Wall Street Cerah di Akhir Pekan, Investor Abaikan Kekhawatiran Suku Bunga
loading...
Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (22/9/2023). FOTO/Reuters
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (22/9/2023), sedikit mengabaikan kekhawatiran terhadap potensi kenaikan suku bunga satu kali di akhir tahun ini. Investor juga menyambut optimis sejumlah data manufaktur yang sebentar lagi dirilis.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,05 persen di 34.051,90, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,23 persen di 4.339,99, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,47 persen menjadi 13.286,30.
Sejumlah saham berkapitalisasi besar membantu penguatan indeks malam ini antara lain Apple (NASDAQ:AAPL), Amazon.com (NASDAQ:AMZN), Nvidia (NASDAQ:NVDA) dan Tesla (NASDAQ:TSLA) yang tumbuh di kisaran 0.8% dan 1.5% pada pra-perdagangan.
Analis menilai pelaku pasar masih cukup optimis terhadap masa depan ekonomi, kendati bank sentral atau Federal Reserve masih bersikap hawkish.
"Saya kira pasar belum sepenuhnya memikirkan dampak ekonomi dari kenaikan suku bunga," kata Analis Glenmede, Jason Pride, dilansir Reuters, Jumat (22/9/2023).
Indikator FedWatch dari CME Group membaca peluang sebesar 73 persen The Fed akan kembali menahan suku bunga acuan pada pertemuan mereka November mendatang. Malam ini pelaku pasar mencermati data PMI manufaktur dan sektor jasa untuk periode September.
Angka ini dapat menjadi petunjuk pasar untuk memproyeksikan kemungkinan pengetatan moneter di masa depan. Lebih jauh sejumlah pejabat The Fed juga akan menyampaikan pidatonya seperti Presiden Fed wilayah Minneapolis, Neel Kashkari.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,05 persen di 34.051,90, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,23 persen di 4.339,99, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,47 persen menjadi 13.286,30.
Sejumlah saham berkapitalisasi besar membantu penguatan indeks malam ini antara lain Apple (NASDAQ:AAPL), Amazon.com (NASDAQ:AMZN), Nvidia (NASDAQ:NVDA) dan Tesla (NASDAQ:TSLA) yang tumbuh di kisaran 0.8% dan 1.5% pada pra-perdagangan.
Analis menilai pelaku pasar masih cukup optimis terhadap masa depan ekonomi, kendati bank sentral atau Federal Reserve masih bersikap hawkish.
"Saya kira pasar belum sepenuhnya memikirkan dampak ekonomi dari kenaikan suku bunga," kata Analis Glenmede, Jason Pride, dilansir Reuters, Jumat (22/9/2023).
Indikator FedWatch dari CME Group membaca peluang sebesar 73 persen The Fed akan kembali menahan suku bunga acuan pada pertemuan mereka November mendatang. Malam ini pelaku pasar mencermati data PMI manufaktur dan sektor jasa untuk periode September.
Angka ini dapat menjadi petunjuk pasar untuk memproyeksikan kemungkinan pengetatan moneter di masa depan. Lebih jauh sejumlah pejabat The Fed juga akan menyampaikan pidatonya seperti Presiden Fed wilayah Minneapolis, Neel Kashkari.
(nng)
Explore More