Dorong UMKM Naik Kelas, Wilmar Aktif Lakukan Pendampingan
loading...
A
A
A
AGAM - Usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) terbukti mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan . Sayangnya dalam hal pemasaran mereka masih kalah bersaing sehingga perlu uluran tangan agar dapat naik kelas.
Ketua Forum UMKM Nagari Salareh Aia di Desa Tapian Kandis, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) Yesi Herika mengatakan, pemasaran merupakan salah satu kendala terbesar akibat keterbatasan modal. Untuk itu, Wali Nagari Salareh Aia menggandeng PT AMP Plantation ( Wilmar Group ) membentuk forum UMKM guna mewadahi para pelaku usaha, yang saat itu masih berjalan sendiri-sendiri.
Perusahaan sawit tersebut menawarkan pendampingan untuk memperluas akses pasar yaitu dengan menjual produk mereka di area perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memberikan bantuan peralatan produksi dan bahan baku.
“Kami sangat terbantu. Kalau dulu kami pakai peralatan seadanya, sekarang sudah lebih modern,” kata Yesi dalam siaran pers, Jumat (25/8/2023). Baca juga: Dorong UMKM Go Global, BUMN Perkuat Pembiayaan dan Pendampingan untuk Enterpreneur Milenial
Forum UMKM Nagari Salareh Aia memiliki anggota aktif 20 orang. Mereka memproduksi aneka produk makanan, seperti bolu, telur asin, rendang, ketela balado, keripik, kue basah, serundeng ubi, brownies dan kerajinan tangan. Forum UMKM itu mengantongi omzet hingga Rp12 juta per bulan.
Penjualan mereka melonjak saat Lebaran dan hari-hari besar menjadi Rp18-24 juta per bulan. “Pendapatan kami digunakan untuk menambah uang belanja dan menyekolahkan anak. Karena itu kami ingin usaha ini lebih berkembang agar lebih sejahtera,” tuturnya.
Forum UMKM tersebut telah memanfaatkan media sosial dan toko online untuk memasarkan produk. Selain di Sumbar, produk mereka sudah merambah hingga Palembang, Kalimantan, Jakarta hingga Papua.
Mereka juga telah menerima sertifikat penyuluhan keamanan pangan dari dinas kesehatan setempat. Dalam waktu dekat mereka segera memperoleh sertifikat pangan industri rumah tangga (PIRT) dan sertifikat halal.
PT AMP Plantation sendiri sejak Desember 2022 juga pendampingan dan memberikan modal bergulir kepada Forum UMKM Master (makanan, sayuran, dan ternak) di Wonosari, Kabupaten Pasaman Barat. Menurut Asroni, penanggung jawab Forum Master, kelompok tersebut sebenarnya sudah berdiri sejak tiga tahun lalu namun belum terkoordinir dengan baik.
Keempat anggota forum itu memproduksi rengginang, mengelola warung bakso, menjual sayur dan bumbu dapur, serta beternak. Mereka berharap dapat lebih mengembangkan usahanya jika ada tambahan modal.
Gayung pun bersambut saat PT AMP Plantation menawarkan pendampingan. “Awalnya kami menghadapi masalah modal. Dana bergulir ini dapat membantu anggota mengembangkan usaha,” kata Asroni.
Salah satu contohnya rengginang yang diproduksi salah satu anggota anggota Forum Master telah mengantongi sertifikat halal sehingga dapat menembus swalayan di Sumbar dan luar daerah. Mereka berharap, perusahaan dapat terus memberikan pendampingan agar usaha lebih meningkat sehingga dapat memasarkan lebih banyak lagi. “Dengan usaha yang berkembang kami ingin dapat menyerap tenaga kerja leb h banyak,” ujarnya.
Koordinator Corporate Social Responsibility (CSR) PT AMP Plantation Agung Sriyono mengatakan, pihaknya memiliki tanggung jawab membantu pengembangan ekonomi masyarakat di sekitar daerah operasional perusahaan. Bantuan tersebut diharapkan turut berkontribusi menggerakkan ekonomi daerah, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. “Kami ingin memberikan kail bagi UMKM untuk membantu mendorong kemandirian ekonomi,” katanya.
Ketua Forum UMKM Nagari Salareh Aia di Desa Tapian Kandis, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) Yesi Herika mengatakan, pemasaran merupakan salah satu kendala terbesar akibat keterbatasan modal. Untuk itu, Wali Nagari Salareh Aia menggandeng PT AMP Plantation ( Wilmar Group ) membentuk forum UMKM guna mewadahi para pelaku usaha, yang saat itu masih berjalan sendiri-sendiri.
Perusahaan sawit tersebut menawarkan pendampingan untuk memperluas akses pasar yaitu dengan menjual produk mereka di area perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memberikan bantuan peralatan produksi dan bahan baku.
“Kami sangat terbantu. Kalau dulu kami pakai peralatan seadanya, sekarang sudah lebih modern,” kata Yesi dalam siaran pers, Jumat (25/8/2023). Baca juga: Dorong UMKM Go Global, BUMN Perkuat Pembiayaan dan Pendampingan untuk Enterpreneur Milenial
Forum UMKM Nagari Salareh Aia memiliki anggota aktif 20 orang. Mereka memproduksi aneka produk makanan, seperti bolu, telur asin, rendang, ketela balado, keripik, kue basah, serundeng ubi, brownies dan kerajinan tangan. Forum UMKM itu mengantongi omzet hingga Rp12 juta per bulan.
Penjualan mereka melonjak saat Lebaran dan hari-hari besar menjadi Rp18-24 juta per bulan. “Pendapatan kami digunakan untuk menambah uang belanja dan menyekolahkan anak. Karena itu kami ingin usaha ini lebih berkembang agar lebih sejahtera,” tuturnya.
Forum UMKM tersebut telah memanfaatkan media sosial dan toko online untuk memasarkan produk. Selain di Sumbar, produk mereka sudah merambah hingga Palembang, Kalimantan, Jakarta hingga Papua.
Mereka juga telah menerima sertifikat penyuluhan keamanan pangan dari dinas kesehatan setempat. Dalam waktu dekat mereka segera memperoleh sertifikat pangan industri rumah tangga (PIRT) dan sertifikat halal.
PT AMP Plantation sendiri sejak Desember 2022 juga pendampingan dan memberikan modal bergulir kepada Forum UMKM Master (makanan, sayuran, dan ternak) di Wonosari, Kabupaten Pasaman Barat. Menurut Asroni, penanggung jawab Forum Master, kelompok tersebut sebenarnya sudah berdiri sejak tiga tahun lalu namun belum terkoordinir dengan baik.
Keempat anggota forum itu memproduksi rengginang, mengelola warung bakso, menjual sayur dan bumbu dapur, serta beternak. Mereka berharap dapat lebih mengembangkan usahanya jika ada tambahan modal.
Gayung pun bersambut saat PT AMP Plantation menawarkan pendampingan. “Awalnya kami menghadapi masalah modal. Dana bergulir ini dapat membantu anggota mengembangkan usaha,” kata Asroni.
Salah satu contohnya rengginang yang diproduksi salah satu anggota anggota Forum Master telah mengantongi sertifikat halal sehingga dapat menembus swalayan di Sumbar dan luar daerah. Mereka berharap, perusahaan dapat terus memberikan pendampingan agar usaha lebih meningkat sehingga dapat memasarkan lebih banyak lagi. “Dengan usaha yang berkembang kami ingin dapat menyerap tenaga kerja leb h banyak,” ujarnya.
Koordinator Corporate Social Responsibility (CSR) PT AMP Plantation Agung Sriyono mengatakan, pihaknya memiliki tanggung jawab membantu pengembangan ekonomi masyarakat di sekitar daerah operasional perusahaan. Bantuan tersebut diharapkan turut berkontribusi menggerakkan ekonomi daerah, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. “Kami ingin memberikan kail bagi UMKM untuk membantu mendorong kemandirian ekonomi,” katanya.
(poe)