Tausiyah Satu Menit Lebih dari Sri Mulyani Soal Makna Berkurban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, "Kemenkeu Peduli di Masa Pandemi" yang menjadi tema pada perayaan Idul Adha 1441 H sekaligus acara penyembelihan hewan kurban di lingkungan kementerian sangat relevan dan sarat makna.
“Secara simbolik, hari ini (bentuk kepedulian kita) adalah sumbangan hewan kurban. Namun, secara gambaran besar, kepedulian kementerian harus ditunjukkan dengan upaya tidak kenal lelah kita. Usaha maksimal kita, usaha keikhlasan, dan keseluruhan dedikasi kita untuk betul-betul terus bisa merumuskan, menjalankan, serta terus meyakinkan kebijakan-kebijakan serta instrumen keuangan negara bisa digunakan untuk mengatasi pandemi,” ujar Menkeu di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Menkeu juga menekankan kepada jajaran kementeriannya agar juga mampu menggunakan semangat berkurban ini untuk menunjukkan kepedulian dan membantu mengatasi dampak Covid-19 yang sedang melanda. Serta meminta keikhlasan serta pengorbanan para jajaran kementeriannya, baik itu waktu, tenaga, dan pikiran serta apa pun untuk tidak kenal lelah dan terus bersama pemerintah berjuang agar mampu segera keluar dari krisis akibat pandemi. ( Baca juga:Rayakan Idul Adha, Sri Mulyani: Momentum Bersih-bersih Harta Kemenkeu )
"Spirit ibadah kurban itu tidak hanya tentang membangun dan menjaga hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga membangun hubungan antar manusia yang satu dengan yang lain," katanya. ( Baca juga:Sejarah Kurban dan Kekayaan Nabi Ibrahim yang Mencapai 12.000 Ekor Ternak )
Pada kesempatan itu, Menkeu juga berpesan bahwa ibadah kurban juga merupakan suatu cerita mengenai upaya manusia untuk terus mau dan mampu memberi sekaligus meyakinkan manusia bahwa sebagian dari harta yang dimilikinya merupakan titipan untuk pihak lain.
“Mungkin kalau kita secara simbolik (kurban itu) memberikan dan menafkahkan harta kita. Namun saya memahaminya secara lebih besar dan lebih dalam, yaitu kita mau dan mampu secara ikhlas mengorbankan apa yang kita miliki, pikiran kita, waktu kita, perhatian kita kepada sesama," katanya. ( Lihat juga:Lakukan Tawaf, Jamaah Haji Praktikkan Jaga Jarak Sosial )
Menkeu berpesan agar spirit tersebut bisa terus digunakan untuk memelihara ukhuwah dan persaudaraan dengan nilai-nilai keislaman dan keadilan.
“Secara simbolik, hari ini (bentuk kepedulian kita) adalah sumbangan hewan kurban. Namun, secara gambaran besar, kepedulian kementerian harus ditunjukkan dengan upaya tidak kenal lelah kita. Usaha maksimal kita, usaha keikhlasan, dan keseluruhan dedikasi kita untuk betul-betul terus bisa merumuskan, menjalankan, serta terus meyakinkan kebijakan-kebijakan serta instrumen keuangan negara bisa digunakan untuk mengatasi pandemi,” ujar Menkeu di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Menkeu juga menekankan kepada jajaran kementeriannya agar juga mampu menggunakan semangat berkurban ini untuk menunjukkan kepedulian dan membantu mengatasi dampak Covid-19 yang sedang melanda. Serta meminta keikhlasan serta pengorbanan para jajaran kementeriannya, baik itu waktu, tenaga, dan pikiran serta apa pun untuk tidak kenal lelah dan terus bersama pemerintah berjuang agar mampu segera keluar dari krisis akibat pandemi. ( Baca juga:Rayakan Idul Adha, Sri Mulyani: Momentum Bersih-bersih Harta Kemenkeu )
"Spirit ibadah kurban itu tidak hanya tentang membangun dan menjaga hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga membangun hubungan antar manusia yang satu dengan yang lain," katanya. ( Baca juga:Sejarah Kurban dan Kekayaan Nabi Ibrahim yang Mencapai 12.000 Ekor Ternak )
Pada kesempatan itu, Menkeu juga berpesan bahwa ibadah kurban juga merupakan suatu cerita mengenai upaya manusia untuk terus mau dan mampu memberi sekaligus meyakinkan manusia bahwa sebagian dari harta yang dimilikinya merupakan titipan untuk pihak lain.
“Mungkin kalau kita secara simbolik (kurban itu) memberikan dan menafkahkan harta kita. Namun saya memahaminya secara lebih besar dan lebih dalam, yaitu kita mau dan mampu secara ikhlas mengorbankan apa yang kita miliki, pikiran kita, waktu kita, perhatian kita kepada sesama," katanya. ( Lihat juga:Lakukan Tawaf, Jamaah Haji Praktikkan Jaga Jarak Sosial )
Menkeu berpesan agar spirit tersebut bisa terus digunakan untuk memelihara ukhuwah dan persaudaraan dengan nilai-nilai keislaman dan keadilan.
(uka)