IMF Lengah, China Capai Kesepakatan Utang dengan Sri Lanka
loading...
A
A
A
KOLOMBO - China mencapai kesepakatan utang tentatif dengan Sri Lanka , yang mengejutkan Dana Moneter Internasional atau IMF dan kreditur lainnya. Pasalnya hal itu mendahului yang sudah dilakukan oleh IMF dan kreditor lain dengan negara Asia Selatan tersebut.
Kesepakatan antara Bank Ekspor-Impor China dan Sri Lanka dicapai pada akhir bulan lalu, seperti disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China pada tengah pekan kemarin. Namun tidak dijelaskan rincian terkait pakta tersebut.
IMF, Paris Club member termasuk Jepang, dan pemberi pinjaman lain seperti India diperkirakan akan mengadakan pembicaraan minggu ini di Maroko mengenai rencana restrukturisasi utang. China, yang bukan bagian dari kelompok resmi itu meskipun merupakan salah satu kreditur terbesar Sri Lanka, telah melakukan negosiasi bilateral dengan negara Asia Selatan itu sebagai gantinya.
Kepala misi senior untuk Sri Lanka di IMF, Peter Breuer mengatakan, tidak mengetahui tentang diskusi yang sedang berlangsung dengan kreditor. "Kami belum diberitahu tentang adanya perjanjian khusus," terangnya.
"Pemberi pinjaman multilateral perlu menilai seluruh paket perjanjian secara keseluruhan untuk menilai konsistensi dengan target utang IMF," katanya.
Pejabat dari dua negara kreditur, yang meminta untuk tidak diidentifikasi seperti dilansir Bloomberg mengaku mereka tidak diberitahu tentang persyaratan dan rincian kesepakatan China.
Pakta awal diperkirakan tidak akan mengubah upaya komite kreditor resmi untuk mencoba mencapai kesepakatan utang di Marrakech, yang akan mencakup perlindungan untuk mencegah persyaratan pembayaran yang menguntungkan ke China, kata salah satu sumber.
Seorang pejabat India yang terlibat dalam diskusi utang mengatakan, New Delhi telah mendorong perlakuan yang sama dan adil dalam rencana restrukturisasi, dan berharap bahwa semua kreditor transparan dalam pendekatan mereka.
Sri Lanka berutang sekitar 40% dari utang bilateralnya ke China dan 16% ke India, menurut perkiraan dari IMF. Mencapai kesepakatan cepat dengan krediturnya akan memungkinkan Sri Lanka untuk terus memanfaatkan dana dari program bailout USD3 miliar dengan pemberi pinjaman multilateral.
Gubernur bank sentral Sri Lanka, Nandalal Weerasinghe dan Menteri Keuangan Junior, Shehan Semasinghe berada di Marrakesh minggu ini pada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia. Semasinghe bertemu dengan Robert Kaproth, wakil asisten sekretaris untuk Departemen Keuangan AS, katanya dalam sebuah postingan di platform media sosial X, dimana keduanya membahas program IMF dan proses restrukturisasi utang.
Komite kreditor resmi bertujuan untuk menandatangani nota kesepahaman dengan Sri Lanka pada pertemuan Marrakech tanpa partisipasi China, seperti dilaporkan Bloomberg News bulan lalu. Meskipun belum ada kesepakatan, namun beberapa pihak meragukannya bisa dicapai minggu ini.
Kesepakatan Exim Bank muncul seminggu sebelum China menjadi tuan rumah Forum Belt and Road ketiga di Beijing, sebuah program unggulan oleh Presiden Xi Jinping yang telah menghadapi kritik karena membebani negara-negara berkembang seperti Sri Lanka dengan utang.
Kesepakatan antara Bank Ekspor-Impor China dan Sri Lanka dicapai pada akhir bulan lalu, seperti disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China pada tengah pekan kemarin. Namun tidak dijelaskan rincian terkait pakta tersebut.
IMF, Paris Club member termasuk Jepang, dan pemberi pinjaman lain seperti India diperkirakan akan mengadakan pembicaraan minggu ini di Maroko mengenai rencana restrukturisasi utang. China, yang bukan bagian dari kelompok resmi itu meskipun merupakan salah satu kreditur terbesar Sri Lanka, telah melakukan negosiasi bilateral dengan negara Asia Selatan itu sebagai gantinya.
Kepala misi senior untuk Sri Lanka di IMF, Peter Breuer mengatakan, tidak mengetahui tentang diskusi yang sedang berlangsung dengan kreditor. "Kami belum diberitahu tentang adanya perjanjian khusus," terangnya.
"Pemberi pinjaman multilateral perlu menilai seluruh paket perjanjian secara keseluruhan untuk menilai konsistensi dengan target utang IMF," katanya.
Pejabat dari dua negara kreditur, yang meminta untuk tidak diidentifikasi seperti dilansir Bloomberg mengaku mereka tidak diberitahu tentang persyaratan dan rincian kesepakatan China.
Pakta awal diperkirakan tidak akan mengubah upaya komite kreditor resmi untuk mencoba mencapai kesepakatan utang di Marrakech, yang akan mencakup perlindungan untuk mencegah persyaratan pembayaran yang menguntungkan ke China, kata salah satu sumber.
Seorang pejabat India yang terlibat dalam diskusi utang mengatakan, New Delhi telah mendorong perlakuan yang sama dan adil dalam rencana restrukturisasi, dan berharap bahwa semua kreditor transparan dalam pendekatan mereka.
Sri Lanka berutang sekitar 40% dari utang bilateralnya ke China dan 16% ke India, menurut perkiraan dari IMF. Mencapai kesepakatan cepat dengan krediturnya akan memungkinkan Sri Lanka untuk terus memanfaatkan dana dari program bailout USD3 miliar dengan pemberi pinjaman multilateral.
Gubernur bank sentral Sri Lanka, Nandalal Weerasinghe dan Menteri Keuangan Junior, Shehan Semasinghe berada di Marrakesh minggu ini pada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia. Semasinghe bertemu dengan Robert Kaproth, wakil asisten sekretaris untuk Departemen Keuangan AS, katanya dalam sebuah postingan di platform media sosial X, dimana keduanya membahas program IMF dan proses restrukturisasi utang.
Komite kreditor resmi bertujuan untuk menandatangani nota kesepahaman dengan Sri Lanka pada pertemuan Marrakech tanpa partisipasi China, seperti dilaporkan Bloomberg News bulan lalu. Meskipun belum ada kesepakatan, namun beberapa pihak meragukannya bisa dicapai minggu ini.
Kesepakatan Exim Bank muncul seminggu sebelum China menjadi tuan rumah Forum Belt and Road ketiga di Beijing, sebuah program unggulan oleh Presiden Xi Jinping yang telah menghadapi kritik karena membebani negara-negara berkembang seperti Sri Lanka dengan utang.
(akr)