Kedepankan Kehati-hatian, per September BNI Salurkan Kredit Rp671,4 Triliun

Selasa, 31 Oktober 2023 - 19:18 WIB
loading...
Kedepankan Kehati-hatian,...
BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sampai dengan September 2023 sebesar 7,8% (YoY) menjadi Rp671,4 triliun. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kondisi global bergejolak dalam beberapa bulan terakhir, ditandai dengan meningkatnya risiko global. Di tengah situasi tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) tetap mampu mengakselerasi penyaluran kreditnya.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, terkait kondisi global tersebut, BNI telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja agar tetap solid. Termasuk dalam akselerasi kredit yang dilakukan dengan mengedepankan asas kehati-hatian.

"Sumber pertumbuhan kredit datang dari segmen berisiko rendah yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, dan kredit konsumer, serta dua perusahaan anak, yaitu hibank dan BNI Finance," jelas Novita di Jakarta, Selasa (31/10/2023).



Akselerasi kredit ini membuat BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sampai dengan September 2023 sebesar 7,8% (year on year/YoY) menjadi Rp671,4 triliun. Sementara, dibandingkan dengan posisi Juni (quarter on quarter/QoQ) yang tumbuh 2,6%, kredit di kuartal ketiga BNI tumbuh lebih tinggi sebesar 3,2%.

Novita memaparkan, kredit segmen korporasi swasta blue chip tumbuh 19,2% (YoY) menjadi Rp251,6 triliun, diikuti segmen enterprise, yang merupakan direct value chain dari nasabah korporasi tersebut, tumbuh 10,2% (YoY) menjadi Rp57,4 triliun.

Sementara kredit di segmen konsumer tumbuh sebesar 12,7% (YoY) menjadi Rp119,5 triliun, yang dikontribusikan terutama dari pertumbuhan personal loan dan kredit pemilikan rumah. Sementara itu, lanjut dia, secara gabungan, perusahaan anak mencatatkan pertumbuhan kredit 94,3% (YoY), sebagai dampak transformasi bisnis yang mulai berjalan.

"Penyaluran kredit yang tinggi oleh perusahaan anak dihasilkan dari hibank yang fokus pada pembiayaan UMKM berbasis cluster dan BNI Finance yang fokus pada pembiayaan kepemilikan mobil di segmen konsumer," ungkapnya.

Sejalan dengan strategi akselerasi kredit di segmen berisiko rendah tersebut, kualitas kredit terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio NPL dan LaR. Rasio NPL BNI per September 2023 tercatat berada di level 2,3%, jauh membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,0%. Sementara itu, rasio LaR, yang mencakup NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi tercatat sebesar 14,4%, membaik dibandingkan September tahun 2022 yang sebesar 19,3%.



"Meskipun indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, kami terus mengimbanginya dengan penyediaan pencadangan pada level yang cukup untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian di masa mendatang," kata dia.

Novita mengatakan, rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost hingga September 2023 sebesar 1,4%, menurun 60 basis poin dibandingkan credit cost yang dibentuk pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2,0%.

Menurut dia, CKPN yang dibentuk sangat memadai untuk menutupi kebutuhan penambahan pencadangan bagi debitur-debitur yang masih dalam perhatian khusus. Kecukupan pencadangan ini, imbuh dia, tergambar dari rasio pencadangan untuk NPL dan LaR pada posisi September 2023, yang berada di level memadai masing-masing sebesar 324,5% dan 51,1%.

"Kami optimis untuk dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhan bisnis dan mencapai target bisnis tahunini," tutup Novita.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)