Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp685 Triliun, Intip Instrumen Investasinya

Kamis, 19 Oktober 2023 - 14:00 WIB
loading...
Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan...
Total dana kelolaan peserta BPJS Ketenagakerjaan tercatat tembus Rp685 triliun per September 2023. Adapun komposisi instrumen investasi ke pasar saham mulai berkurang pada tahun ini. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Total dana kelolaan peserta BPJS Ketenagakerjaan tercatat tembus Rp685 triliun per September 2023. Adapun komposisi instrumen investasi ke pasar saham mulai berkurang pada tahun ini.



Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan mengatakan, total dana kelolaan Rp685 triliun itu mayoritas dimasukan ke dalam obligasi, ketimbang instrumen investasi lainnya seperti pasar saham, reksadana, properti dan lain sebagainya.

Pada tahun 2021 lalu, Edwin menjelaskan portofolio investasi dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan ke pasar saham sebesar 12-13%, namun pada tahun 2023 ini jumlahnya tinggal sekitar 9,5%.

"Sehingga dalam 2,5 tahun ini secara natural alokasi saham turun, sekarang mungkin alokasi saham hanya 9,5%," ujar Edwin dalam Market Review IDXChannel, Kamis (19/10/2023).



Lebih lanjut, Edwin menjelaskan, sebetulnya bukan karena mengurangi porsi investasi ke pasar saham, tapi memang sejak tahun 2021 BPJS Ketenagakerjaan tidak lagi melakukan investasi ke pasar saham. Hal itu melihat kondisi pandemi covid yang pada saat itu berdampak pada kondisi perekonomian global.

Pada tahun 2021, dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan sekitar Rp500 triliun dengan komposisi investasi ke pasar saham 12-13%. Kemudian dana kelolaan terus tumbuh setiap tahunnya sekitar 13-15% hingga pada September 2023 total dana kelolaan menjadi Rp685 triliun.

"Jadi kita seecara sadar berusaha tidak menjual tapi tidak menambah secara nominal, nomial sama sekitar Rp65-70 triliun (di saham), tapi dana kelolaan tumbuh pesat sekitar 13-15% pertahun," lanjutnya.

Sehingga dana kelolaan yang terus tumbuh itu sejak tahun 2021 itu tidak lagi dibelikan saham hingga saat ini. Namun lebih banyak dialokasikan ke instrumen investasi lain seperti obligasi, deposito, reksadana, properti dan lainnya.

"Masalahnya pada saat itu (2021) outlook di pasar saham belum positif dan baru covid sehingga ada kemungkinan peningkatan suku bunga, inflasi dan lain sebagainya," pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Bidik Pasar Singapura,...
Bidik Pasar Singapura, KIN dan Morinaga Kolaborasi Hadirkan Inovasi Susu Premium
Meluruskan Persepsi...
Meluruskan Persepsi dan Menguak Rahasia MSG Melalui Demo Masak
Freeport Setor Rp7,73...
Freeport Setor Rp7,73 Triliun ke Pusat dan Daerah atas Keuntungan Bersih 2024
Industri Bahan Bangunan...
Industri Bahan Bangunan Menuju Konstruksi Hijau
ICP Maret 2025 Melorot,...
ICP Maret 2025 Melorot, Harga BBM Subsidi Berpeluang Turun?
Hampir 600.000 Produk...
Hampir 600.000 Produk Ilegal Diamankan, Nilainya Rp15 Miliar
BI Lapor Utang Luar...
BI Lapor Utang Luar Negeri Turun Jadi USD427,2 Miliar per Februari 2025
Harga Emas Sedikit Lagi...
Harga Emas Sedikit Lagi Rp2 Juta per Gram, Hari Ini Naik Rp32.000
Mengulik Besaran Utang...
Mengulik Besaran Utang Suriah ke Bank Dunia yang Ingin Dilunasi Arab Saudi
Rekomendasi
Update 6 Kapolda di...
Update 6 Kapolda di Pulau Jawa April 2025, Nomor 3 Baru Ditunjuk
Prestasi Timnas Indonesia...
Prestasi Timnas Indonesia di Piala Asia di Semua Level Usia: Garuda Menyala
Semangati Sopir Truk...
Semangati Sopir Truk Bongkar Muat, Polres Pelabuhan Tanjung Priok Berikan Paket Sembako
Berita Terkini
AS Selangkah Lagi Segel...
AS Selangkah Lagi Segel Harta Karun Logam Tanah Jarang Ukraina
15 menit yang lalu
Pertagas dan Husky-CNOOC...
Pertagas dan Husky-CNOOC Madura Limited Kolaborasi Optimalisasi Lapangan Gas BD
24 menit yang lalu
Dharma Polimetal Tebar...
Dharma Polimetal Tebar Dividen Rp202 Miliar, Setara 35% dari Laba Bersih
27 menit yang lalu
Bos Raksasa Minuman...
Bos Raksasa Minuman Jepang: Tarif Trump Seret Dunia ke Jurang Resesi
41 menit yang lalu
Genjot Produktivitas,...
Genjot Produktivitas, AMMAN Optimalkan Inovasi Teknologi
42 menit yang lalu
APBN Maret 2025 Defisit...
APBN Maret 2025 Defisit Rp104,2 Triliun, Wamenkeu Sebut Perencanaan Keuangan yang Cermat
2 jam yang lalu
Infografis
Harga Emas Menggila,...
Harga Emas Menggila, Kini Tembus Rp1,9 Juta Per Gram
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved