Ekspor Jepang pada Maret Naik Berkat Suku Cadang dan Baja
A
A
A
TOKYO - Ekspor Jepang pada Maret naik dengan laju tercepat dalam lebih dari dua tahun karena peningkatan pengiriman suku cadang mobil dan baja memberi sinyal bahwa permintaan luar negeri yang meluas dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang sangat lamban.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/4/2017), ekspor Jepang pada Maret naik 12,0% atau lebih tinggi dari perkiraan sebesar 6,7%. Data tersebut juga menunjukkan surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat menyempit, meskipun perkembangan ini tidak mungkin sepenuhnya meredakan kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan AS.
Ekspor Jepang diperkirakan akan terus meningkat seiring momentum pertumbuhan ekonomi global, namun kekhawatiran tentang komitmen Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengadopsi kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis menyelimuti prospek perdagangan Jepang.
"Ekspor terlihat cukup bagus, dan kami berharap ini berkontribusi pada pertumbuhan tahun ini," kata Hidenobu Tokuda, ekonom senior di Mizuho Research Institute.
"Satu kekhawatiran adalah Trump bisa mulai mengambil sikap ketat terhadap perdagangan dengan China, dan dengan demikian dia juga bisa mulai mengkritik ekspor Jepang secara lebih terbuka," terangnya.
Dari sisi volume, ekspor naik 6,6% pada Maret dari tahun lalu, bulan kedua berturut-turut kenaikan sebagai tanda bahwa permintaan global meningkat. Ekspor ke Amerika Serikat naik 3,5% pada Maret dari tahun lalu karena pengiriman suku cadang mobil lebih tinggi.
Hal itu dibandingkan dengan kenaikan tahunan sebesar 0,4% dalam ekspor AS pada bulan sebelumnya. Surplus perdagangan Jepang dengan AS turun 8,1% pada Maret dari tahun lalu menjadi 628,1 miliar yen (USD5,77 miliar) atas meningkatnya impor gas alam cair dan biji-bijian.
Ekspor ke China naik 16,4% pada Maret dari tahun lalu, menyusul kenaikan ekspor tahunan sebesar 28,2% pada Februari setelah Tahun Baru Imlek. Ekspor Jepang ke Asia naik 16,3% dari tahun ke tahun pada Maret setelah meningkat 21,0% di bulan sebelumnya.
Impor Jepang naik 15,8% pada Maret dari tahun lalu, kenaikan terbesar sejak Maret 2014, karena harga minyak yang lebih tinggi mendorong nilai impor energi. Neraca perdagangan keseluruhan mencapai surplus 614,7 miliar yen versus perkiraan median untuk surplus 575,8 miliar yen.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/4/2017), ekspor Jepang pada Maret naik 12,0% atau lebih tinggi dari perkiraan sebesar 6,7%. Data tersebut juga menunjukkan surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat menyempit, meskipun perkembangan ini tidak mungkin sepenuhnya meredakan kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan AS.
Ekspor Jepang diperkirakan akan terus meningkat seiring momentum pertumbuhan ekonomi global, namun kekhawatiran tentang komitmen Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengadopsi kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis menyelimuti prospek perdagangan Jepang.
"Ekspor terlihat cukup bagus, dan kami berharap ini berkontribusi pada pertumbuhan tahun ini," kata Hidenobu Tokuda, ekonom senior di Mizuho Research Institute.
"Satu kekhawatiran adalah Trump bisa mulai mengambil sikap ketat terhadap perdagangan dengan China, dan dengan demikian dia juga bisa mulai mengkritik ekspor Jepang secara lebih terbuka," terangnya.
Dari sisi volume, ekspor naik 6,6% pada Maret dari tahun lalu, bulan kedua berturut-turut kenaikan sebagai tanda bahwa permintaan global meningkat. Ekspor ke Amerika Serikat naik 3,5% pada Maret dari tahun lalu karena pengiriman suku cadang mobil lebih tinggi.
Hal itu dibandingkan dengan kenaikan tahunan sebesar 0,4% dalam ekspor AS pada bulan sebelumnya. Surplus perdagangan Jepang dengan AS turun 8,1% pada Maret dari tahun lalu menjadi 628,1 miliar yen (USD5,77 miliar) atas meningkatnya impor gas alam cair dan biji-bijian.
Ekspor ke China naik 16,4% pada Maret dari tahun lalu, menyusul kenaikan ekspor tahunan sebesar 28,2% pada Februari setelah Tahun Baru Imlek. Ekspor Jepang ke Asia naik 16,3% dari tahun ke tahun pada Maret setelah meningkat 21,0% di bulan sebelumnya.
Impor Jepang naik 15,8% pada Maret dari tahun lalu, kenaikan terbesar sejak Maret 2014, karena harga minyak yang lebih tinggi mendorong nilai impor energi. Neraca perdagangan keseluruhan mencapai surplus 614,7 miliar yen versus perkiraan median untuk surplus 575,8 miliar yen.
(izz)