Wapres Tak Ingin Indonesia cuma Jadi Tukang Stempel Halal

Kamis, 07 September 2023 - 19:59 WIB
loading...
Wapres Tak Ingin Indonesia...
Wapres ingin Indonesia jadi produsen halal dunia di 2024. Foto/BiroSetwapres
A A A
BANDA ACEH - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan Indonesia harus menjadi pusat produsen halal dunia pada tahun 2024. Wapres mengingatkan Indonesia jangan hanya menjadi pemberi sertifikat halal atau stempel halal saja.



“Indonesia ini hanya menjadi pemberi sertifikat, hanya memberi cap saja, terhadap produk-produk halal di dunia. Nah sekarang kita ingin menjadi produsen halal terbesar dan kita sudah bertekad 2024 bisa menjadi produsen halal terbesar di dunia,” kata Wapres pada pengukuhan Komite Daerah dan Keuangan Syariah (KDEKS), di Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kamis (7/9/2023).

Lebih lanjut Wapres mengatakan, keuangan syariah Indonesia saat ini nomor dua di dunia. Bahkan, kini Bank Syariah Indonesia (BSI) telah dibuka di Dubai dan akan dibuka di Arab Saudi.

“Juga di industri keuangan, kita juga sudah memiliki nomor dua di dunia dan kita sudah punya bank BSI, sudah berada di tidak hanya di Indonesia, sudah buka di Dubai, dan akan buka di Arab Saudi dan di berbagai tempat yang lain,” katanya.

Selain itu, Wapres juga mendorong agar dikembangkan dana sosial syariah seperti zakat, wakaf, infaq, dan shadaqah. Pada kesempatan itu, Wapres juga mengapresiasi pemerintah daerah Aceh yang sudah membangun Baitul Maal untuk menampung infaq dan shodaqoh.

Wapres pun mendorong agar usaha atau bisnis syariah semakin dikembangkan. Tapi yang lebih penting lagi soal keempat fokus usaha atau bisnis yang syariah, yaitu untuk mengembangkan para pengusaha.

"Karena apa? Karena tidak mungkin industri halal berkembang, industri keuangan berkembang, dan tidak mungkin tidak ada orang yang berzakat, berinfaq, bersodaqoh, kalau tidak ada pengusahanya,” tandas Wapres.

Oleh karena itu membangun pengusaha yang syariah itu menjadi unsur yang paling penting. Jik instrumen lain itu ibarat itu bis, maka instrumen pengusaha adalah penumpangnya.



"Jadi bis-bis yang terpancang banyak itu tidak akan ada artinya kalau tidak ada penumpangnya, yaitu pengusaha,” pungkasnya.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1965 seconds (0.1#10.140)