Pertalite Dihapus Tahun Depan, Wapres Bocorkan Mekanisme Subsidi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengungkapkan terkait penghapusan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite tahun depan. Saat ini sedang dikaji pola pemberian subsidi.
"Saya kira memang itu masih subsidi. Jadi sedang dipikirkan supaya kita terus tetap mensubsidi tetapi subsidi itu nanti diberikan kepada si orangnya. Tidak pada komoditinya, barangnya, jadi perlu merubah pola pemberian subsidi," ujar Wapres usai menghadiri acara di Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).
Dia mengungkapkan bahwa mekanisme pemberian subsidi akan berubah, yakni bukan diberikan pada komoditasnya namun langsung pada orang masyarakat yang tidak mampu. Dia mengatakan jika subsidi diberikan pada komoditasnya justru dinikmati yang tidak berhak.
"Sebab kalau kepada komoditi, kepada barangnya itu yang menikmati justru bukan yang berhak kira-kira begitu. Itu sebenarnya. Untuk mengalihkan seperti itu, subsidi diberikan kepada orang bukan barang," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun telah meminta dukungan peluncuran BBM terbaru tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Apalagi, berdasarkan aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa BBM yang boleh dijual di Indonesia sejatinya paling minim yakni 91. Pertamina akan merilis BBM Pertamax Green 92 yang merupakan campuran BBM setara Pertalite dengan etanol sebanyak 7% sehingga kualitas oktan naik ke 92.
"Saya kira memang itu masih subsidi. Jadi sedang dipikirkan supaya kita terus tetap mensubsidi tetapi subsidi itu nanti diberikan kepada si orangnya. Tidak pada komoditinya, barangnya, jadi perlu merubah pola pemberian subsidi," ujar Wapres usai menghadiri acara di Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).
Dia mengungkapkan bahwa mekanisme pemberian subsidi akan berubah, yakni bukan diberikan pada komoditasnya namun langsung pada orang masyarakat yang tidak mampu. Dia mengatakan jika subsidi diberikan pada komoditasnya justru dinikmati yang tidak berhak.
"Sebab kalau kepada komoditi, kepada barangnya itu yang menikmati justru bukan yang berhak kira-kira begitu. Itu sebenarnya. Untuk mengalihkan seperti itu, subsidi diberikan kepada orang bukan barang," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun telah meminta dukungan peluncuran BBM terbaru tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Apalagi, berdasarkan aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa BBM yang boleh dijual di Indonesia sejatinya paling minim yakni 91. Pertamina akan merilis BBM Pertamax Green 92 yang merupakan campuran BBM setara Pertalite dengan etanol sebanyak 7% sehingga kualitas oktan naik ke 92.
(nng)