Manfaatkan Bonus Demografi, Begini Strategi Ganjar Tekan Angka Stunting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo berkomitmen untuk menekan angka sunting di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan beberapa strategi yang sebelumnya juga diterapkan selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Ganjar mengatakan, masalah stunting ini menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia dalam menyambut bonus demografi Indonesia yang diproyeksikan bakal terjadi dalam beberapa tahun mendatang.
Kementerian Kesehatan mencatat angka stunting balita Indonesia sebesar 21,6 persen tahun 2022, turun dari 30,8 persen tahun 2018. Sedangkan hingga tahun 2024, stunting di Indonesia ditargetkan tersisa 14 persen.
"Kalau ibu-ibu hamil, perhatikan gizinya, periksa ke dokter jangan pelit-pelit, dan diantar sendiri, jangan suruh naik ojol, itu bentuk harmoni keluarga yang akan turun pada anaknya," ujar Ganjar saat menjadi pembicara pada acara Future Heroes 'Exceed & Excel Together', Sabtu (28/10/2023).
Menurutnya, salah satu strategi penting untuk menekan angka stunting di Indonesia dengan cara memperhatikan kondisi ibu hamil. Dengan memastikan kondisi kandungan dan yang mengandung sehat, maka tentu akan melahirkan anak yang sehat juga.
Hal itu setidaknya yang dilakukan Ganjar saat menjabat selama 10 tahun ketika menjadi Gubernur Jawa Tengah. Bagaimana dirinya menanyakan langsung memastikan kondisi ibu dan kandungannya dalam kondisi yang sehat.
"Harus diturunkan dan di nol kan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian balita. Kerjaan saya selama 10 tahun jadi Gubernur, kalau setiap saya ketemu ibu hamil, saya tanya hamil berapa, anak ke berapa, sudah diperiksa atau belum, bagaimana kondisinya," tuturnya.
"Kenapa pertanyaan ini menjadi penting, ketika pertanyaan ini dijawab oleh mereka dan mengatakan ini sehat pak, Alhamdulillah, saya diantar oleh suami. Kalau satu sampai tiga orang saya tanya jawabannya sama, saya sudah tenang, dia akan lahir sehat," ucapnya.
Sehingga, ketika anak yang dilahirkan ini sehat, maka menurut Ganjar, akan lebih mudah dibentuk untuk menjadi SDM berkualitas. Dengan begitu, pertumbuhan populasi akhirnya menjadi bonus demografi, bukan malah menjadi bencana demografi.
"Maka ini investasi pertama, sunting harus bisa kita cegah, dan anak anak ini bisa kita siapkan untuk kita isi, karena barangnya bagus, produknya bagus, sebagai produk SDM yang bagus," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan, masalah stunting ini menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia dalam menyambut bonus demografi Indonesia yang diproyeksikan bakal terjadi dalam beberapa tahun mendatang.
Kementerian Kesehatan mencatat angka stunting balita Indonesia sebesar 21,6 persen tahun 2022, turun dari 30,8 persen tahun 2018. Sedangkan hingga tahun 2024, stunting di Indonesia ditargetkan tersisa 14 persen.
"Kalau ibu-ibu hamil, perhatikan gizinya, periksa ke dokter jangan pelit-pelit, dan diantar sendiri, jangan suruh naik ojol, itu bentuk harmoni keluarga yang akan turun pada anaknya," ujar Ganjar saat menjadi pembicara pada acara Future Heroes 'Exceed & Excel Together', Sabtu (28/10/2023).
Menurutnya, salah satu strategi penting untuk menekan angka stunting di Indonesia dengan cara memperhatikan kondisi ibu hamil. Dengan memastikan kondisi kandungan dan yang mengandung sehat, maka tentu akan melahirkan anak yang sehat juga.
Hal itu setidaknya yang dilakukan Ganjar saat menjabat selama 10 tahun ketika menjadi Gubernur Jawa Tengah. Bagaimana dirinya menanyakan langsung memastikan kondisi ibu dan kandungannya dalam kondisi yang sehat.
"Harus diturunkan dan di nol kan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian balita. Kerjaan saya selama 10 tahun jadi Gubernur, kalau setiap saya ketemu ibu hamil, saya tanya hamil berapa, anak ke berapa, sudah diperiksa atau belum, bagaimana kondisinya," tuturnya.
"Kenapa pertanyaan ini menjadi penting, ketika pertanyaan ini dijawab oleh mereka dan mengatakan ini sehat pak, Alhamdulillah, saya diantar oleh suami. Kalau satu sampai tiga orang saya tanya jawabannya sama, saya sudah tenang, dia akan lahir sehat," ucapnya.
Sehingga, ketika anak yang dilahirkan ini sehat, maka menurut Ganjar, akan lebih mudah dibentuk untuk menjadi SDM berkualitas. Dengan begitu, pertumbuhan populasi akhirnya menjadi bonus demografi, bukan malah menjadi bencana demografi.
"Maka ini investasi pertama, sunting harus bisa kita cegah, dan anak anak ini bisa kita siapkan untuk kita isi, karena barangnya bagus, produknya bagus, sebagai produk SDM yang bagus," kata Ganjar.
(nng)