Agresif, PLN Paparkan Skenario Transisi Energi Menuju NZE 2060

Minggu, 22 Oktober 2023 - 15:33 WIB
loading...
Agresif, PLN Paparkan...
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo berbicara dalam Conference on the Electric Power Supply Industry (CEPSI) di Xiamen, China pada Jumat (20/10) lalu. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) secara agresif akan meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) untuk pembangkit hingga 75% pada 2040. Hal itu dipaparkan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Conference on the Electric Power Supply Industry (CEPSI) di Xiamen, China pada Jumat (20/10) lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Darmawan menjelaskan bahwa langkah strategis perseroan adalah dengan skenario Accelerated Renewable Energy Development, melalui pembangunan Green Transmission Line, serta pembangunan Smartgrid dan Flexible Generation.



"Dalam transisi energi, kami membangun skenario Accelerated Renewable Energy Development yang secara agresif menambah 75% dari energi baru dan terbarukan dan 25% dari gas alam pada 2040," jelas Darmawan dalam keterangan pers, Minggu (22/10/2023).

Darmawan menjelaskan, guna menyinkronkan sumber daya EBT yang tersebar dan terpisah dengan pusat permintaan, PLN akan mengembangkan Green Transmission Line. Green Transmission Line ini menjadi salah satu skema yang mampu menghubungkan sumber energi dengan pusat permintaan.

"Dengan hal tersebut, maka target porsi pembangkit EBT hinga 75% pada bauran energi bisa dicapai," kata Darmawan.

Sumber energi EBT yang mayoritas bersifat intermittent, jelas dia, akan diatasi dengan pembangunan smartgrid dan flexible generation. Dengan skema ini, listrik yang berasal dari EBT bisa dipasok lebih besar tanpa harus mengkhawatirkan faktor intermitensi.

Dengan langkah-langkah strategis tersebut, PLN optimistis target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 bakal tercapai. Dari 1 miliar ton emisi pada 2060, tegas Darmawan, PLN akan mengubahnya menjadi nol ton emisi pada 2060.



PLN, lanjut dia, juga terus mempercepat upaya dekarbonisasi, salah satunya dengan pengurangan porsi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) serta transisi pembangkit fosil dengan pembangkit gas mampu mengurangi emisi karbon hingga 3,5 juta ton CO2 per tahun.

"Kami juga terus mengembangkan inovasi teknologi dengan melakukan teknologi co-firing biomassa, pengembangan hidrogen hijau serta kajian terkait carbon capture storage. Upaya-upaya ini secara paralel mampu mereduksi emisi," jelasnya.

Terkait dengan upaya-upaya tersebut, Darmawan mengatakan bahwa PLN membuka seluas-luasnya ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, tak terkecuali dari China. PLN, tegas dia, membuka peluang kerja sama dengan mengedepankan semangat keadilan.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1811 seconds (0.1#10.140)