HT Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5,2% Dapat Tercapai

Sabtu, 29 Juli 2017 - 11:17 WIB
HT Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5,2% Dapat Tercapai
HT Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5,2% Dapat Tercapai
A A A
JAKARTA - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (RAPBN-P) 2017 menjadi undang-undang (UU). Di mana dalam APBN-P 2017 disepakati beberapa perubahan asumsi makro, salah satunya pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2%,

Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,2% dapat tercapai. Hal ini menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia.

"Saya lihat angkanya baik, jadi pertumbuhan ekonomi 5,2%. Tentunya itu kenaikan dari tahun lalu. Dan, saya ucapkan selamat kepada Pak Jokowi (Presiden RI Joko Widodo). Kita semua berharap angka itu bisa tercapai. Jadi itulah harapan kita semua," ujarnya, Jumat (28/7/2017).

Chairman MNC Group ini juga berharap APBN-P dapat digunakan untuk program pembangunan yang nantinya akan berdampak langsung bagi kesejahateraan masyarakat Indonesia.

Seperti diketahui, pada APBN-P 2017 disepakati beberapa perubahan asumsi makro seperti pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2%, dari sebelumnya 5,1% pada APBN 2017. Selanjutnya inflasi disepakati 4,3%, nilai tukar rupiah Rp13.400 per dolar AS dan suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan turun 5,2%.

Asumsi lain yang disepakati adalah minyak mentah sebesar USD48 per barel atau lebih rendah dari yang diusulkan oleh pemerintah sebesar USD50 per barel. Sementara lifting minyak bumi dan gas masing-masing tetap sebesar 815.000 barel per hari dan 1,15 juta barel setara minyak per hari.

“Atas nama pemerintah kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan mendalam kepada pimpinan dan anggota Dewan atas persetujuan terhadap substansi dalam RUU tentang Perubahan APBN 2017 menjadi undang-undang,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Dalam APBN-P 2017, juga disepakati defisit anggaran ditetapkan 2,92% dari PDB atau setara Rp397,2 triliun. Defisit tersebut setelah mempertimbangkan postur anggaran APBNP 2017, di mana penerimaan negara yang disepakati Rp1.732,95 triliun, turun dari sebelumnya Rp1.750,3 triliun pada APBN 2017.

Proyeksi tersebut berasal dari target penerimaan perpajakan sebesar Rp1.472,7 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp260,24 triliun, dan penerimaan hibah Rp3,1 triliun. Adapun, belanja negara diproyeksikan Rp2.133,29 triliun dari sebelumnya Rp2.080,5 triliun pada APBN2017. Alokasi belanja negara tersebut diperuntukkan belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.366,95 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp766,33 triliun.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4614 seconds (0.1#10.140)