Potensi Sumbang 23% Penurunan Gas Rumah Kaca, PGN Kembangkan LNG Bunkering Services

Kamis, 19 Oktober 2023 - 21:21 WIB
loading...
Potensi Sumbang 23%...
PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina kembangkan LNG Bunkering Services sebagai inovasi dalam upaya penurunan gas rumah kaca. (Foto: dok PGN)
A A A
JAKARTA - Liquified Natural Gas (LNG) merupakan energi fosil yang memiliki potensi besar untuk diutilisasi sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan bagi kapal laut. Penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal dapat mereduksi gas rumah kacamencapai 23% jika dibandingkan dengan bahan bakar berbasis minyak saat ini.

Oleh karena itu, PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina dan badan usaha gas bumi terbesar di Indonesia menyiapkan diri dalam penyediaan LNG Bunkering Services. Inovasi PGN ini dikemukakan oleh Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar dalam Indonesia Maritime Expo, Rabu (18/10/2023).

Ia mengungkapkan bahwa PGN tengahmenyiapkan inisiatif strategis terkait LNG Bunkering Services yaitu LNG Bunkering Terminals dan LNG Bunkering Vessels. LNG Bunkering Terminals dirancang sejak Juli 2022 dengan skema 'shore-to-ship' Bunkering. Adapun terminal yang berpotensi dikembangkandalam inisiatif tersebut adalah Terminal LNG Bontang dan Terminal LNG Arun. Sedangkan LNG Bunkering Vessels menerapkan skema 'ship-to-ship' Bunkering.

Inisiatif yang didesain pada Desember 2022 ini berpotensi dikembangkan di sejumlah titik pelabuhan di Batam, Tanjung Priok – Cilegon, Tanjung Perak, Bali – NTB, Makassar – Kaltim, dan Teluk Bintuni. Saat ini, LNG merupakan pilihan terbaik sebagai alternatif bahan bakar untuk kapal laut dalam rangka penurunan emisi.

"Selain itu, terdapat ketersediaan infrastruktur LNG di Bontang yang terletak di rute ALKI IIyakni melintasi Selat Lombok menuju Selat Makasar, rute ini lebih efisien untuk pelayaran dari Australia ke Asia Timur dan sebaliknya. Faktor kunci sukses untuk menyediakan LNG Bunkering adalah peran seluruh stakeholder untuk menciptakan sebuah shared commitment,” ujar Achmad.

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan alur yang ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Alur Laut ini ditetapkan untuk pelaksanaan Hal Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan konversi hukum international.

Semua kapal dan pesawat udara asing yang melintas ke utara atau ke selatan, harus melintasi ALKI. ALKI dibagi menjadi 3 (tiga) yakni ALKI I, ALKI II, dan ALKI III. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, ALKI II merupakan rute pelayaran internasional terpendek antara Australia dan Asia Pasifik, sehingga lebih efisien sekitar 17%. Kondisi tersebut menjadi enabler untuk inisiatif LNG Bunkering di Terminal LNG Bontang sebagai alternatif yang berpotensi di Selat Malaka.

“Dengan kondisi peluang-peluang yang ada untuk LNG Bunkering Service, maka sinergi seluruh seluruh stakeholder sangatlah esensial. Tak terbatas dalam hal penyediaan LNG beserta infrastrukturnya. Tetapi juga terkait engine & fuel conversion pada kapal, certificate of compliences, legal & permits, hingga kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang supportif terhadap LNG Bunkering Services,” ujar Achmad.

Achmad juga menambahkan selain untuk menambah portofolio bisnis, PGN menjunjung tinggi nilai lebih dari LNG sebagai alternatif energi yang ramah lingkungan untuk bahan bakar kapal laut. Lebih dari 85% komposisi LNG adalah metana (CH4) yang memiliki karbon terendah. Maka LNG Bunkering services diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi menuju pencapaian target NZE 2060 dan menghadapi perubahan iklim.
(dsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1511 seconds (0.1#10.140)