Bareng PHE ONWJ, Buruh Pengupas Rajungan Sukses Merintis Bisnis
loading...
A
A
A
Tahun 2023, Iin boleh disebut pengusaha sukses. Produk mpek-mpek rajungan dan bakso ikan remang miliknya menghasilkan omzet Rp 4-5 juta dalam sebulan. Ia bahkan sudah punya merk dagang sendiri, namanya Sumber Rejeki.
Angka itu ia raih tanpa perlu bersusah payah menjajakan dagangan dari pintu ke pintu rumah atau duduk belasan jam mengupas rajungan lagi seperti dahulu kala. Perjuangan Iin mengumpulkan pelaku UMKM ke dalam wadah kelompok mandiri sudah dimulainya sejak 2018. Dalam benak Iin, pelaku UMKM yang didominasi ibu-ibu tidak boleh berakhir sebagai buruh pengupas rajungan atau buruh migran Indonesia.
Pada mulanya, tidak mudah mengajak ibu-ibu untuk menempuh jalan sebagai pengusaha kecil. Mereka pesimistis. Terutama di sisi kepastian penghasilan. Apalagi saat pandemi melanda Indonesia dari 2020 sampai 2022. Roda ekonomi di sektor UMKM lumpuh karena daya beli masyarakat turun.
Usaha Iin berbuah manis. Pada 2022, bergabung 12 kelompok UMKM baru, menggenapi jumlah menjadi 15 kelompok. Gayung bersambut, PHE ONWJ sejak 2018 fokus mengembangkan profram pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi dengan mendampingi pelaku UMKM di Desa Sukajaya, Karawang.
Pada awalnya, PHE ONWJ mendampingi 15 kelompok UMKM yang tergabung dalam kelompok Pantai Barokah. Kini, sudah 27 UMKM bergabung, salah satunya UMKM yang dikelola oleh Iin. Omzet UMKM di bawah komando Iin berkisar antara Rp 3 sampai Rp 7 juta. Mereka memproduksi macam-macam makanan, sebagian besar didominasi bahan laut.
Ada kerupuk ikan teri, sate bandeng, ikan bakar, kerupuk rajungan, terasi ikan, sambal cumi, siwang, amplang, mpek-mpek rajungan, bakso ikan remang, dendeng ikan japuh, dodol mangrove, basreng rajungan, kerupuk ikan remang, jus mangrove, udang krispi, dan bola-bola susu.
Iin sedikit banyak telah berkontribusi mengubah wajah Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya. Ia kini tidak lagi harus melawan dingin, berangkat ngantor pagi buta. Bersama ibu-ibu lainnya, Iin merintis usaha, berharap usahanya semakin jaya. Jaya seperti nama desa tempat tinggalnya Sukajaya.
Angka itu ia raih tanpa perlu bersusah payah menjajakan dagangan dari pintu ke pintu rumah atau duduk belasan jam mengupas rajungan lagi seperti dahulu kala. Perjuangan Iin mengumpulkan pelaku UMKM ke dalam wadah kelompok mandiri sudah dimulainya sejak 2018. Dalam benak Iin, pelaku UMKM yang didominasi ibu-ibu tidak boleh berakhir sebagai buruh pengupas rajungan atau buruh migran Indonesia.
Pada mulanya, tidak mudah mengajak ibu-ibu untuk menempuh jalan sebagai pengusaha kecil. Mereka pesimistis. Terutama di sisi kepastian penghasilan. Apalagi saat pandemi melanda Indonesia dari 2020 sampai 2022. Roda ekonomi di sektor UMKM lumpuh karena daya beli masyarakat turun.
Usaha Iin berbuah manis. Pada 2022, bergabung 12 kelompok UMKM baru, menggenapi jumlah menjadi 15 kelompok. Gayung bersambut, PHE ONWJ sejak 2018 fokus mengembangkan profram pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi dengan mendampingi pelaku UMKM di Desa Sukajaya, Karawang.
Pada awalnya, PHE ONWJ mendampingi 15 kelompok UMKM yang tergabung dalam kelompok Pantai Barokah. Kini, sudah 27 UMKM bergabung, salah satunya UMKM yang dikelola oleh Iin. Omzet UMKM di bawah komando Iin berkisar antara Rp 3 sampai Rp 7 juta. Mereka memproduksi macam-macam makanan, sebagian besar didominasi bahan laut.
Ada kerupuk ikan teri, sate bandeng, ikan bakar, kerupuk rajungan, terasi ikan, sambal cumi, siwang, amplang, mpek-mpek rajungan, bakso ikan remang, dendeng ikan japuh, dodol mangrove, basreng rajungan, kerupuk ikan remang, jus mangrove, udang krispi, dan bola-bola susu.
Iin sedikit banyak telah berkontribusi mengubah wajah Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya. Ia kini tidak lagi harus melawan dingin, berangkat ngantor pagi buta. Bersama ibu-ibu lainnya, Iin merintis usaha, berharap usahanya semakin jaya. Jaya seperti nama desa tempat tinggalnya Sukajaya.
(nng)