Wall Street Dibuka Naik, Pasar Optimistis dengan Sikap The Fed
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (9/11/2023). Pelaku pasar cukup optimistis pidato Gubernur Federal Reserve ( The Fed ) Jerome Powell bakal membawa sinyal dovish terhadap market, meskipun data tenaga kerja terakhir masih cukup panas.
Dow Jones Industrial Average naik 0,05% menjadi 34.094,03, S&P 500 menguat 0,07% di 4.385,85. Sedangkan Nasdaq Composite tumbuh 0,18% di level 13.674,65.
Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidatonya pada Jumat dini hari waktu Indonesia. Ini merupakan pidato kedua Powell, setelah Rabu lalu tak menyinggung soal kebijakan moneter Amerika Serikat dalam konferensi peringatan 100 tahun Divisi Riset dan Statistik The Fed, Rabu, (8/11/2023).
Data tenaga kerja AS mencatat jumlah klaim pengangguran baru mencapai 217 ribu pada pekan lalu. Angka ini sedikit lebih rendah dari minggu sebelumnya.
Penurunan jumlah orang tak bekerja bukan berarti ada peningkatan pekerjaan, sebab tingkat perekrutan kerja masih di level yang rendah, sebagaimana tersaji dalam data Departemen Tenaga Kerja.
Ini merupakan sinyal bahwa pasar tenaga kerja masih cukup panas, sehingga menimbulkan kekhawatiran potensi lonjakan inflasi, sekaligus pengetatan moneter.
"Pasar terbawa ekspektasi seberapa cepat The Fed melihat potensi penurunan suku bunga. Hal ini membawa pesan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin terjadi," kata ekonom Equiti Modal, Stuart Cole, dilansir Reuters, Kamis (9/11/2023).
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah bertenor sepuluh tahun masih cukup stabil di level 4,5%, sedangkan imbal hasil obligasi bertenor dua tahun, yang paling mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, naik tipis menjadi 4,94%.
Indikator FedWatch membaca peluang The Fed masih akan menahan bunga acuan pada pertemuan Desember mendatang. Sementara ada peluang 47% mereka akan memangkas setidaknya 25 basis poin pada bulan Mei.
Dow Jones Industrial Average naik 0,05% menjadi 34.094,03, S&P 500 menguat 0,07% di 4.385,85. Sedangkan Nasdaq Composite tumbuh 0,18% di level 13.674,65.
Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidatonya pada Jumat dini hari waktu Indonesia. Ini merupakan pidato kedua Powell, setelah Rabu lalu tak menyinggung soal kebijakan moneter Amerika Serikat dalam konferensi peringatan 100 tahun Divisi Riset dan Statistik The Fed, Rabu, (8/11/2023).
Data tenaga kerja AS mencatat jumlah klaim pengangguran baru mencapai 217 ribu pada pekan lalu. Angka ini sedikit lebih rendah dari minggu sebelumnya.
Penurunan jumlah orang tak bekerja bukan berarti ada peningkatan pekerjaan, sebab tingkat perekrutan kerja masih di level yang rendah, sebagaimana tersaji dalam data Departemen Tenaga Kerja.
Ini merupakan sinyal bahwa pasar tenaga kerja masih cukup panas, sehingga menimbulkan kekhawatiran potensi lonjakan inflasi, sekaligus pengetatan moneter.
"Pasar terbawa ekspektasi seberapa cepat The Fed melihat potensi penurunan suku bunga. Hal ini membawa pesan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin terjadi," kata ekonom Equiti Modal, Stuart Cole, dilansir Reuters, Kamis (9/11/2023).
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah bertenor sepuluh tahun masih cukup stabil di level 4,5%, sedangkan imbal hasil obligasi bertenor dua tahun, yang paling mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, naik tipis menjadi 4,94%.
Indikator FedWatch membaca peluang The Fed masih akan menahan bunga acuan pada pertemuan Desember mendatang. Sementara ada peluang 47% mereka akan memangkas setidaknya 25 basis poin pada bulan Mei.
(uka)