Luhut Tawarkan Tiga Proyek Raksasa ke China di KTT OBOR

Selasa, 23 Mei 2017 - 13:20 WIB
Luhut Tawarkan Tiga Proyek Raksasa ke China di KTT OBOR
Luhut Tawarkan Tiga Proyek Raksasa ke China di KTT OBOR
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan tiga proyek raksasa ke China saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) di Beijing, China beberapa waktu lalu. China menyiapkan anggaran sekitar USD3 triliun untuk investasi di mancanegara.

Dia mengungkapkan, proyek yang ditawarkan ke China tersebut berada di Bitung, Kalimantan Utara, dan Sumatera Utara. Di Bitung, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menawarkan proyek terintegrasi antara jalan tol, kereta api, lapangan terbang, pelabuhan, listrik, dan properti.

Menurutnya, lapangan terbang diperlukan untuk internasional karena Manado tidak bisa lebih dari 2.800 meter lagi. Turis China naik 1.200% dan hotel serta restoran kewalahan. Kalau Bitung jadi, maka jalan KA bisa sampai ke Gorontalo.

"Jadi satu area akan jadi satu kawasan sendiri, dan dari sana hub nya akan kita buat nanti turis ke tempat lain. Misalnya ke Bunaken dan ke selatan pulau Wakatobi, jadi banyak lagi. Dari situ bisa juga ke Bali dan Toraja, jadi ini hub kita," katanya dalam acara Coffee Morning di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Kemudian, sambung Luhut, China juga ditawarkan proyek listrik yang ada di Kalimantan Utara. Mengingat, di lokasi tersebut terdapat potensi listrik sebesar 7.200 megawatt (MW). Mantan Menkopolhukam ini juga berencana membangun kawasan industri yang terintegrasi antara listrik, smelter, dan industri lainnya di wilayah tersebut.

"Di Kaltara, ada potensi listrik 7.200 MW. Kita mau bikin sekalian smelter dan industrial part di situ. Bisa sampai buat turunannya seperti aluminium dan nikel," imbuh dia.

Luhut mengatakan, salah satu perusahaan terbesar China yakni CITIC tertarik untuk mengembangkan listrik berbasis hidropower di lokasi tersebut. Mengingat, di China saat ini tingkat polusinya sangat tinggi karena menggunakan listrik berbasis batu bara.

"Saya bilang (ke CITIC), kamu punya harga listrik USD10-USD12 sen per kwh. Kalau bangun di sini bisa USD4-USD5 sen per kwh. Kamu akan mengurangi polusi di tempatmu, karena akan kurang listrik menggunakan batu bara," tuturnya.

Terakhir, lanjut Luhut, proyek yang ditawarkan ke China ada di Sumatera Utara. Pemerintah berencana membuat proyek infrastruktur yang terintegrasi dari Kuala Tanjung, Parapat, hingga Sibolga. Selain itu, pemerintah juga berencana membangun infrastruktur jalan yang terintegrasi ke Pekanbaru dan Duri Dumai.

"Di samping itu semua, kami juga minta China Construction Company, perusahaan yang besar juga akan konsorsium yang ngatur itu. Polanya hampir sama seperti investasi China di Morowali dimana itu B to B. Sehingga tidak akan memengaruhi rasio utang, kita akan pertahankan rasio utang di bawah 3% dari GDP," ujar dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2209 seconds (0.1#10.140)