CORE: Mustahil Ekonomi RI Tahun Depan Tumbuh 6,1%

Minggu, 21 Mei 2017 - 19:13 WIB
CORE: Mustahil Ekonomi RI Tahun Depan Tumbuh 6,1%
CORE: Mustahil Ekonomi RI Tahun Depan Tumbuh 6,1%
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah mencanangkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4%-6,1% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018.

Sasaran pertumbuhan yang lebih tinggi ini diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan di kawasan Indonesia timur, kawasan perbatasan dan juga pertumbuhan kawasan yang masih tertinggal.

Menanggapi tingginya target tersebut, Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai target tersebut mempunyai rentang yang terlalu lebar, atau secara tidak langsung menunjukkan ketidakyakinan sekaligus ketidakfokusan dalam memasang target.

"Kalau melihat perkembangan perekonomian hingga awal 2017, memang hampir mustahil bisa mencapai target tertinggi 6,1%," kata Faisal kepada KORAN SINDO, Jakarta, Minggu (21/5/2017).

Menurutnya, jika memasang target terendah yakni sebesar 5,4% masih memungkinkan, meski sangat tidak mudah. Syaratnya harus tegas, yakni pemerintah harus bekerja ekstra keras bahkan lebih keras dibanding sebelumnya.

Selain itu, perlu mendorong sumber-sumber pertumbuhan utama dan sektor-sektor kunci yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Namun, sayangnya dari sisi fiskal, pemerintah sudah mencanangkan untuk melakukan pemangkasan 2018, jadi dari sisi belanja pemerintah susah untuk diharapkan mendorong pertumbuhan lebih tinggi.

"Kemungkinan pemerintah akan sangat bergantung pada percepatan pertumbuhan investasi dan ekspor. Investasi walau tumbuh cukup baik namun sangat bergantung pada investasi asing, sementara peningkatan ekspor akhir-akhir ini sebenarnya masih lebih banyak dipengaruhi kenaikan harga komoditas yang belum tentu sustainable," beber dia.

Di sisi lain, secara sektoral sektor-sektor penyumbang terbesar PDB juga tumbuh lamban terutama pertanian dan industri manufaktur. "Kalau manufaktur yang merupakan kontributor terbesar terhadap PDB masih tumbuh di kisaran 4%, bagaimana mungkin bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5,4%, apalagi sampai 6,1%," terang dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0261 seconds (0.1#10.140)