Resmi, Akhlak Menjadi Budaya Perusahaan di BUMN

Senin, 03 Agustus 2020 - 15:59 WIB
loading...
Resmi, Akhlak Menjadi Budaya Perusahaan di BUMN
Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian, Dirut PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto dan Kiai Cholil dalam deklarasi Gerakan BUMN Berakhlak di Jakarta, Senin (3/8/2020). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Gerakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Berakhlak hari ini dideklarasikan di PT Pegadaian (Persero). Melalui gerakan ini, Akhlak didorong menjadi budaya perusahaan (corporate culture) di BUMN.

"Meskipun sebutan Akhlak sudah biasa kami dengar, namun kali ini serasa beda karena dimaksudkan menjadi budaya perusahaan. Jadi semua BUMN harus memiliki nilai budaya perusahaan yang sama, termasuk PT Pegadaian (Persero)," ujar Kiai Cholil Nafiz yang mengikuti deklarasi di Jakarta, Senin (3/8/2020).

(Baca Juga: Bicara Ahlak, Erick Thohir Minta Pimpinan BUMN Belajar dari Petugas Kebersihan KRL)

Kiai Cholil menerangkan, kata akhlak memiliki kesan ideologis sebagai perangai sempurna bagi manusia beriman. Sehingga, kata dia, penamaan ini memiliki tekanan berdaya keyakinan yang dalam untuk berbudaya kerja.

"Bahasa agamanya, adalah ibadah dalam bekerja dan disempurnakan secara implementatif. Nabi (Muhammad SAW). berpesan bahwa sebaik-baik orang yang mengerjakan sesuatu adalah yang itqan (profesional). Yaitu berkemampuan memadai dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan serius," tuturnya.

Namun, imbuh dia, dalam deklarasi ini ada perbedaan dalam penyebutan, yakni Akhlak yang maknanya lebih operasional. Meskipun budaya kerja perusahaan BUMN dinamai Akhlak, jelas dia, istilah itu adalah singkatan dari nilai-nilai dan prinsip perusahaan yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. "Itulah enam nilai dasar budaya kerja BUMN menuju Indonesia maju," tegasnya.

(Baca Juga: Keutamaan Berlaku Jujur dan Bahaya Dusta)

Lebih lanjut Kiai Cholil mengatakan, peningkatan hasil perusahaan itu diawali dari sumber daya insani, termasuk peningkatan kinerja diawali dari peningkatan budaya kerja. Kiai Cholil menegaskan, tidak mudah mempertahankan perusahaan, apalagi mengembangkan sampai ratusan tahun, tanpa adanya nilai yang dipegang dengan teguh oleh perusahaan tersebut.

"Inilah yang diinginkan oleh kami di Islam, bahwa Akhlak agar menjadi dasar penguatan makna hidup. Hanya makna inilah yang membuat manusia mencapai kebaikan dunia dan kemuliaan di akhirat," pungkasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0830 seconds (0.1#10.140)