Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
loading...

Uni Eropa (UE) meluncurkan lusinan proyek untuk meningkatkan ekstraksi bahan baku mineral penting, ketika blok itu sedang berusaha mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada China. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Uni Eropa (UE) meluncurkan lusinan proyek untuk meningkatkan ekstraksi bahan baku mineral penting, ketika blok itu sedang berusaha mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada China . Pandemi Covid ditambah invasi Rusia ke Ukraina mengekspos ketergantungan Uni Eropa pada rantai pasokan asing untuk mineral kritis .
Sementara itu Brussels bakal dihadapkan pada peningkatan kebutuhan dengan produksi lebih besar untuk menghindari guncangan di masa depan. "Lithium China tidak bisa menjadi gas Rusia besok," ungkap kepala industri Uni Eropa, Stephane Sejourne memperingatkan seperti dilansir AFP.
Ketika Moskow menyerang Ukraina pada tahun 2022, Uni Eropa memangkas impor energi dari Rusia, yang menyebabkan lonjakan harga energi serta tingginya inflasi.
Belajar dari situasi sebelumnya, Brussel saat ini gencar untuk mengamankan mineral kritis dan elemen tanah jarang, yang memaikan peran penting dalam produksi barang-barang elektronik seperti baterai. Serta diperlukan dalam transisi hijau yang belakangan menjadi target global.
Uni Eropa menyakini bahwa mereka harus bertindak cepat karena ketegangan geopolitik melonjak setelah terpilihnya kembali Presiden AS Donald Trump. "Ada rasa urgensi yang tidak ada tiga atau empat bulan yang lalu," kata Sejourne kepada wartawan di Brussels.
Sebegai informasi Komisi Eropa menerbitkan daftar 47 "proyek strategis" yang mencakup pembukaan tambang untuk lithium – yang dibutuhkan untuk mobil listrik – dan tungsten.
Tersebar di 13 negara anggota UE, mereka akan mendapat manfaat dari akses yang lebih mudah ke pembiayaan Uni Eropa serta proses perizinan yang lebih sederhana dan lebih cepat.
"Mari kita perjelas: kami berkewajiban untuk membuka tambang baru di Eropa," kata Sejourne.
Ia juga menambahkan, bahwa Uni Eropa dapat "sepenuhnya mandiri untuk lithium" dalam waktu lima tahun.
Sementara itu Brussels bakal dihadapkan pada peningkatan kebutuhan dengan produksi lebih besar untuk menghindari guncangan di masa depan. "Lithium China tidak bisa menjadi gas Rusia besok," ungkap kepala industri Uni Eropa, Stephane Sejourne memperingatkan seperti dilansir AFP.
Ketika Moskow menyerang Ukraina pada tahun 2022, Uni Eropa memangkas impor energi dari Rusia, yang menyebabkan lonjakan harga energi serta tingginya inflasi.
Belajar dari situasi sebelumnya, Brussel saat ini gencar untuk mengamankan mineral kritis dan elemen tanah jarang, yang memaikan peran penting dalam produksi barang-barang elektronik seperti baterai. Serta diperlukan dalam transisi hijau yang belakangan menjadi target global.
Uni Eropa menyakini bahwa mereka harus bertindak cepat karena ketegangan geopolitik melonjak setelah terpilihnya kembali Presiden AS Donald Trump. "Ada rasa urgensi yang tidak ada tiga atau empat bulan yang lalu," kata Sejourne kepada wartawan di Brussels.
Sebegai informasi Komisi Eropa menerbitkan daftar 47 "proyek strategis" yang mencakup pembukaan tambang untuk lithium – yang dibutuhkan untuk mobil listrik – dan tungsten.
Tersebar di 13 negara anggota UE, mereka akan mendapat manfaat dari akses yang lebih mudah ke pembiayaan Uni Eropa serta proses perizinan yang lebih sederhana dan lebih cepat.
"Mari kita perjelas: kami berkewajiban untuk membuka tambang baru di Eropa," kata Sejourne.
Ia juga menambahkan, bahwa Uni Eropa dapat "sepenuhnya mandiri untuk lithium" dalam waktu lima tahun.
Lihat Juga :