Bukti Nyata, Utang AS Menggunung Defisit Tembus Rp26.966 Triliun

Kamis, 26 Oktober 2023 - 11:22 WIB
loading...
Bukti Nyata, Utang AS Menggunung Defisit Tembus Rp26.966 Triliun
Defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali mengkhawatirkan. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali mengkhawatirkan. Lonjakan pengeluaran di bawah Presiden Joe Biden menyusul pemotongan pajak di bawah Donald Trump memperbesar kesenjangan anggaran.

Sementara, lonjakan suku bunga membuat utang semakin meningkat sehingga kekhawatiran tentang defisit mulai mengguncang pasar keuangan.

1. Seberapa besar defisit federal?

Defisit federal mencapai USD1,7 triliun atau Rp26.966 triliun pada tahun fiskal 2023, naik dari USD1,38 triliun pada 2022. Lonjakan semacam itu biasanya hanya terjadi ketika pemerintah memerangi resesi, bukan ketika ekonomi tumbuh dengan baik.

Bahkan jika dilihat dalam konteks ekonomi AS, defisit tersebut sangat besar. Angka tersebut setara dengan 6,3% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2023, tingkat yang tidak tersentuh selama enam dekade hingga krisis keuangan global 2008.

Mengutip Washington Post, defisit tahunan ini diperkirakan akan terus bertambah, mencapai USD2,9 triliun hingga akhir tahun ini dan setiap defisit menambah jumlah utang publik yang sudah sangat besar mencapai USD26,5 triliun pada 19 Oktober, hampir sama dengan ukuran ekonomi.

2. Apakah itu benar-benar masalah?

Defisit besar-besaran sejauh mata memandang tampak masih bisa dikendalikan ketika Federal Reserve mempertahankan suku bunga di level nol dan membeli obligasi pemerintah AS senilai ratusan miliar dolar. Namun, dengan suku bunga federal fund yang mencapai 5%, pengeluaran pemerintah, dan pasokan obligasi yang harus dijual, bertambah dengan cepat sehingga dikhawatirkan akan membebani apa yang selama ini dianggap sebagai permintaan yang tidak pernah terpuaskan untuk investasi teraman di dunia.

Lonjakan pengeluaran cenderung mendorong apa yang disebut dengan bond vigilante, yaitu investor berpendapatan tetap seperti bank dan perusahaan asuransi yang portofolionya terpukul saat pinjaman melonjak menuntut imbal hasil yang lebih tinggi dapat menekan perusahaan dan konsumen.

Sinyal dari The Fed bahwa suku bunga dapat tetap atau lebih tinggi lebih lama dari yang diantisipasi para investor untuk meredam inflasi memicu kekhawatiran baru tentang keberlanjutan utang negara.

3. Apa dampaknya?

Kekhawatiran mengenai defisit, bercampur dengan faktor-faktor lain, membuat suku bunga jangka panjang melonjak di awal Oktober, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 30 tahun menyentuh level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

Keputusan Fitch Ratings pada 1 Agustus untuk mencopot peringkat kredit AAA AS dari peringkat teratasnya menjadi sorotan atas kondisi keuangan pemerintah yang tidak sehat.



Para pembangkang dari Partai Republik mengutip defisit yang melebar sebagai salah satu motivasi untuk menggulingkan Ketua DPR Kevin McCarthy, yang telah membuat kesepakatan anggaran dengan Partai Demokrat. AS sekarang mengeluarkan uang sebanyak itu setiap tahun untuk membayar bunga utang seperti halnya untuk mendanai militer.

4. Bagaimana ini bisa terjadi?

Kenyataannya adalah bahwa pemerintah jarang menyeimbangkan pembukuannya. AS hanya mencatat surplus tahunan sebanyak enam kali sejak tahun 1960, terakhir pada tahun fiskal 2001. Tantangan kronisnya adalah populasi Amerika yang menua. Semakin banyak orang yang pensiun, pemerintah harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk pembayaran pensiun Jaminan Sosial dan tunjangan kesehatan Medicare.

Namun situasi ini diperburuk oleh dua keadaan darurat. Krisis keuangan global pada tahun 2008 memicu kontraksi ekonomi yang parah yang menyebabkan defisit triliunan dolar selama empat tahun. Kemudian, mulai tahun 2020, pandemi mengharuskan pemerintah menggelontorkan dana untuk rumah tangga dan bisnis agar ekonomi tetap bertahan.

Pemotongan pajak sebesar USD1,5 triliun pada 2017, yang diberlakukan tanpa diimbangi dengan pemotongan belanja, juga memperlebar defisit, seperti halnya legislasi domestik utama yang ditandatangani oleh Biden, yang mencakup ratusan miliar dolar AS untuk mendanai proyek-proyek energi bersih dan mengatasi perubahan iklim.

5. Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi defisit?

Ledakan ekonomi yang meningkatkan pendapatan pajak akan membantu. Defisit untuk tahun fiskal yang dimulai pada 1 Oktober, misalnya, kemungkinan akan menyusut karena pajak dibayarkan untuk mencerminkan kinerja positif pasar keuangan pada tahun kalender 2023.

Item daftar harapan lainnya adalah mengurangi kemacetan di Washington, di mana Partai Demokrat menentang pemotongan program pengeluaran jaring pengaman yang besar dan Partai Republik menentang kenaikan pajak.



Dalam jajak pendapat tahunan oleh Pew Research Center, persentase orang Amerika yang menyebutkan defisit sebagai prioritas utama mencapai puncaknya pada 72% di tahun 2013, turun menjadi 42% pada tahun 2021 tetapi kembali naik, mencapai 57% di 2023.

6. Apakah ini hanya masalah di AS?

Tidak sama sekali. Secara global, utang pemerintah terus melonjak USD30 triliun dalam satu dekade terakhir, menjadi USD87,3 triliun pada kuartal kedua tahun 2023, menurut Institute of International Finance, yang mewakili bank-bank terbesar di dunia.

Sebagai bagian dari ekonomi mereka, Jepang (214%), Italia (141%), Yunani (192%) dan Singapura (136%) memiliki utang pemerintah pusat yang lebih besar daripada AS (110%) pada tahun 2022, menurut Dana Moneter Internasional. Defisit yang menguap adalah akar penyebab krisis utang negara Eropa tahun 2010 yang hampir menenggelamkan euro, dan hal ini menjadi masalah lagi, terutama di Perancis dan Italia.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0817 seconds (0.1#10.140)