Peran Penting CEX dan DEX dalam Industri Kripto

Minggu, 27 Agustus 2023 - 08:47 WIB
loading...
Peran Penting CEX dan...
Isu terkait decentralized exchange (DEX) dan centralized exchange (CEX) dalam dunia crypto yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir bakal menjadi diskusi dalam ajang Coinfest Asia. Foto/Dok
A A A
BALI - Festival tahunan crypto terbesar di Indonesia, Coinfest Asia kembali digelar. PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU, platform jual beli dan investasi aset kripto kembali mendukung kegiatan ini dengan menjadi sponsor.

Sekaligus juga berpartisipasi dalam sesi panelis yang mengangkat tema Clash of the Titans: Decentralized vs Centralized Trading. Founder & CEO Pintu, Jeth Soetoyo bersama tiga panelis lainnya berdiskusi tentang isu terkait decentralized exchange (DEX) dan centralized exchange (CEX) dalam dunia crypto yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.



Founder & CEO Pintu, Jeth Soetoyo mengungkapkan, bicara tentang penggunaan DEX dan CEX, pada akhirnya merupakan sebuah spektrum. Seperti halnya kita membutuhkan bank dan dompet fisik untuk menyimpan uang, beberapa orang lebih memilih untuk menyimpan crypto di DEX, sementara yang lain lebih memilih di CEX, tergantung pada kebutuhan masing-masing individu.

"Meskipun saya setuju bahwa industri crypto bergerak menuju Web3 dan decentralized finance (DeF)i, namun mengelola kunci dan wallet secara mandiri bukanlah konsep yang mudah bagi banyak orang. Oleh karenanya, saya percaya bahwa DEX maupun CEX bisa berjalan berdampingan," sambungnya.



Melihat lebih jauh mengenai perbandingan dari sisi volume perdagangan antara DEX dengan CEX, merujuk laporan dari Coinmarketcap, pada semester 1 2023 total volume perdagangan CEX mencapai USD1,67 triliun mengungguli DEX yang berkontribusi sebesar USD189 miliar.

“Besarnya volume perdagangan DEX & CEX tidak lepas dari tiga faktor. Pertama kemudahan dalam berinvestasi pada global asset seperti crypto yang menarik bagi banyak orang dan lahirnya DEX & CEX yang memberikan kemudahan investasi dan menyimpan aset," ujar Jeth.

Kedua, yakni profil risiko dari pengguna di Asia khususnya Indonesia yang menyukai produk keuangan high risk high return. Faktor ketiga yaitu peran regulator atas rumusan regulasi yang ramah bagi ekosistem crypto khususnya di Indonesia.

"Dalam setahun terakhir, regulasi crypto di Asia Tenggara lebih dinamis dibandingkan dengan negara barat. Kami sangat mengapresiasi peran aktif pemerintah dalam mendukung kemajuan industri crypto,” bebernya.

Beberapa waktu lalu, pemerintah yaitu Kementerian Perdagangan resmi meluncurkan bursa kripto melalui keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-BBAK/07/2023. Adapun PT Bursa Komoditi Nusantara atau Commodity Future Exchange (CFX) terpilih menjadi pengelola bursa aset crypto Indonesia.

“Kami mendukung penuh pendirian Bursa Kripto Nusantara (BKN) yang diharapkan dapat semakin memperkuat daya saing dan penetrasi aset crypto di Indonesia. Menurut pengamatan saya dari sisi regulasi saat ini Indonesia sedang bertransisi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," jelasnya.

"Kerangka yang digunakan adalah untuk memisahkan peran dari sebuah bursa, kliring, penyimpanan aset, dan pialang agar terdapat akuntabilitas dari berbagai peserta untuk bagian bisnis yang berbeda. Tentu dengan lebih jelasnya aturan mengenai industri crypto diharapkan dapat mendorong peningkatan penetrasi investasi crypto di Indonesia serta memberikan keamanan penuh bagi investor dan juga para pelaku di industri,” tutup Jeth.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1890 seconds (0.1#10.140)