Serius Garap Transformasi Digital, Produksi Batubara Bukit Asam Moncer
loading...
A
A
A
MUARAENIM - PT Bukit Asam (PTBA) melakukan transformasi digital di hampir seluruh lini operasional mereka, terutama padaproduksi. Lewat transformasi digital , PTBA mengklaim telah mampu mendorong terjadinya efisiensi dan peningkatan produksi batubara secara signiifikan.
Proses transformasi digital pada kegiatan operasional PTBA, tergambar jelas di ruang kendali yang diberi nama Mine Control Center (MCC). Dinding di ruang utama ruang kontrol itu dipasang tiga layar berukuran sangat besar.
Di layar itu tampil aktifitas operasional tambang yang direkam melalui kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di areal operasional dan terhubung langsung melalui Internet ke MCC. Ada pula data-data produksi dan rekaman pergerakan kendaraan tambang yang sedang beroperasi.
Di ruangan lainnya, terdapat sejumlah staf dengan peralatan komputasi canggih. Mereka bertugas menerima dan mengolah data dan rekaman video untuk dimunculkan di layar raksasa di ruang kendali utama. Baik data maupun rekaman aktifitas itu dimunculkan secara waktu nyata (real time).
"Kita sudah mulai transformasi digitalisasi ini sejak tahun 2020. Kita bentuk tim digitalisasi. Saat ini hampir seluruh operasional kita sudah terhubung dengan Internet dan beralih dari manual ke digital. Hanya tersisa beberapa lagi yang masih on progress," kata Asisten Manajer Administrasi Dan Pelaporan Penambangan PTBA, Muhammad Ihsan.
Ihsan menyebutkan, nilai lebih yang mereka dapat dari transformasi digitalisasi adalah efisiensi produksi, utamanya dari konsumsi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan operasional tambang. Kemudian produktivitas produksi batubara serta monitoring untuk meminimalisir terjadinya kegagalan sistem maupun kelalaian dari pekerja yang jumlahnya mencapai 7 ribu orang.
"Untuk produksi kita naik sekitar 10-20 persen setelah melakukan transformasi digital ini. Kemudian keuntungan yang kita dapat adalah penghematan BBM. Waktu kita merencanakan digitalisasi ini di awal, targetnya memang efisiensi BBM," sebutnya.
"Satu hal lagi yang penting kenapa transformasi ini penting adalah agar jika dewan direksi ingin mengambil kebijakan perusahaan, data pendukungnya sudah ada di kita. Jadi keputusan yang diambil lebih rasional, berdasarkan data," tambahnya.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam, Niko Chandra menerangkan, total produksi batubara PT Bukit Asam hingga Triwulan III-2023 telah mencapai 31,9 ton. Tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya 27,7 juta ton.
Total produksi ini sudah mendekati target di rencana kerja perseroan di tahun ini yang mencapai 40 juta ton untuk di Unit Tanjung Enim saja. Perseroan optimis bisa mencapai target produksi 40 juta ton itu dan yakin total produksi hingga akhir tahun bisa digenjot hingga 43 juta ton.
"Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 14,9 persen menjadi 27,0 juta ton. Hingga Triwulan III-2023, Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51 persen," terang Niko.
Kenaikan produksi ini ikut berkontribusi pada laba bersih perusahaan yang mencapai Rp3,8 triliun. Kinerja baik tersebut dibukukan hingga triwulan III-2023.Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp27,7 triliun. Sedangkan total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp36,0 triliun.
Proses transformasi digital pada kegiatan operasional PTBA, tergambar jelas di ruang kendali yang diberi nama Mine Control Center (MCC). Dinding di ruang utama ruang kontrol itu dipasang tiga layar berukuran sangat besar.
Di layar itu tampil aktifitas operasional tambang yang direkam melalui kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di areal operasional dan terhubung langsung melalui Internet ke MCC. Ada pula data-data produksi dan rekaman pergerakan kendaraan tambang yang sedang beroperasi.
Di ruangan lainnya, terdapat sejumlah staf dengan peralatan komputasi canggih. Mereka bertugas menerima dan mengolah data dan rekaman video untuk dimunculkan di layar raksasa di ruang kendali utama. Baik data maupun rekaman aktifitas itu dimunculkan secara waktu nyata (real time).
"Kita sudah mulai transformasi digitalisasi ini sejak tahun 2020. Kita bentuk tim digitalisasi. Saat ini hampir seluruh operasional kita sudah terhubung dengan Internet dan beralih dari manual ke digital. Hanya tersisa beberapa lagi yang masih on progress," kata Asisten Manajer Administrasi Dan Pelaporan Penambangan PTBA, Muhammad Ihsan.
Ihsan menyebutkan, nilai lebih yang mereka dapat dari transformasi digitalisasi adalah efisiensi produksi, utamanya dari konsumsi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan operasional tambang. Kemudian produktivitas produksi batubara serta monitoring untuk meminimalisir terjadinya kegagalan sistem maupun kelalaian dari pekerja yang jumlahnya mencapai 7 ribu orang.
"Untuk produksi kita naik sekitar 10-20 persen setelah melakukan transformasi digital ini. Kemudian keuntungan yang kita dapat adalah penghematan BBM. Waktu kita merencanakan digitalisasi ini di awal, targetnya memang efisiensi BBM," sebutnya.
"Satu hal lagi yang penting kenapa transformasi ini penting adalah agar jika dewan direksi ingin mengambil kebijakan perusahaan, data pendukungnya sudah ada di kita. Jadi keputusan yang diambil lebih rasional, berdasarkan data," tambahnya.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam, Niko Chandra menerangkan, total produksi batubara PT Bukit Asam hingga Triwulan III-2023 telah mencapai 31,9 ton. Tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya 27,7 juta ton.
Total produksi ini sudah mendekati target di rencana kerja perseroan di tahun ini yang mencapai 40 juta ton untuk di Unit Tanjung Enim saja. Perseroan optimis bisa mencapai target produksi 40 juta ton itu dan yakin total produksi hingga akhir tahun bisa digenjot hingga 43 juta ton.
"Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 14,9 persen menjadi 27,0 juta ton. Hingga Triwulan III-2023, Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51 persen," terang Niko.
Kenaikan produksi ini ikut berkontribusi pada laba bersih perusahaan yang mencapai Rp3,8 triliun. Kinerja baik tersebut dibukukan hingga triwulan III-2023.Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp27,7 triliun. Sedangkan total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp36,0 triliun.
(akr)