Wall Street Dibuka Tak Kompak, Pasar Amati Komentar Pejabat The Fed
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wall Street tak kompak pada pembukaan perdagangan Selasa (7/11/2023). Optimisme pelaku pasar terhadap potensi penurunan suku bunga kian menguat, meskipun masih terdapat kekhawatiran atas pernyataan sejumlah pejabat Federal Reserve ( The Fed ).
Dow Jones Industrial Average turun 0,10%, pada pembukaan menjadi 34.060,73. S&P 500 menguat sebesar 0,03%, pada 4,367.20, sedangkan Nasdaq Composite tumbuh 0,33%, menjadi 13,563.13 pada bel pembukaan.
Imbal hasil atau yield surat utang negara (treasury) bertenor 10 tahun melandai di level 4,622%, memberi sinyal bahwa ekspektasi suku bunga tinggi mulai berkurang. Namun, pelaku pasar masih wait and see menanti lelang obligasi dari pemerintah pada pekan ini.
Minimnya kabar makro pekan ini tak serta merta membuat market stabil. Pasalnya, sejumlah pidato pejabat The Fed membangun kekhawatiran baru atas peluang pengetatan lebih lanjut.
Seperti halnya pejabat The Fed wilayah Chicago AS, Austan Goolsbee, yang mengakui adanya tren penurunan inflasi, tetapi menegaskan bahwa peningkatan harga belumlah usai.
"Kami pikir suku bunga tinggi saat ini masih akan bertahan untuk waktu yang lama. Penurunan baru akan terjadi pada kuartal ketiga tahun depan," kata Chief Investment Strategist, CFRA Research, Sam Stovall, dilansir Reuters, Selasa (7/11/2023).
Musim laporan keuangan kuartal III mulai memasuki babak terakhir. Saat ini investor masih fokus terhadap pernyataan pejabat The Fed, seperti Christopher Waller, dan John Williams. Gubernur The Fed Jerome Powell akan menjadi sorotan pada Rabu depan.
Dow Jones Industrial Average turun 0,10%, pada pembukaan menjadi 34.060,73. S&P 500 menguat sebesar 0,03%, pada 4,367.20, sedangkan Nasdaq Composite tumbuh 0,33%, menjadi 13,563.13 pada bel pembukaan.
Imbal hasil atau yield surat utang negara (treasury) bertenor 10 tahun melandai di level 4,622%, memberi sinyal bahwa ekspektasi suku bunga tinggi mulai berkurang. Namun, pelaku pasar masih wait and see menanti lelang obligasi dari pemerintah pada pekan ini.
Minimnya kabar makro pekan ini tak serta merta membuat market stabil. Pasalnya, sejumlah pidato pejabat The Fed membangun kekhawatiran baru atas peluang pengetatan lebih lanjut.
Seperti halnya pejabat The Fed wilayah Chicago AS, Austan Goolsbee, yang mengakui adanya tren penurunan inflasi, tetapi menegaskan bahwa peningkatan harga belumlah usai.
"Kami pikir suku bunga tinggi saat ini masih akan bertahan untuk waktu yang lama. Penurunan baru akan terjadi pada kuartal ketiga tahun depan," kata Chief Investment Strategist, CFRA Research, Sam Stovall, dilansir Reuters, Selasa (7/11/2023).
Musim laporan keuangan kuartal III mulai memasuki babak terakhir. Saat ini investor masih fokus terhadap pernyataan pejabat The Fed, seperti Christopher Waller, dan John Williams. Gubernur The Fed Jerome Powell akan menjadi sorotan pada Rabu depan.
(uka)