Dari Kios Sempit, Perusahaan GPS Ini Menggapai Tower Berlantai 8
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dirilis pada tahun 2015, perlahan tapi pasti Fox Logger kini menjadi salah satu pemain yang cukup dominan di pasar GPS tracker Indonesia, baik pasar B2C maupun B2B. GPS tracker dari Fox Logger tidak hanya menghadirkan kemudahan dalam pelacakan dan pengawasan, tetapi juga memenuhi berbagai kebutuhan sektor industri yang berkaitan dengan transportasi, logistik, serta keamanan.
“Semula Fox Logger hanya dimaksudkan mengisi pasar GPS yang saat itu lebih didominasi fungsi navigasi, ternyata kinerjanya melebihi harapan,” ujar Alamsyah Cheung, pendiri Fox Logger, dalam keterangannya, Minggu (3/9/2023).
Tentu saja raihan itu tidak dicapai dengan mudah. Tak banyak yang mengetahui selama 8 tahun perjalanan, Fox Logger jatuh bangun dalam mengembangkan bisnis GPS rracker. Apalagi di tahun 2015 ketika semuanya baru dimulai dari nol dan dana yang minim.
Saat awal merintis usaha, Alam bersama partnernya, Darren Suciono, berpatungan dengan menyewa kios kecil berukuran 12 m2. Kini kios itu menjadi saksi bisu perjalanan usaha keduanya.
Keduanya tak berkecil hati dan yakin bahwa memulai usaha tidak mesti selalu dengan skala besar. Yang paling mendasar adalah keyakinan bahwa ada pasar yang bisa menerima produk mereka.
Hasilnya tak mengecewakan. Perlahan tapi pasti, pasar menerima kehadiran Fox Logger yang kini dinaungi PT Sumber Energi Makmur. Akhirnya mereka pindah lokasi usaha ke rumah petak seukuran 30 m2 dan selanjutnya menempati ruko 3 lantai dan memperkerjakan karyawan hingga 25 orang.
Sekalipun merintis dari bawah, Alam sejatinya tidak berangkat dari titik nol sama sekali, terutama dari sisi etos kerja. Sebab, di balik keberhasilan yang diraihnya, terdapat perjalanan berliku yang dilalui, yang menjadi bekalnya sewaktu merintis bisnis.
Sebelum mendirikan Fox Logger, pria kelahiran Jakarta, 8 Desember 1987 itu adalah seorang salesman keliling salah satu distributor GPS di Jakarta. Dia keluar masuk pasar-pasar mobil dan toko-toko suku cadang otomotif di seantero ibu kota. Itulah pekerjaannya sehari-hari yang dilakoninya sejak menginjak usia 20 tahun.
Ketertarikannya terhadap dunia entrepreneurship mendorongnya memberanikan diri melangkah lebih jauh dengan mendirikan perusahaan sendiri. Berbekal pengalamannya menjadi distributor GPS, dia mengetahui ceruk pasar GPS tracker yang belum disentuh para pemain, kebutuhan user, jejaring pasar, hubungan dengan prinsipal, hingga manajemen stok.
“Selama menjadi salesman saya memahami dengan baik lika-liku bisnis ini,” kata Alam.
Alam bersama Darren menjadi entrepreneur yang profesional dan tahan banting. Mereka tak pernah lelah mengetuk pintu pemerintah daerah serta kalangan perusahaan, mulai dari yang bergerak di leasing, transportasi, sampai logistik, menawarkan produk.
Hasilnya terasa. Ketika pandemi datang serta begitu banyak start-up dijerat masalah dalam setahun terakhir--yang sering disebut sebagai masa tech winter-Fox Logger tegar bertahan. penjualannya justru tetap tumbuh dan berkembang, bahkan makin ekspansif.
Terbukti, Alam akan segera meluncurkan Tower berlantai 8 di bilangan Cideng, Jakarta, bernama Fox Logger Tower. Dari sebuah ruko kecil, kini mereka pindah ke sebuah bangunan setinggi 8 lantai bersama 50 orang karyawan.
“Perjalanan selama 8 tahun, termasuk di masa pandemi yang merupakan disrupsi besar, membuat kami makin kuat dan kreatif untuk memberikan layanan yang unggul kepada pelanggan,” ujar Alam yang menjadi CEO PT Sumber Energi Makmur.
“Semula Fox Logger hanya dimaksudkan mengisi pasar GPS yang saat itu lebih didominasi fungsi navigasi, ternyata kinerjanya melebihi harapan,” ujar Alamsyah Cheung, pendiri Fox Logger, dalam keterangannya, Minggu (3/9/2023).
Tentu saja raihan itu tidak dicapai dengan mudah. Tak banyak yang mengetahui selama 8 tahun perjalanan, Fox Logger jatuh bangun dalam mengembangkan bisnis GPS rracker. Apalagi di tahun 2015 ketika semuanya baru dimulai dari nol dan dana yang minim.
Saat awal merintis usaha, Alam bersama partnernya, Darren Suciono, berpatungan dengan menyewa kios kecil berukuran 12 m2. Kini kios itu menjadi saksi bisu perjalanan usaha keduanya.
Keduanya tak berkecil hati dan yakin bahwa memulai usaha tidak mesti selalu dengan skala besar. Yang paling mendasar adalah keyakinan bahwa ada pasar yang bisa menerima produk mereka.
Hasilnya tak mengecewakan. Perlahan tapi pasti, pasar menerima kehadiran Fox Logger yang kini dinaungi PT Sumber Energi Makmur. Akhirnya mereka pindah lokasi usaha ke rumah petak seukuran 30 m2 dan selanjutnya menempati ruko 3 lantai dan memperkerjakan karyawan hingga 25 orang.
Sekalipun merintis dari bawah, Alam sejatinya tidak berangkat dari titik nol sama sekali, terutama dari sisi etos kerja. Sebab, di balik keberhasilan yang diraihnya, terdapat perjalanan berliku yang dilalui, yang menjadi bekalnya sewaktu merintis bisnis.
Sebelum mendirikan Fox Logger, pria kelahiran Jakarta, 8 Desember 1987 itu adalah seorang salesman keliling salah satu distributor GPS di Jakarta. Dia keluar masuk pasar-pasar mobil dan toko-toko suku cadang otomotif di seantero ibu kota. Itulah pekerjaannya sehari-hari yang dilakoninya sejak menginjak usia 20 tahun.
Ketertarikannya terhadap dunia entrepreneurship mendorongnya memberanikan diri melangkah lebih jauh dengan mendirikan perusahaan sendiri. Berbekal pengalamannya menjadi distributor GPS, dia mengetahui ceruk pasar GPS tracker yang belum disentuh para pemain, kebutuhan user, jejaring pasar, hubungan dengan prinsipal, hingga manajemen stok.
“Selama menjadi salesman saya memahami dengan baik lika-liku bisnis ini,” kata Alam.
Alam bersama Darren menjadi entrepreneur yang profesional dan tahan banting. Mereka tak pernah lelah mengetuk pintu pemerintah daerah serta kalangan perusahaan, mulai dari yang bergerak di leasing, transportasi, sampai logistik, menawarkan produk.
Hasilnya terasa. Ketika pandemi datang serta begitu banyak start-up dijerat masalah dalam setahun terakhir--yang sering disebut sebagai masa tech winter-Fox Logger tegar bertahan. penjualannya justru tetap tumbuh dan berkembang, bahkan makin ekspansif.
Terbukti, Alam akan segera meluncurkan Tower berlantai 8 di bilangan Cideng, Jakarta, bernama Fox Logger Tower. Dari sebuah ruko kecil, kini mereka pindah ke sebuah bangunan setinggi 8 lantai bersama 50 orang karyawan.
“Perjalanan selama 8 tahun, termasuk di masa pandemi yang merupakan disrupsi besar, membuat kami makin kuat dan kreatif untuk memberikan layanan yang unggul kepada pelanggan,” ujar Alam yang menjadi CEO PT Sumber Energi Makmur.
(uka)