung suku bunga yang lebih tinggi untuk mengekang inflasi yang kaku," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (18/8/2023).



Data terbaru juga menunjukkan bahwa inflasi AS naik pada bulan Juli. Meningkatnya, atau bahkan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil berisiko dan berisiko rendah menyempit. Benchmark imbal hasil Treasury AS diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

Bank Sentral Eropa kemungkinan akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga lebih dari setahun pada bulan September setelah petunjuk dari Presiden Christine Lagarde.

Selain itu, komentar bank sentral tentang lebih banyak stimulus datang hanya beberapa hari setelah secara tak terduga memangkas suku bunga pinjaman jangka pendek dan menengah. Langkah seperti itu biasanya menandai pemotongan suku bunga pinjaman PBOC, dengan keputusan yang akan jatuh tempo minggu depan. PBOC diperkirakan akan memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah dan panjang masing-masing sebesar 15 basis poin.

Apa yang dilakukan oleh PBOC karena perekonomian China juga bergulat dengan disinflasi di tengah pemulihan pasca-COVID yang melambat, yang juga memperburuk sentimen terhadap mata uangnya, karena kekhawatiran akan krisis utang di pasar properti besar negara tersebut.

Dari sisi internal, dalam rangka Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sebesar 5,2%.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga. Situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus diwujudkan demi meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek.

Selain itu, implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah, dan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan juga akan memberikan manfaat positif pada penguatan struktural.

Namun proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2% sangat bertentangan dengan proyeksi berbagai lembaga internasional, yang memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2024 akan tumbuh di level 5%.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5% pada tahun depan. Asian Development Bank (ADB) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai 5%, sejalan dengan laju inflasi yang terkendali pada level 3%.

Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan ekonomi pada 2024 cenderung melambat dengan pertumbuhan yang lebih rendah sebesar 4,9%. Perkiraan tersebut seiring dengan perlambatan ekonomi global yang diperkirakan hanya tumbuh sebesar 2,4% pada 2024.

Berdasarkan sentimen di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya masih diprediksi bergerak fluktuatif cenderung ditutup menguat di rentang Rp15.240 - Rp15.350 per USD.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0875 seconds (0.1#10.140)