Wall Street Ditutup Mixed Usai Data Inflasi AS Bikin Optimistis
loading...
A
A
A
NEW YORK - Wall Street berakhir mixed pada perdagangan Kamis (31/8/2023) waktu setempat, ketika indeks S&P 500 berakhir lebih rendah dan Nasdaq justru menanjak naik sendirian. Sentimen juga datang setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) sesuai dengan perkiraan.
Terpantau indeks S&P 500 mengalami penurunan 0,16% menjadi 4.507,66. Sedangkan Nasdaq menguat 0,11% ke posisi 14.034,97 ketika Dow Jones Industrial Average (.DJI) lebih rendah 0,48% ke level 34.721,91.
Nasdaq (.IXIC) mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat minggu setelah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang dianggap sebagai ukuran inflasi pilihan bank sentral, naik 3,3% pada bulan Juli secara tahunan.
Tidak termasuk komponen pangan dan energi yang mudah berubah, indeks harga inti PCE naik 4,2% pada bulan Juli, secara YoY juga sejalan dengan perkiraan. Hal itu juga menggarisbawahi ekspektasi Federal Reserve alias The Fed dapat menghentikan pengetatan moneternya.
Ekspektasi para pedagang terhadap jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed bulan September tetap pada peluang 88,5%, sementara perkiraan mereka terhadap bank sentral yang mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan November mencapai 51%, menurut alat FedWatch CME Group.
"Investor yakin The Fed bergantung pada data, dan data mendukung pasar. Semua kenaikan suku bunga ini membuahkan hasil," kata CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, Jake Dollarhide.
Investor sedang menunggu data non-farm payrolls yang lebih komprehensif yang akan dirilis pada hari Jumat untuk kejelasan lebih lanjut mengenai kemungkinan jalur moneter The Fed.
Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun turun menjadi 4,09%, mengangkat saham-saham dengan pertumbuhan besar seperti Amazon (AMZN.O), yang naik 2,2%.
Terpantau indeks S&P 500 mengalami penurunan 0,16% menjadi 4.507,66. Sedangkan Nasdaq menguat 0,11% ke posisi 14.034,97 ketika Dow Jones Industrial Average (.DJI) lebih rendah 0,48% ke level 34.721,91.
Nasdaq (.IXIC) mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat minggu setelah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang dianggap sebagai ukuran inflasi pilihan bank sentral, naik 3,3% pada bulan Juli secara tahunan.
Tidak termasuk komponen pangan dan energi yang mudah berubah, indeks harga inti PCE naik 4,2% pada bulan Juli, secara YoY juga sejalan dengan perkiraan. Hal itu juga menggarisbawahi ekspektasi Federal Reserve alias The Fed dapat menghentikan pengetatan moneternya.
Ekspektasi para pedagang terhadap jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed bulan September tetap pada peluang 88,5%, sementara perkiraan mereka terhadap bank sentral yang mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan November mencapai 51%, menurut alat FedWatch CME Group.
"Investor yakin The Fed bergantung pada data, dan data mendukung pasar. Semua kenaikan suku bunga ini membuahkan hasil," kata CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, Jake Dollarhide.
Investor sedang menunggu data non-farm payrolls yang lebih komprehensif yang akan dirilis pada hari Jumat untuk kejelasan lebih lanjut mengenai kemungkinan jalur moneter The Fed.
Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun turun menjadi 4,09%, mengangkat saham-saham dengan pertumbuhan besar seperti Amazon (AMZN.O), yang naik 2,2%.