Dukung Bisnis Energi Listrik, Inagreentech 2017 Digelar

Jum'at, 19 Mei 2017 - 18:29 WIB
Dukung Bisnis Energi Listrik, Inagreentech 2017 Digelar
Dukung Bisnis Energi Listrik, Inagreentech 2017 Digelar
A A A
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan green technology salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya (sinar matahari) menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan sel surya (photovoltaic) dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.

Hal ini menjadikan Indonesia memiliki peluang bisnis di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya demikian besar. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4.8 Kwh.m2, setara 112.999 GWp sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa.

Untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga surya nasional dihelat pameran Inagreentech 2017. Dalam event tersebut termasuk pameran panel surya, lampu hemat energi (LHE), LED, baterai, komponen dan produk ramah lingkungan dengan sub-event Inalight 2017, Solartech Indonesia 2017, Smart Home+City Indonesia 2017, Inatronics 2017, Cable & Wire Indonesia 2017, Battery Indonesia 2017 dan Powergen Indonesia 2017.

Pameran ini menjadi wadah yang mempertemukan produsen, distributor, konsumen dan pelaku usaha lainnya dalam mengembangkan industri yang tengah dibangun. Dengan demikian, diharapkan dapat berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Pameran diikuti lebih dari 650 peserta dari 20 negara dan diharapkan dapat menarik 35.000 pengunjung dari manca negara serta investasi langsung (FAI) di sektor green energy seperti pembangunan pabrik panel surya, lampu hemat energi (LHE), LED, dan sebagainya.

Direktur PT Global Expo Management (GEM Indonesia), Baki Lee meyakini bahwa pameran ini menjadi peluang bisnis yang menggiurkan di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya. ”Terlebih kebutuhan Indonesia untuk pembangkit listrik energi terbarukan hingga 2025 mencapai 43.300 MW,” katanya.

Pembangunan pembangkit listrik yang ramah lingkungan menjadi penting untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Sebagai negara kepulauan, pesisir pantai Indonesia sangat rawan dengan naiknya permukaan laut sebagai dampak perubahan iklim.

Hal ini juga berkaitan erat dengan kebutuhan listrik yang terus meningkat dan animo masyarakat yang besar akan kebutuhan listrik. Apalagi PLN memasok energi listrik sebesar 1.500-2.000 MW. Proyek listrik 10.000 MW yang sudah selesai dibangun belum mampu memenuhi permintaan listrik yang terus melonjak tiap tahun.

Program pembangunan pembangkit listrik tenaga surya berbarengan dengan perkembangan perlampuan LED (ramah lingkungan) Indonesia. Pemerintah menggalakkan program pembangunan 30 ribu rumah baru dan infrastruktur seperti pembangunan jalan sejauh 2,650 KM, 3,258 M jalur kereta api, 24 pelabuhan besar, 60 dermaga ferry, 15 bandara modern, 14 kawasan industri, 49 waduk dan pembangkit listrik tenaga hidrolik dalam lima tahun kedepan.
(poe)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6215 seconds (0.1#10.140)