Harga Minyak Dunia Turun Tipis Setelah Sempat Menguat

Jum'at, 15 September 2017 - 08:48 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Tipis Setelah Sempat Menguat
Harga Minyak Dunia Turun Tipis Setelah Sempat Menguat
A A A
TOKYO - Harga minyak dunia hari ini diperdagangkan melemah. Namun, sebagian besar menahan kenaikan yang memiliki harga cukup menggoda dengan harga tertinggi dalam beberapa bulan, setelah angin topan di Amerika Serikat berlalu dan prospek permintaan meningkat dengan kuat.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/9/2017), harga minyak AS, Texas Intermediate (WTI) turun 15 sen atau 0,3% ke level USD49,74 per barel pada pukul 00.12 GMT. Harga ini sempat menembus di atas level USD50 per brel, level tertinggi dalam empat bulan pada Kamis dan berakhir naik 1,2% ke level USD49,89, penutupan tertinggi sejak 31 Juli.

Sementara, harga minyak brent juga tercatat turun 20 sen atau 0,4% menjadi USD55,27 per barel. Harga minyak brent sempat naik 0,6% ke level USD55,47 per barel dari sesi sebelumnya, penutupan tertinggi sejak 13 April.

Di pasar lain, biasanya aset safe haven seperti yen dan emas lebih tinggi, setelah Korea Utara melepaskan lagi rudal yang melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di tengah ketegangan regional yang tinggi mengenai program senjata nuklirnya.

"Hambatan psikologis sebesar USD50 per barel tetap merupakan rintangan besar bagi WTI, setelah gagal bertahan di atasnya sekali lagi," kata bank ANZ dalam sebuah catatannya.

Namun demikian, harga minyak mentah AS berada di jalur untuk kenaikan hampir 5% pekan ini, didukung oleh kembalinya kilang setelah Badai Harvey dan indikasi permintaan yang lebih kuat. Brent menuju kenaikan 3% dan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

IEA kemarin mengatakan bahwa minyak mentah dunia menyusut berkat kuatnya Eropa dan permintaan AS serta penurunan produksi di negara-negara OPEC dan non-OPEC.

OPEC sebelumnya memperkirakan permintaan minyaknya yang lebih tinggi pada 2018 dan menunjukkan tanda-tanda pasar global yang lebih ketat, mengindikasikan bahwa kesepakatan pemotongan produksi dengan negara-negara nonanggota membantu mengatasi kekurangan pasokan.

Chief Executive BP Bob Dudley mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa harga minyak kemungkinan akan bertahan antara USD50 per barel dan USD60 per barel karena produsen utama mempertahankan batasan produksi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6921 seconds (0.1#10.140)