Dorong Industri Jasa Keuangan Lebih Sehat, OJK Terapkan Pertahanan Tiga Lapis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) menerapkan pertahanan tiga lapis (three lines model) untuk mewujudkan industri jasa keuangan yang sehat, tumbuh berkelanjutan, dan mengutamakan perlindungan konsumen . Deputi Komisioner Audit Internal Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas OJK, Hidayat Prabowo, mengatakan pertahanan tiga lapis tersebut terdiri dari pelaku usaha di sektor jasa keuangan, asosiasi profesi industri, dan profesi penunjang, serta OJK yang berperan sebagai otoritas.
Menurutnya, seluruh pihak dalam tiga lini tersebut perlu mengedepankan prinsip integritas dan tata kelola yang baik dalam memastikan pelaporan keuangan yang berintegritas dan berkualitas. Upaya itu penting mengingat fondasi jasa keuangan dibangun berdasarkan kepercayaan serta keyakinan investor, yang pada akhirnya turut berperan dalam mencegah terjadinya kejahatan di sektor jasa keuangan.
“Kami meyakini penguatan tata kelola secara berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Namun, sinergi dan kolaborasi menjadi kunci mencapai kesuksesan bersama dalam mewujudkan sektor jasa keuangan yang sehat, berkelanjutan, dan mampu mendukung perekonomian nasional,” ujar Hidayat melalui keterangan pers, Rabu (20/9/2023).
Hidayat mengatakan penguatan tata kelola yang berkelanjutan membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Upaya-upaya OJK dalam penguatan tata kelola yang baik dan penerapan ESG memerlukan sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan. Termasuk asosiasi industri dan profesi, lembaga di bidang tata kelola, serta seluruh pelaku usaha.
Oleh sebab itu, OJK mendukung penyelenggaraan The 14th IICD CG Conference and Award 2023 yang memberikan penghargaan kepada emiten-emiten atas praktik tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan tidak terlibat kasus serius yang bertentangan dengan prinsip GCG.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum IICD Sigit Pramono mengatakan penghargaan The 14th IICD CG Conference & Award 2023 merupakan salah satu bentuk dorongan agar perusahaan dapat menjunjung tinggi praktik tata kelola perusahaan yang baik. IICD melakukan penilaian terhadap 200 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan metode Asean CG Scorecard, yang dibagi menjadi 100 emiten BigCap dan 100 emiten MidCap.
Instrumen ASEAN CG Scorecard merupakan pengembangan dari OECD Principle on CG yang meliputi hak-hak pemegang saham, perlakuan yang setara terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, serta tanggung jawab dewan.
Baca Juga
Menurutnya, seluruh pihak dalam tiga lini tersebut perlu mengedepankan prinsip integritas dan tata kelola yang baik dalam memastikan pelaporan keuangan yang berintegritas dan berkualitas. Upaya itu penting mengingat fondasi jasa keuangan dibangun berdasarkan kepercayaan serta keyakinan investor, yang pada akhirnya turut berperan dalam mencegah terjadinya kejahatan di sektor jasa keuangan.
“Kami meyakini penguatan tata kelola secara berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Namun, sinergi dan kolaborasi menjadi kunci mencapai kesuksesan bersama dalam mewujudkan sektor jasa keuangan yang sehat, berkelanjutan, dan mampu mendukung perekonomian nasional,” ujar Hidayat melalui keterangan pers, Rabu (20/9/2023).
Hidayat mengatakan penguatan tata kelola yang berkelanjutan membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Upaya-upaya OJK dalam penguatan tata kelola yang baik dan penerapan ESG memerlukan sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan. Termasuk asosiasi industri dan profesi, lembaga di bidang tata kelola, serta seluruh pelaku usaha.
Oleh sebab itu, OJK mendukung penyelenggaraan The 14th IICD CG Conference and Award 2023 yang memberikan penghargaan kepada emiten-emiten atas praktik tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan tidak terlibat kasus serius yang bertentangan dengan prinsip GCG.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum IICD Sigit Pramono mengatakan penghargaan The 14th IICD CG Conference & Award 2023 merupakan salah satu bentuk dorongan agar perusahaan dapat menjunjung tinggi praktik tata kelola perusahaan yang baik. IICD melakukan penilaian terhadap 200 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan metode Asean CG Scorecard, yang dibagi menjadi 100 emiten BigCap dan 100 emiten MidCap.
Instrumen ASEAN CG Scorecard merupakan pengembangan dari OECD Principle on CG yang meliputi hak-hak pemegang saham, perlakuan yang setara terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, serta tanggung jawab dewan.
(uka)