Bisnis Pertashop Terancam Pedagang BBM Eceran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Pertashop Indonesia Merah Putih Indonesia (HPMPI) mengeluhkan lesunya bisnis penjualan bahan bakar minyak ( BBM ) yang dijalani. Pertashop yang berdiri di tengah-tengah masyarakat hanya diizinkan menjual Pertamax yang harganya lebih mahal karena termasuk golongan BBM nonsubsidi.
Ketua Umum MPMPI, Steven, mengatakan perjuangan anggotanya dalam mempertahankan bisnis ini sangat berat. Mereka bersaing dengan pedagang eceran BBM bersubsidi yang harganya lebih murah. Ironisnya, Pertashop yang merupakan usaha resmi dan berizin, tidak boleh menjual BBM bersubsidi, sedangkan pedagang eceran yang tidak resmi mudah mendapatkannya, dan bisa menetapkan harga sendiri.
"Untuk mengatasi rantai distribusi ini negara harus hadir untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini siapa yang paling diuntungkan, ya masarakat kecil," kata Steven usai Musyawarah Nasional (Munas) I HPMPI yang digelar di Jakarta dikutip Kamis (20/9/2023). Munas mengukuhkan Steven sebagai Ketua Umum HPMPI.
Menurut Steven, anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia banyak menerima keluhan masyarakat yang mempertanyakan fungsi Pertashop. Mereka mengatakan, buat apa negara hadir dengan mendirikan Pertashop dekat dengan rumah tapi menjualnya bukan BBM murah.
"Persepsi ini sudah terlanjut menancap di benak masyarakat yang kesannya BBM subsidi tidak tepat sasaran hanya dinikmati oleh masyarakat atas dan hanya bisa di beli di SPBU. Bagi kami pengusaha Pertashop, marketnya dikasih middle low tapi jualanya produk market middle up," kata Steven.
Karena itu, HPMPI mendorong percepatan implementasi kebijakan untuk mengatasi rantai distribusi BBM subsidi. Selain memberikan peluang bagi pengusaha juga menguntung masyarakat kecil.
Dalam Munas I HPMPI, Steven mengajak anggotanya untuk berjuang mempertahankan bisnisnya dan menciptakan nilai tambah di Pertashopnya melalui kolaborasi untuk menciptakan usaha-usaha lain yang berkaitan.
"Ini memang susah-susah gampang tapi harus dilakukan untuk bertahan. Tentang hal ini saya juga akan mendorong steakhoder terkait khususnya Kementerian BUMN untuk turun membantu kami," katanya.
Ketua Umum MPMPI, Steven, mengatakan perjuangan anggotanya dalam mempertahankan bisnis ini sangat berat. Mereka bersaing dengan pedagang eceran BBM bersubsidi yang harganya lebih murah. Ironisnya, Pertashop yang merupakan usaha resmi dan berizin, tidak boleh menjual BBM bersubsidi, sedangkan pedagang eceran yang tidak resmi mudah mendapatkannya, dan bisa menetapkan harga sendiri.
"Untuk mengatasi rantai distribusi ini negara harus hadir untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini siapa yang paling diuntungkan, ya masarakat kecil," kata Steven usai Musyawarah Nasional (Munas) I HPMPI yang digelar di Jakarta dikutip Kamis (20/9/2023). Munas mengukuhkan Steven sebagai Ketua Umum HPMPI.
Menurut Steven, anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia banyak menerima keluhan masyarakat yang mempertanyakan fungsi Pertashop. Mereka mengatakan, buat apa negara hadir dengan mendirikan Pertashop dekat dengan rumah tapi menjualnya bukan BBM murah.
"Persepsi ini sudah terlanjut menancap di benak masyarakat yang kesannya BBM subsidi tidak tepat sasaran hanya dinikmati oleh masyarakat atas dan hanya bisa di beli di SPBU. Bagi kami pengusaha Pertashop, marketnya dikasih middle low tapi jualanya produk market middle up," kata Steven.
Karena itu, HPMPI mendorong percepatan implementasi kebijakan untuk mengatasi rantai distribusi BBM subsidi. Selain memberikan peluang bagi pengusaha juga menguntung masyarakat kecil.
Dalam Munas I HPMPI, Steven mengajak anggotanya untuk berjuang mempertahankan bisnisnya dan menciptakan nilai tambah di Pertashopnya melalui kolaborasi untuk menciptakan usaha-usaha lain yang berkaitan.
"Ini memang susah-susah gampang tapi harus dilakukan untuk bertahan. Tentang hal ini saya juga akan mendorong steakhoder terkait khususnya Kementerian BUMN untuk turun membantu kami," katanya.
(uka)